Jurnalis Arab Saudi Hilang

UPDATE Pembunuhan Jamal Khashoggi, Pelapor Khusus PBB: Putra Mahkota Pangeran MBS Tersangka Utama

Urusan perintah dan penghasutan pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi, Pangeran MBS adalah tersangka utamanya.

straitstimes.com
JURNALIS Jamal Khashoggi dan Pangeran Mohammed bin Salman (MBS). 

"Dia adalah tersangka utama dalam hal menentukan siapa yang memerintahkan atau yang menghasut pembunuhan..." 

WARTAKOTALIVE.COM, JENEWA - Putra mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman (MBS) merupakan tersangka utama dalam kasus pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi di Istanbul, Turki, pada 2018.

Demikian disampaikan seorang pejabat Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) Agnes Callamard.

Mengutip Kantor Berita Anadolu, pelapor khusus PBB untuk urusan arbitrer yang juga pakar Hak Asasi Manusia (HAM), Agnes Callamard, mengatakan, meski dia tidak punya bukti terhadap MBS, namun urusan perintah dan penghasutan pembunuhan, MBS adalah tersangka utamanya.

Pangeran MBS Disebut Retas Ponsel Orang Terkaya Dunia pada 2018, Terkait Pembunuhan Jamal Khashoggi?

Tunangan Jamal Khashoggi Menyerukan Agar 5 Orang yang Dihukum Mati di Arab Saudi Tidak Dieksekusi

"Begini, saya pikir dia adalah tersangka utama dalam hal menentukan siapa yang memerintahkan atau yang menghasut pembunuhan," katanya.

"Dia ada dalam skema. Secara pribadi, saya (memang) tidak memiliki bukti yang menunjuk kepadanya sebagai (orang) yang telah memerintahkan kejahatan," imbuh Callamard, yang juga seorang pengacara hak asasi manusia yang terkenal.

Namun, menurut wanita itu, bukti tidak langsung menunjukkan bahwa kejahatan seperti itu tidak mungkin terjadi tanpa kontribusi MBS.

"Saya yakin menurut informasi yang diberikan lebih dari setahun lalu, CIA (badan intelijen pusat) telah memiliki informasi ini," ujar Callamard.

Pakar HAM PBB: Ada Bukti Putra Mahkota Arab Saudi MBS Terlibat Pembunuhan Jurnalis Jamal Khashoggi

Hukuman Mati 5 Orang Terkait Jamal Khashoggi Dicurigai untuk Lindungi Pangeran MBS, Kecaman Meluas

Berlalu 1 Tahun, Diduga Libatkan Pangeran MBS, Ini Kronologi Pembunuhan Jamal Khashoggi yang Misteri

Lebih adil di Turki dibanding di Arab Saudi

Dia mencatat bahwa persidangan Turki diadakan secara 'in absentia' karena semua orang tahu bahwa Arab Saudi tak akan membiarkan para terdakwa menghadapi persidangan langsung di Turki.

Callamard menggambarkan persidangan di Turki lebih adil daripada di Arab Saudi.

Pada 3 Juli lalu, Turki mengadakan persidangan kasus pembunuhan Khashoggi, dengan mendaftar 20 warga Saudi yang dituduh terlibat dalam pembunuhan.

Terungkap, Percakapan Tim Pembunuh soal Cara Membawa Jasad Jamal Khashoggi, Begini Isinya

Pengawal Pangeran MBS Sebut Jamal Khashoggi Hewan Kurban, Arab Saudi Berusaha Hancurkan Bukti

Penyelidikan independen PBB

Callamard sebelumnya juga melaporkan hasil penyelidikan independen dari tim Hak Asasi Manusia (HAM) Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) yang menyimpulkan, Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman (MBS) terlibat dalam pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi.

Dari hasil penyelidikan yang digelar awal tahun 2019, Agnes Callamard Pelapor Khusus PBB untuk Eksekusi Ekstrayudisial, Ringkasan, dan Arbitrasi, menuturkan bahwa putra mahkota Arab Saudi Pangeran MBS bertanggung jawab atas kematian Khashoggi.

"Tidak diragukan terdapat bukti kredibel yang mengharuskan dilakukannya penyelidikan terhadap pejabat tinggi Saudi, termasuk Putra Mahkota," ujar Penyelidik PBB Agnes Callamard seperti dikutip AFP Rabu (19/6/2019).

 PBB: Jamal Khashoggi Korban Pembunuhan Brutal dan Terencana Pejabat Arab Saudi

 Putra Jamal Khashoggi Bantah Terima Kompensasi Uang Darah Kematian Sang Ayah

 Raja Salman Dikabarkan Bersitegang dengan Pangeran MBS, Sejak Kasus Pembunuhan Jamal Khashoggi

AGNES Callamard, Ketua tim investigasi PBB untuk kasus pembunuhan Jamal Khashoggi, jurnalis Arab Saudi.
AGNES Callamard, Ketua tim investigasi PBB untuk kasus pembunuhan Jamal Khashoggi, jurnalis Arab Saudi. (rappler.com)

Laporan itu tidak menekankan adanya kesimpulan telah terjadi pelanggaran.

Satu-satunya kesimpulan, seperti dikutip Wartakotalive.com dari Kompas.com, adalah adanya bukti yang membutuhkan investigasi lebih lanjut.

Dia menuturkan salah satu bukti yang diperolehnya memperlihatkan Khashoggi menyadari penuh kekuasaan yang dipegang oleh MBS, dan begitu takut terhadapnya.

Editor Diplomatik Al Jazeera James Bays yang melaporkan langsung dari markas PBB di New Yor mengatakan, penemuan Callamard jelas "memberatkan".

"Dalam laporan ini, terlihat jelas siapa yang harus disalahkan. Callamard menjelaskan bahwa Saudi melakukan pembunuhan berencana terhadap Khashoggi," ujar Bays.

 Pembunuhan Jamal Khashoggi, Menlu AS: Amerika Tidak Menutup-nutupi Kasus Ini

 Dikecam 36 Negara soal Pembunuhan Jurnalis Jamal Khashoggi, Arab Saudi Malah Balik Mengutuk 

PUTRA tertua Jamal Khashoggi, Salah (kiri) berjabat tangan dengan Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman, dalam pertemuan keduanya di Istana Kerajaan Saudi, Riyadh, Selasa (23/10/2018).
PUTRA tertua Jamal Khashoggi, Salah (kiri) berjabat tangan dengan Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman, dalam pertemuan keduanya di Istana Kerajaan Saudi, Riyadh, Selasa (23/10/2018). (AFP/Handout/Saudi Press Agency)

Dimutilasi, jasad tak pernah ditemukan

Jamal Khashoggi sendiri adalah jurnalis Arab Saudi yang mengasingkan diri ke Amerika Serikat pada 2017 lantaran 'dikejar' keluarga kerajaan akibat suara vokalnya yang kerap mengkritik.

Pada 2 Oktober 2020 dia pergi ke konsulat Saudi di Istanbul, Turki untuk mengurus dokumen agar dapat menikah dengan tunangannya, Hatice Cengiz.

Tim penyelidik percaya bahwa Khashoggi dibunuh dan dimutilasi saat tunangannya menunggu di luar gedung konsulat, tetapi jenazahnya belum pernah ditemukan.

Para pejabat Saudi awalnya mengklaim bahwa dia telah meninggalkan gedung itu dalam keadaan hidup.

Namun, klaim itu berubah beberapa kali dalam beberapa pekan pasca ketidakmunculan Khashoggi.

Rincian pembunuhan Jamal Khashoggi yang mengerikan mengejutkan dunia. Hingga kini jasad sang jurnalis tak pernah ditemukan.

Kabar Terbaru, Jenazah Jurnalis Jamal Khashoggi Dimusnahkan dengan Cara Dibakar

Update Kasus Jamal Khashoggi Terungkap Kata Terakhir Korban Berucap Aku Tercekik

Dari informasi dan bukti sementara yang ditemukan mengarah pada kasus mutilasi.

Khashoggi yang telah dibunuh lalu jasadnya dimutilasi dan dihilangkan dengan cairan kimia.

Informasi berikutnya menduga kuat bahwa jasadnya dibakar di dalam oven. 

Berikutnya, laporan hasil investigasi PBB mengatakan bahwa ada bukti yang dapat dipercaya Putra Mahkota Mohammed bin Salman ( MBS) dan pejabat tinggi Saudi lainnya bertanggung jawab secara individual.

Pangeran MBS kemudian membantah telah terlibat dalam pembunuhan itu, tetapi mengatakan dia 'bertanggung jawab penuh sebagai pemimpin di Arab Saudi, terutama karena itu dilakukan oleh orang-orang yang bekerja untuk pemerintah Saudi'.

Kesaksian Staf Kedutaan Saudi, ada 'tusuk daging'

Sebelumnya, dalam persidangan kasus Jamal Khashoggi awal Juli 2020, seorang staf di Kedutaan Besar Arab Saudi mengungkapkan, dia melihat "banyak tusuk daging" dalam kasus pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi.

Selain itu, si karyawan juga menuturkan bagaimana dia diperintahkan oleh 'rekannya yang panik' untuk menyalakan oven begitu Khashoggi dibunuh dan dimutilasi.

Zeki Demir, yang bekerja untuk konsulat Saudi mengatakan pada hari pembunuhan, dihubungi untuk datang ke kediaman konsul jenderal.

"Setidaknya ada enam orang di sana. Mereka meminta saya untuk menyalakan tandoor (oven). Terdapat suara kepanikan di sana," jelas Demir.

Dalam persidangan, Demir juga mengungkapkan dia melihat 'tusuk daging', dan mengamati marmer di sekitar oven berubah warna seolah sudah dibersihkan dengan bahan kimia.

JURNALIS Arab Saudi Jamal Khashoggi. Kolumnis The Washington Post ini diketahui terakhir masuk ke Gedung Konsulat Arab Saudi di Turki sebelum dinyatakan hilang.
JURNALIS Arab Saudi Jamal Khashoggi. Kolumnis The Washington Post ini diketahui terakhir masuk ke Gedung Konsulat Arab Saudi di Turki sebelum dinyatakan hilang. (Kolase foto Tribunnews.com (Sumber: Twitter/JKhashoggi, AFP via middleeasteye.net))

Sidang in absentia, mantan penasehat Pangeran MBS dan petinggi intelijen terlibat

Dilansir Daily Mail Jumat (3/7/2020), pengadilan Turki membuka sidang in absentia atas dua mantan staf Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman.

Selain putra mahkota yang akrab disapa MBS itu, Turki juga menyidangkan 18 warga Saudi lain atas pembunuhan Jamal Khashoggi.

Sidang yang digelar di Istanbul itu akan dimonitor secara serius, untuk mencari tahu jika ada informasi terbaru mengenai jenazah Khashoggi.

Jaksa penuntut total menjerat 20 warga Saudi atas kematian Jamal Khashoggi, seorang kolumnis The Washington Post di Konsulat Istanbul, pada Oktober 2018 tersebut.

Penegak hukum bermaksud menjerat semua terdakwa dengan hukuman seumur hidup, dengan kecurigaan akan pelaku utama mengarah ke MBS.

Saudi dilaporkan menolak permintaan Ankara untuk mengekstradisi terdakwa, dan memilih untuk mengadili mereka di Riyadh.

Penuntutan tersebut disebut merupakan upaya "pencucian kasus", dengan keluarga Khashoggi mengumumkan bahwa mereka memaafkan pelaku.

Jaksa penuntut Turki mendakwa Saud al-Qahtani, mantan penasihat MBS, dan Ahmed al-Assiri, eks petinggi intelijen Saudi, dengan "merencanakan pembunuhan berencana melalui naluri jahat".

Ankara juga menjerat 18 orang yang menjadi tim pembunuh dengan hukuman seumur hidup, dengan dakwaan mengeksekusi pembunuhan berencana.

PANGERAN Mohammed bin Salman (MBS) dan Saud al-Qahtani, mantan penasihat bidang media Pangeran MBS yang diduga kuat sebagai otak pembunuhan Jamal Khashoggi, jurnalis Arab Saud.
PANGERAN Mohammed bin Salman (MBS) dan Saud al-Qahtani, mantan penasihat bidang media Pangeran MBS yang diduga kuat sebagai otak pembunuhan Jamal Khashoggi, jurnalis Arab Saud. (tellerreport.com)

Dimutilasi dengan gergaji tulang

Khashoggi, yang mengasingkan diri di AS, datang ke Konsulat Saudi di Istanbul pada Oktober 2018 untuk mengurus dokumen pernikahan dengan tunangannya, Hatice Cengiz.

Sesampai di sana, ternyata dia sudah ditunggu oleh 15 agen yang dikirim oleh negara kaya minyak tersebut guna menjemput dirinya.

Mereka termasuk dokter forensik, perwira intelijen dan keamanan, maupun sejumlah sosok yang bekerja di kantor Putra Mahkota MBS.

Dalam keterangan pihak berwajib Turki, Khashoggi yang sebelumnya masuk dalam lingkaran kerajaan Saudi itu dibunuh dan jenazahnya dimutilasi dengan gergaji tulang.

Setelah kejadian tersebut menjadi sorotan, Ankara disebut membagikan rekaman di dalam konsulat dengan badan asing, seperti Dinas Intelijen Pusat AS (CIA).

Riyadh awalnya mengelak soal pembunuhan itu.

Seiring dengan makin kerasnya sorotan, mereka mengakui Khashoggi tewas dibunuh oleh orang suruhan.

Pada Desember, lima dari 11 orang yang diadili dijatuhi hukuman mati, dengan tiga lainnya dihukum penjara dengan total 24 tahun.

Lalu, saat bulan suci Ramadan, keluarga Khashoggi yang diwakili putranya mengumumkan mengampuni pembunuh, yang berdampak pada penangguhan eksekusi.

Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pejabat PBB: Putra Mahkota Saudi Tersangka Utama Pembunuhan Khashoggi" Penulis: Miranti Kencana Wirawan dan "Pembunuhan Khashoggi, Staf Kedutaan Saudi Ungkap Adanya "Tusuk Daging"  Penulis: Ardi Priyatno Utomo 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved