Hari Raya Idul Fitri

Antisipasi Sampah Lebaran, DLHK Kota Depok Terjunkan 50 Truk Sampah dan 200 Petugas Kebersihan

Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Depok mulai memersiapkan para personelnya guna menghalau lonjakan volume sampah saat Lebaran.

Penulis: Vini Rizki Amelia |
Kompas.com
Tumpukan sampah menggunung di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Cipayung, Depok, Jawa Barat. 

Laporan Wartawan Wartakotalive.com, Vini Rizki Amelia

WARTAKOTALIVE.COM, DEPOK - Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Depok mulai memersiapkan para personelnya guna menghalau lonjakan volume sampah saat Lebaran.

Sebanyak 50 armada truk pengangkut sampah akan diluncurkan bersamaan dengan 200 personel kebersihan (pesapon)

 “Kami menyiagakan sedikitnya 200 pesapon dan 50 armada truk saat libur lebaran. Untuk hari H dan H+1, petugas kami tetap ada yang piket secara bergantian,” ujar Kepala Bidang Kebersihan DLHK Kota Depok, Iyay Gumilar saat dihubungi wartawan, Jumat (22/5/2020).

Hasil Rapid Test Massal Pemkot Depok dan BIN Terhadap 531 Warga, 33 Dinyatakan Reaktif Covid-19

Seperti pada lebaran sebelumnya, Iyay mengatakan selalu terjadi  peningkatan sampah yang masuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Cipayung di hari lebaran.

Namun, untuk tahun ini pihaknya memprediksi peningkatan sampah tidak terlalu signifikan.

“Melihat tahun-tahun sebelumnya, memang terjadi peningkatan sampah di hari lebaran.

Prediksi Terbukti, 21 Mei Jadi Rekor Terbanyak Kendaraan Pemudik Diputar Balik Mencapai 4.112 Unit

"Namun tahun ini sepertinya tidak ada pasar kaget, mengingat aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

"Jadi prediksi kami 800 ton saat lebaran, selisih 50 ton saat hari biasa,” paparnya.

Sebagai antisipasi membludaknya volume sampah yang masuk ke TPA Cipayung, Iyay mengatakan pihaknya mengimbau Unit Pengolah Sampah (UPS) di seluruh Kota Depok untuk mengolah sampah yang dihasilkan saat lebaran.

Gunungan Sampah TPA Cipeucang Longsor Tutupi Aliran Sungai Cisadane

Hal ini dinilai perlu untuk menekan produksi sampah yang masuk ke TPA Cipayung.

“Adapun titik yang menjadi pantauan kami, utamanya di jalan protokol seperti Margonda," katanya.

TPA Cipayung Kewalahan Tampung Sampah Depok, Akan Dialihkan ke Nambo

Tumpukan sampah yang menggunung di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Cipayung, Kota Depok, memang menyisakan persoalan.

TPA itu menerima sampah 950 ton per hari dari warga Depok.

Lahan seluas 10,8 hektar ini sudah semakin sumpek.

Warga yang tinggal beberapa kilometer dari lokasi TPA mengeluh aroma tak sedap yang ditimbulkan oleh gunungan sampah tersebut.

 Warga Keluhkan Pengelolaan Sampah di Perumahan Metland Cibitung Bekasi Buruk

 Ini Mekanisme Daur Ulang Sampah Elektronik

Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) TPA Cipayung, Ardan Kurniawan mengatakan, pihaknya tengah melakukan kajian untuk merevitalisasi TPA tersebut.

"Kami sedang berupaya mengembalikan kondisi TPA ke kondisi ideal, saat ini sedang dilakukan DED (Detail Enginering Design), paling cepat akan dilaksanakan pada 2020," ujar Ardan kepada Warta Kota saat ditemui di ruang kerjanya di Kantor UPT TPA Cipayung, Kota Depok, Senin (16/9/2019).

Dengan revitalisasi ini, diharapkan bisa mengembalikan kondisi TPA Cipayung seperti semula.

Dialihkan ke Nambo

Sembari menunggu disahkannya DED, Ardan mengatakan saat ini pihaknya tengah mengupayakan untuk dilakukannya percepatan pembuangan sampah ke Nambo (Bogor).

 VIDEO : Petugas Sudin Tata Air dan Lingkungan Hidup Angkut Sampah Dari Kali Baru Timur

 Alat Berat Sulit Capai Lokasi, Sampah di Kali Baru Diangkut Manual

Dalam perjanjian dengan Nambo disebutkan, Depok akan membuang sebagian sampahnya selama kurun waktu tiga hingga empat tahun mendatang.

Namun, Ardan mengatakan, khusus untuk Depok, diperbolehkan membuang lebih cepat dari jadwal yang sudah ditetapkan di awal.

"Kami berusaha tahun ini sudah bisa dibuang ke Nambo, dengan begitu beban di sini berkurang. Kalau bisa buang ke Nambo 300 ton, di sini kan jadi tinggal 650 ton," kata Ardan.

Diubah Jadi Briket

Revitalisasi TPA Cipayung ditargetkan kawasan itu menjadi zero waste atau bebas sampah seperti sedia kala.

 Dangkal dan Penuh Sampah, Kali Pulo Bakal Dikuras

 Walau Rutin Dibersihkan PPSU, Kali Pulo Menghitam Penuh Sampah dan Limbah

"Ke depannya akan lebih ke pengelolaan sampah dengan teknologi ramah lingkungan yakni Refuse Derifed Fuel (RDF). Hal ini akan lebih bermanfaat ketimbang penambahan lahan," tutur Ardan.

Dengan teknolgi tersebut, nantinya sampah-sampah yang diterima akan dikelola dan menjadi briket atau bahan bakar pengganti batu bara.

Sehingga dikatakan Ardan, sampah akan menjadi lebih bermanfaat.

"Dengan RDF ini nantinya akan memaksimalkan lahan yang ada. Rata-rata permasalahan kota metropolis adalah lahan," kata Ardan.

Teknologi RDF dikatakan Ardan merupakan teknolgi yang berasa dari Korea, namun ada juga yang mendatangkan langsung dari Thailand.

 Joroknya Kawasan Cilodong Hingga Cibinong karena Saluran Air Jadi Lautan Sampah

 Sejak Tahun 1984, Warga Mess Cendrawasih (Irian) II Kemayoran Tidak Punya Tempat Sampah Permanen

Pemanfaatan RDF dikatakan Ardan akan membuat sampah di TPA Cipayung habis dan berubah menjadi bahan bakar.

"Nantinya sampah kami olah dengan RDF yang ramah lingkungan, jadi, insya Allah nanti akan enggak kebauan lagi," tutur Ardan.

Ardan mengaku, pihaknya telah berupaya mengurangi bau, caranya dengan menaburkan zat kimia pengurang bau nernama Ziolit menggunakan alat berat.

 Tersingkap Sampah Jarang Diangkut Jadi Penyebab TPS Liar Bantaran Kali Jambe Muncul

 Tumpukan Sampah di Kali Jambe, Camat Tambun Selatan Keluhkan Kekurangan Armada Truk

"Kalau hilang sama sekali mustahil memang, tapi memang bau ini tergantung dari kondisi cuaca, kalau cuaca bagus dan angin enggak terlalu besar ya baunya agak sedikit berkurang," kata Ardan.

Cepat atau lambatnya kajian DED ini dikatakan Ardan tergantung dari disahkannya DED tersebut oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen PUPR).

Lamanya pengesahan tersebut diakui Ardan lantaran harus dipelajarinya dulu kajian DED dan ditambah lagi dengan birokrasi di negeri yang di Pimpin Presiden Joko Widodo ini.

"Namanya sampah itu kajiannya harus mendalam, harus dilihat dari berbagai teknis dan non teknis," papar Ardan.

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved