Virus Corona

Doni Monardo: 30 Persen Warga Jakarta Tak Khawatir dan Yakin Tidak Berisiko Tertular Covid-19

Doni juga menanggapi anggapan masyarakat yang menyebut jika vaksin ditemukan, maka akan aman dari Covid-19.

Tribunnews/Dany Permana
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letnan Jenderal TNI Doni Monardo berbincang dengan redaksi Tribun Network di Jakarta, Senin (7/9/2020). 

WARTAKOTALIVE, JAKARTA - Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Doni Monardo mengungkapkan, 30 persen warga DKI Jakarta merasa tak mungkin berisiko tertular Covid-19.

Data itu didapatkan Doni melalui Balitbangkes Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

Hal itu disampaikan Doni dalam webinar bertajuk 'Arah Kebijakan Penanganan Pandemi Covid-19', Rabu (16/9/2020).

Hari Ini Boyamin Saiman Serahkan Bukti Kode Bapakmu dan Bapakku dalam Kasus Djoko Tjandra ke KPK

"Ada 30 persen warga negara kita di DKI Jakarta yang masih merasa atau tidak khawatir terhadap virus ini."

"Saya ulangi lagi, 30 persen warga DKI yang tidak khawatir terhadap virus Covid-19 ini kemudian dia tidak mungkin risiko," ungkap Doni.

Lalu, kata Doni, di Jawa Timur sebanyak 29,20 persen warganya yakin tidak mungkin terkena Covid-19.

Luhut Panjaitan dan Doni Monardo Dikasih Waktu Dua Minggu Redam Covid-19 di 9 Provinsi, Sanggup?

Sedangkan 4.5 persen warga merasa tidak khawatir terhadap Covid-19.

"Ini yang kita hadapi termasuk Jawa Tengah, Jawa Barat, dan juga Kalimantan Selatan dan daerah-daerah," ucap Doni.

Kepala BNPB ini pun menyebutkan, data survei tersebut menunjukan apa yang terjadi saat ini, di mana angka penyebaran Covid-19 tertinggi terjadi di DKI Jakarta dan Jawa Timur.

Ditugaskan Jokowi, Luhut dan Doni Monardo Wajib Pastikan 9 Provinsi Termasuk Jakarta Terapkan PSBM

Maka dari itu, Doni menilai, pentingnya meyakinkan masyatakat terhadap bahaya Covid-19.

"Apa yang harus kita lakukan adalah meyakinkan masyarakat bahwa Covid-19 ini nyata kok, ini adalah fakta."

"Ini telah menimbulkan banyak korban yang sangat banyak. Jangan anggap enteng Covid-19 ini," tegas Doni.

Lagi, Satu Dokter di Kabupaten Bekasi Meninggal Akibat Covid-19, Bertugas di Jakarta

Doni juga menanggapi anggapan masyarakat yang menyebut jika vaksin ditemukan, maka akan aman dari Covid-19.

Menurut Doni, ungkapan tersebut sangat tidak benar.

Sebab, hingga saat ini belum ada yang bisa memprediksi Covid-19 akan berakhir dalam waktu dekat, meski vaksin sudah ditemukan dan disuntikkan ke masyarakat.

Hadi Pranoto Gugat Muannas Alaidid Rp 150 Triliun, Minta Kantor PSI di Seluruh Indonesia Disita

"Saya katakan tidak akan pernah aman."

"Covid-19 tidak pernah akan tahu kita akan berakhir."

"Jadi kita jangan sampai menganggap dengan adanya vaksin, dengan adanya obat, Covid-19 akan berakhir."

Keponakan Prabowo Lulus Sekolah Cakada PDIP Gelombang III dengan Predikat Peringkat 2 Terbaik

"Belum. Belum akan berakhir," ucap Doni.

Doni pun mengatakan, hanya Allah SWT yang bisa mengetahui pandemi ini akan berakhir kapan.

Maka dari itu, Kepala BNPB ini mengajak masyarakat untuk terus mematuhi dan disiplin menjalankan protokol kesehatan.

Tunggu Hasil Tes Swab, Mantan Wamenlu Dino Patti Djalal Dirawat di RSPAD Gatot Soebroto

Yakni, 3M, memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan.

Doni juga mengajak tokoh publik untuk terlibat dalam kampanye protokol kesehatan.

Hal tersebut bisa dilakukan dengan tetap menggunakan masker saat beraktivitas sehingga bisa menjadi contoh bagi masyarakat.

KRONOLOGI Dua Pengemudi Ojek Ditembak KKB Papua, Korban Kedua Sempat Dianiaya

"Kita pakai masker tidak pernah lepas, tetapi ketika bertemu dengan seseorang tidak sadar difoto akhirnya fotonya beredar."

"Sehingga ini perlu menjadi bagian dari budaya kita untuk selalu mengikuti ketentuan agar saat berfoto dan sebagainya dan sampai dilepas masker," beber Doni.

Berikut ini sebaran kasus Covid-19 di Indonesia per 15 September 2020, dikutip Wartakotalive dari laman covid19.go.id:

DKI JAKARTA

Jumlah Kasus: 56.175 (24.6%)

JAWA TIMUR

Jumlah Kasus: 38.809 (17.6%)

JAWA TENGAH

Jumlah Kasus: 18.111 (8.1%)

JAWA BARAT

Jumlah Kasus: 14.938 (6.6%)

SULAWESI SELATAN

Jumlah Kasus: 13.583 (6.2%)

KALIMANTAN SELATAN

Jumlah Kasus: 9.500 (4.3%)

SUMATERA UTARA

Jumlah Kasus: 8.808 (3.9%)

BALI

Jumlah Kasus: 7.380 (3.3%)

KALIMANTAN TIMUR

Jumlah Kasus: 6.100 (2.7%)

SUMATERA SELATAN

Jumlah Kasus: 5.118 (2.3%)

PAPUA

Jumlah Kasus: 4.637 (2.0%)

SULAWESI UTARA

Jumlah Kasus: 4.171 (1.9%)

RIAU

Jumlah Kasus: 4.054 (1.7%)

BANTEN

Jumlah Kasus: 3.636 (1.6%)

SUMATERA BARAT

Jumlah Kasus: 3.633 (1.5%)

KALIMANTAN TENGAH

Jumlah Kasus: 3.059 (1.4%)

ACEH

Jumlah Kasus: 3.032 (1.2%)

NUSA TENGGARA BARAT

Jumlah Kasus: 2.981 (1.4%)

MALUKU

Jumlah Kasus: 2.481 (1.1%)

GORONTALO

Jumlah Kasus: 2.330 (1.1%)

MALUKU UTARA

Jumlah Kasus: 1.956 (0.9%)

SULAWESI TENGGARA

Jumlah Kasus: 1.948 (0.9%)

DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Jumlah Kasus: 1.895 (0.8%)

KEPULAUAN RIAU

Jumlah Kasus: 1.438 (0.6%)

PAPUA BARAT

Jumlah Kasus: 1.236 (0.5%)

KALIMANTAN BARAT

Jumlah Kasus: 784 (0.3%)

LAMPUNG

Jumlah Kasus: 644 (0.3%)

KALIMANTAN UTARA

Jumlah Kasus: 479 (0.2%)

BENGKULU

Jumlah Kasus: 476 (0.2%)

SULAWESI BARAT

Jumlah Kasus: 475 (0.2%)

JAMBI

Jumlah Kasus: 331 (0.1%)

KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

Jumlah Kasus: 284 (0.1%)

NUSA TENGGARA TIMUR

Jumlah Kasus: 276 (0.1%)

SULAWESI TENGAH

Jumlah Kasus: 272 (0.1%). (Fransiskus Adhiyuda)

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved