Virus Corona Tangerang

Pemkot Tangerang Klaim Pasien Corona Tak Dipungut Biaya, Tapi Warga Ciledug Sewa Ambulans Rp15 juta

Kadinkes mengimbau kepada masyarakat untuk dapat menghubungi layanan kegawat daruratan bebas pulsa 112

Editor: Feryanto Hadi
Warta Kota/Andika Panduwinata
Suasana duka di kediaman almarhumah pasien berusia 50 tahun yang dinyatakan meninggal dunia akibat Covid-19 

WARTAKOTALIVE.COM, TANGERANG - Pemerintah Kota Tangerang melalui Dinas Kesehatan Kota Tangerang angkat bicara terkait informasi tentang mahalnya biaya pengurusan jenazah pasien Covid-19 di sebuah rumah sakit yang ada di Kota Tangerang.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangerang Liza Puspadewi menjelaskan Pemkot telah mengeluarkan kebijakan bahwa seluruh biaya pemulasaran dan pemakaman serta mobil jenazah bagi pasien Covid-19 di Kota Tangerang tidak dipungut biaya.

"Tidak ada biaya yang dipungut oleh pemerintah bagi pasien yang terdampak Covid-19. Saat ini Pemkot telah menyiapkan sebanyak 23 unit peti jenazah di 10 rumah sakit di Kota Tangerang," ujar Liza di Kantor Dinas Kesehatan Kota Tangerang, Rabu (15/4/2020).

VIRAL, Suasana Haru Saat Warga Mamuju Kumpul di Jalan Semangati Tetangganya yang PDP Corona

KABAR DUKA, Penyanyi Fera Queen Jebolan X Factor Meninggal Dunia, Lima Tahun Derita Kanker Payudara

Liza mengungkapkan Pemkot telah menyiapkan surat teguran bagi rumah sakit yang tidak mengindahkan keputusan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Kota Tangerang.

"Sosialisasi tentang kebijakan ini sudah dilakukan sejak bulan Maret lalu," ucapnya.

Oleh karena itu, Kadinkes mengimbau kepada masyarakat untuk dapat menghubungi layanan kegawat daruratan bebas pulsa 112 yang siap melayani masyarakat selama 24 jam ataupun UPT Pemakaman di nomor 081210286992.

"Bagi warga yang keluarganya atau mengetahui masyarakat lain yang terkena Covid19," kata Liza.

Warga Kecewa

Daryanto yang merupakan keponakan pasien yang dinyatakan suspek Covid-19 mengaku kecewa dengan Pemerintahan Kota Tangerang.

Sebab keluarganya harus merogoh uang Rp 15 juta untuk menyewa mobil ambulans dalam mengantarkan jasad tantenya ini ke tempat pemakaman.

"Kecewa, dalam hal ini pemerintah tidak tanggap," ujar Daryanto warga asal Ciledug, Kota Tangerang itu kepada Warta Kota, Rabu (15/4/2020).

Satu Pasien PDP Corona Klaster Ijtima Ulama Mengamuk, Dobrak Pintu Ruang Isolasi

Pernah Merasakan Hidup-Mati Saat Diisolasi, Bima Arya Sedih Ada Warga Tolak Jenazah Covid-19

Sedih Lihat Penolakan Pemakaman Tenaga Medis Karena Corona, Ganjar Siapkan Taman Makam Pahlawan

Ia menjelaskan awalnya korban dilarikan ke RS Bakti Asih, Kota Tangerang.

Kemudian pihak dokter menyatakan bahwa korban merupakan Orang Dalam Pemantauan (ODP) Covid-19.

"Ada masalah di paru-parunya, setelah menjalani perawatan meninggal dunia. Kemudian pihak rumah sakit menelepon layanan 112 Pemkot Tangerang untuk membawa jenazah tante saya ini," ucap Daryanto.

"Tapi ditunggu-tunggu lama datangnya. Malah tidak ada jawaban. Jenazah tante saya keburu bau dan harus segera dimakamkan," sambungnya.

Daryanto pun berinisiatif untuk menyewa jasa mobil Tangerang Ambulans Service. Terjadi kesepatakan dengan biaya Rp. 15 juta.

"Apa karena tante saya ini hanya ODP jadinya tidak dilayani mobil Ambulans 112 Pemkot Tangerang itu. Apa karena korban menggunakan BPJS. Terus terang saya kecewa, peran pemerintah di sini terasa tidak ada. Semoga tidak ada korban lainnya yang mengalami seperti ini lagi," kata Daryanto

Cerita Raffi Ahmad Jualan Keripik Singkong Hasilkan Omzet Rp100 Miliar

Guru ngaji

Diberitakan sebelumnya, seorang wanita berusia 50 tahun yang merupakan Orang Dalam Pemantauan (ODP) Covid-19 dinyatakan meninggal dunia.

Bahkan keluarga harus mengeluarkan uang Rp 15 juta untuk menyewa mobil ambulans untuk menguburkan korban.

Mereka terpaksa merogoh kocek dalam-dalam dikarenakan tak mendapatkan pelayanan mobil ambulans dari Pemkot Tangerang.

Hal itu diakui oleh Daryanto yang merupakan keponakan korban.

 Demi Hemat Belanja Negara, Sri Mulyani Tiadakan THR untuk Presiden, Menteri hingga Anggota DPR

 Proses Klaim JHT Tak Alami Kendala di Tengah Pandemi Corona

Daryanto membayar jasa Tangerang Ambulans Service senilai Rp 15 juta.

Darto menerangkan, tantenya yang meninggal merupakan seorang guru mengaji.

"Tante saya ini merupakan guru ngaji," ujar Daryanto kepada Warta Kota, Rabu (15/4/2020).

Menurutnya korban meninggal dunia pada sepekan yang lalu.

Kemudian viral di jagat media sekarang ini dikarenakan postingan kwitansi penyewaan mobil ambulans senilai Rp 15 juta.

"Korban punya suami dan dua anak," ucapnya.

Daryanto menyebut saat ini keluarga korban sedang diisolasi.

"Suaminya kerja di daerah Thamrin, Jakarta," kata Daryanto.

Warta Kota mencoba menghubungi Sekda Kota Tangerang Herman Suwarman untuk menanyakan persoalan ini.

Namun Herman yang juga sebagai Ketua Gugus Tugas Covid-19 Kota Tangerang sampai berita ini diturunkan belum memberikan jawaban

 Balik ke Dunia Musik, Giring Pastikan Ogah Diajak Konser Bareng Nidji, Ini Alasannya

 Gina Youbi 2Racun Cover Aisyah Istri Rasulullah Versi Qasidah Dangdut.

 Nestapa Para Sopir Angkot di Tengah Ketatnya Aturan PSBB, Sehari Dapat Rp20 Ribu Sudah Bersyukur

 CATAT, Ini Besaran Tarif Tol Simpang Susun Balaraja Timur yang Mulai Beroperasi Penuh

Sudah menunggu

Daryanto pun kecewa dengan sikap pemerintah setempat yang kurang tanggap.

Sehingga keluarganya harus menyewa jasa ambulans lain.

"Saya menunggu lama tapi belum ada jawaban. Dokter RS Bakti Asih sudah menghubungi 112 layanan ambulans Pemkot Tangerang, tapi tidak ada konfirmasi," kata Daryanto.

"Jenazah tante saya ini sudah lama dibiarkan saja, takut sudah bau. Makanya sewa jasa ambulans lain untuk mengangkut ke tempat penguburan," sambungnya.

Menurutnya dengan viralnya foto kwitansi senilai Rp 15 juta ini, pihak jasa Tangerang Ambulans Service sangat tersudutkan.

 Jelang PSBB Tangerang Raya, Kasus Covid-19 Kabupaten Tangerang Naik Jadi 44 Positif dan 15 Meninggal

 Penolakan Pemakaman Jenazah Covid-19 di Mesir Tak Kalah Miris, Polisi Bentrok dengan Warga Sekampung

Padahal kata Daryanto, Tangerang Ambulans Service sangat membantu keluarganya.

"Makanya kami melaporkan ini ke polisi. Kami dari pihak keluarga keberatan, padahal kami sudah ada kesepakatan dengan Tangerang Ambulans Service itu. Jadi terbantu malah, mereka menyediakan peti dan APD untuk menguburkan tante saya," ungkap Daryanto.

"Saya bayar uang muka Rp. 5 juta, sisanya Rp. 10 juta dibayar setelah proses pemakaman. Kalau nunggu ambulans dari pemerintah enggak ada jawaban, makanya inisiatif sewa jasa ambulans sendiri," paparnya

 Diisolasi 22 Hari Karena Covid-19, Wali Kota Bogor Bima Arya Mengaku Sempat Menderita

 Gara-gara Insentif Tak Dibayarkan, 5 Dokter di RSUD Padangsidimpuan Mogok Tangani Pasien Covid-19

Update kasus

Kepala Gugus Tugas Covid-19 Kota Tangerang Herman Suwarman merinci terkait jumlah kasus virus corona di Kota Tangerang.

Perkembangan data terbaru tersebut terhitung pada tanggal 11 April 2020 malam.

Berdasarkan data terbaru, tercatat ada sebanyak 127 Orang Tanpa Gejala (OTG).

Sedangkan Orang Dalam Pemantauan (ODP) tembus mencapai 1.201.

"Pasien Dalam Pengawasan (PDP) ada 342 dan yang positif atau terkonfirmasi sebanyak 44 orang," ungkap Herman Suwarman kepada Warta Kota pada Minggu (12/4/2020).

"Sementara itu ada 77 pasien yang dinyatakan sembuh. Dan 14 orang yang meninggal dunia," tambahnya.

 Geledah Rumah Tio Pakusadewo Gunakan APD Lengkap, Begini Penjelasan Polisi

 Transformasi Kim Jong Un, Dulu Anak Manja dan Nakal, Kini Dikenal Diktator dan Koleksi Banyak Selir

Kasus Covid-19 ini juga tersebar di seluruh 13 Kecamatan, Kota Tangerang.

Data yang dihimpun Warta Kota, di Kecamatan Benda ada sebanyak 16 OTG, 62 ODP, 2 PDP dan 2 Positif.

Kecamatan Periuk ada sebanyak tiga OTG, 53 ODP, 19 PDP, lima Positif, Sembuh satu orang, satu orang Meninggal.

Sedangkan Kecamatan Cibodas ada sebanyak 17 OTG, 55 ODP, 23 PDP, Positif satu orang dan Meninggal satu orang.

Selanjutnya di Kecamatan Jatiuwung ada sebanyak 6 OTG, 69 ODP, 17 PDP dan Positif satu orang.

Kecamatan Batuceper ada sebanyak 42 ODP, delapan PDP serta dinyatakan sembuh satu orang.

Kecamatan Karang Tengah sebanyak 10 OTG, 55 ODP, 24 PDP, Positif satu orang dan sembuh satu orang.

 Pengamanan PSBB di Wilayah Tangerang Raya Melibatkan Sejumlah Personel dari 3 Polres dan 2 Polda

Kemudian Kecamatan Ciledug ada 15 OTG, 156 ODP, 20 PDP, tiga Positif, satu Sembuh dan dua orang Meninggal.

Kecamatan Larangan sebanyak 7 OTG, 69 ODP, 11 PDP serta dua orang positif.

 Dihina Sudah Menopouse dan Masa Tua Kelabu, Tamara Bleszynski Ultimatum Hatter, Beri Waktu 24 Jam

Kecamatan Tangerang OTG 22, ODP 116, PDP 51, Positif 12, sembuh satu orang dan meninggal tiga orang.

Kemudian Cipondoh ada empat OTG, 114 ODP, 38 PDP, sembilan Positif dan tiga orang dinyatakan meninggal.

Kecamatan Pinang 10 OTG, 251 ODP, 66 PDP, 3 Positif, Sembuh satu orang dan tiga orang meninggal.

Terakhir Kecamatan Karawaci sebanyak 15 OTG, 77 ODP, 43 PDP, tiga Positif serta satu orang yang dinyatakan sembuh. 

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved