Virus Corona
DOKTER Spesialis Paru Sebut Penyemprotan Disinfektan pada Manusia Berbahaya: Itu untuk Benda Mati
Banyak orang berbondong-bondong membuat disinfektan sendiri setelah wabah Virus Corona merebak ke sejumlah wilayah di Indonesia.
WARTAKOTALIVE.COM, PALMERAH - Banyak orang berbondong-bondong membuat disinfektan sendiri setelah wabah Virus Corona merebak ke sejumlah wilayah di Indonesia.
Selain digunakan untuk menjaga kebersihan lantai untuk menangkal virus, terakhir kali banyak juga disinfektan disemprotkan ke tubuh.
Di sejumlah tempat pun disediakan bilik disinfektan, misalnya perkantoran, untuk menjaga menyebarnya Virus Corona yang mungkin dibawa seorang tamu atau karyawan..

Singkat kata disinfektan yang disemprotkan ke tubuh seseorang cespleng untuk menghalau penyebaran Virus Corona.
Namun dokter Spesialis Paru Rumah Sakit Persahabatan dr Erlina Burhan justru menyampaikan pendapat, disinfektan tidak diperbolehkan untuk makhluk hidup khususnya manusia.
Hal tersebut disampaikan dokter Erlina dalam video yang diunggah di kanal YouTube Indonesia Lawyers Club (ILC), Rabu (1/4/2020) malam.
Sejatinya, disinfektan dapat digunakan untuk membersihkan permukaan benda mati.
Seperti meja yang ada kemungkinan terdapat droplets atau percikan air ludah dari manusia.
"Karena seharusnya disinfektan itu adalah untuk membersihkan permukaan benda-benda mati," terang dr Erlina.
"Contohnya meja ini, kalau ada droplets artinya ada virus itu dibersihkan dengan disinfektan."
"Bukan untuk benda hidup seperti manusia gitu," tambahnya.
Kemudian dr Erlina memberikan alternatif untuk membunuh virus yang berada di manusia.
Dokter Erlina mengatakan untuk manusia dapat menggunakan antiseptik.
Penggunaan disinfektan untuk tubuh makhluk hidup sangat berisiko.
Karena dapat memberikan beberapa dampak negatif di tubuh.
Ia menjelaskan, kandungan yang ada di dalam disinfektan bersifat iritatif.
Artinya penggunaan cairan disinfektan untuk manusia dapat mengganggu kesehatan.
Apabila disinfektan mengenai tangan orang yang alergi akan berakibat iritasi hingga gatal-gatal.
Tak sampai di situ, disinfektan yang disemprotkan apabila terkena mata akan menyebabkan iritasi.
Maka itu dr Erlina berpesan untuk lebih hati-hati dalam penggunaan disinfektan.
"Kalau untuk manusia itu namanya antiseptik jadi bukan disinfektan," jelas dr Erlina.
"Jadi zat yang ada didisinfektan itu 'kan iritatif sifatnya."
"Kalau mengenai tangan ke orang yang alergi 'kan bisa iritasi, gatal-gatal," ucap dia.
"Kemudian kalau mengenai mata bisa iritasi, jadi memang harus hati-hati," pungkasnya.
Dalam kesempatan itu, dr. Erlina juga menjelaskan perihal adanya Standar Operasional Prosedur (SOP) soal penguburan jenazah pasien positif Corona.
Tim medis perlu melakukan antisipasi untuk menangani jenazah pasien positif Corona.
Karena Virus Corona merupakan virus baru yang belum diketahui secara detail.
Para tenaga medis lebih baik belajar dari virus flu burung.
Di mana virus tersebut dapat menular meskipun pasien sudah meninggal dunia.
Diketahui flu burung dapat ditularkan melalui cairan di dalam tubuh manusia.
"Tapi kita juga perlu antisipasi, ini 'kan virus baru penyakit baru kita tidak tahu," ungkap dr Erlina.
"Kita belajar dari flu burung."
"Bahwa kalaupun sudah meninggal virus ini ditemukan di cairan tubuh," imbuhnya.
Seperti yang diketahui, untuk pemrosesan penguburan jenazah harus melalui pembersihan.
Yaitu seluruh cairan di dalam tubuh harus dikeluarkan.
Para tenaga medis khawatir, saat melakukan proses tersebut justru dapat menularkan virus.
Sehingga diputuskan untuk menetapkan kebijakan sedemikian rupa terkait penguburan jenazah.
"Nah kita tahu proses pemulasaran jenazah itu 'kan membersihkan mayat," terang dr. Erlina.
"Termasuk membersihkan cairan tubuh, kita khawatir ini juga menjadi sumber penularan."
"Itulah sebabnya SOP seperti itu," lanjutnya.
Artikel ini telah tayang di Tribunwow.com dengan judul Di ILC, Dokter Erlina Tegaskan Penyemprotan Disinfektan pada Manusia Berbahaya: Itu untuk Benda Mati
Kisah Tukang Galon Disemprot Disinfektan 32 Kali saat Antar Pesanan di Rumah Pelanggan
Wabah pandemi Covid-19 membuat semua orang bersikap waspada.
Namun baru-baru ini, kewaspadaan banyak orang membuat salah seorang pekerja merasa rugi.
Cerita tersebut dilayangkan oleh seseorang yang bekerja sebagai pengantar galon dan gas.
Di media sosial, viral curhatan seseorang yang mengaku berprofesi sebagai tukang galon dan gas.
Dalam ceritanya, sosok tersebut mengungkap kisah pilu yang ia alami saat mengantarkan pesanan.
• Satpas SIM Tutup Selama Wabah Corona, Ketentuan Perpanjangan Bagi PDP dan ODP Seperti Ini
Kisah tersebut dibagikan oleh akun yang sudah terverifikasi milik @zoelfick.
Dikutip TribunnewsBogor.com, sebuah pesan di aplikasi WhatsApp memperlihatkan curhatan dari sang pengantar galon dan gas.
Sambil meminta maaf kepada sosok bernama Pak Wahyu, pengantar galon dan gas tersebut minta izin tidak masuk kerja lagi.
Bukan tanpa alasan, tukang galon yang tidak disebutkan namanya itu mengaku mendapat perlakuan tak terduga dari para pelanggannya.
Setiap kali mengantarkan galon dan gas, ia pasti akan disemprot menggunakan disinfektan.
• Efek Disinfektan Disemprotkan ke Tubuh Manusia Bisa Infeksi Sampai Ganggu Pernapasan
Untuk satu hari saja, sang pengantar galon dan gas mengaku sudah disemprot disinfektan sebanyak 32 kali.
Alhasil, sang pengantar galon dan gas mengaku baju yang ia pakai sampai basah kuyup.
"Maaf Pak Wahyu, mulai besok saya tidak masuk kerja lagi. Setiap kali saya antar tabung gas dan aqua ke customer, pas masuk perumahan saya selalu disemprot disinfektan. Baju saya sampai basah kuyup. Hari ini tadi saya disemprot 32x Pak," tulis pengantar galon dan gas.
Berkaca pada pengalamannya tersebut, sang pengantar galon pun sinis.
Bahwa jika kejadian itu berulang, bukan virus corona yang mati, namun dirinya.
"Kalau tiap hari begini terus, bukan virusnya yang mati, tapi saya yang mati Pak," sambung sang pengantar galon dan gas.
Curhatan yang diungkap pengantar galon dan gas itu lantas menjadi viral di media sosial.
Hingga artikel ini ditayangkan, 21,7 ribu pengguna Twitter menyukai curhatan sang pengantar galon dan gas.
Beberapa netizen terlihat menanggapi curhatan sang pengantar galon dan gas.
Ada netizen yang berspekulasi soal siapa sosok Pak Wahyu dan bahkan si pengantar galon itu sendiri.
Ada pula netizen yang merasa simpati sekaligus terhibur dengan cerita sang pengantar galon.
@NotesofMila : Pengen nanges bacanya
@Arsyamy1 : Sampe segitunya. aku nggak tau mau berkata apa antara pengin nangis dan ketawa.
Ir_onekopi : Sadis juga nyemprotnya sampai basah kuyup
Dokter spesialis paru sekaligus juru bicara RSUP Persahabatan, dr Erlina Burhan menyampaikan, menyemprot cairan disinfektan pada tubuh itu berbahaya.
Ia menyampaikan, cairan disinfektan untuk menyemprot benda-benda mati, bukan manusia.
"Disinfektan itu bukan untuk manusia, tapi untuk permukaan benda-benda mati."
"Kita tahu penularan ada yang langsung lewat droplet, orang di sekitarnya kena kalau jarak kurang dari 1 meter, atau lewat kontak tidak langsung," ujar dr Erlina Burhan, dikutip dari YouTube Talk Show tvOne, Senin (30/3/2020).
"Virus yang ada di droplet ada di permukaan meja, kursi, atau yang lainnya, mesti dibersihin, atau tombol lift, tangga, pegangan pintu," jelasnya.
• Cegah Virus Corona, Warga Kelurahan Pabuaran Melakukan Penyemprotan Disinfektan ke Rumah-rumah

Menurutnya, cairan disinfektan ini akan membahayakan jika kena mata atau pun terhirup oleh manusia.
"Itu yang diberi disinfektan, bukan manusia."
"Itu kalau zat-zat clorin kena mata atau terhirup saluran nafas berbahaya."
"Itu tidak direkomendasikan oleh WHO," ungkapnya.
Selain itu, cairan ini juga akan menyebabkan infeksi jika terkena kulit tubuh manusia.
"Itu tidak baik untuk kulit, untuk mata, untuk saluran nafas."
"Orang enggak selalu bisa tahan napas dengan benar, nanti kalau ada di permukaan kelopak mata dia kedip-kedip perih juga," kata dr Erlina Burhan.
• Sempat Bikin Heboh, dr Tirta Minta Maaf dan Klarifikasi Beredarnya Voice Note Soal Lockdown
• BREAKING NEWS: Pengusaha Bob Hasan Meninggal di RSPAD Gatot Subroto
• Dampak Lockdown Covid-19, Warga Italia Kelaparan, Kehabisan Uang, Hingga Menjarah Supermarket
Ia lalu menyampaikan, masyarakat bisa mencegah penularan virus corona dengan rajin cuci tangan dengan sabun.
"Jadi intinya kalau virus itu di permukaan dan tersentuh oleh kita, yang penting adalah cuci tangan," jelasnya.
Erlina menambahkan, masyarakat juga tak diperbolehkan untuk memegang mata, hidung, dan mulut, sebelum mencuci tangan.
"Satu lagi, jangan suka pegang-pegang mata, hidung, wajah, mulut, itu yang mesti dicegah," imbuhnya.
Larangan menyemprot cairan disinfektan ke tubuh manusia, juga telah disampaikan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di akun Twitter @WHOIndonesia, Minggu (29/3/2020).
Dalam gambar yang diunggah, WHO menyampaikan, menyemprot alkohol atau klorin pada tubuh manusia, tidak akan membunuh virus yang sudah masuk ke dalam tubuh.
Menyemprot bahan-bahan kimia dapat membahayakan jika terkena pakaian atau selaput lendir seperti mata dan mulut.
Alkohol dan klorin akan berguna sebagai disinfektan pada permukaan.
Namun, harus digunakan sesuai dengan petunjuk penggunaannya.
"Indonesia, jgn menyemprot disinfektan langsung ke badan seseorang, karena hal ini bisa membahayakan.
Gunakan disinfektan hanya pd permukaan benda-benda. Ayo #LawanCOVID19 dgn tepat!" tulis WHO Indonesia.
Disinfektan Tak Efektif Lindungi Manusia dari Virus Corona
cairan disinfektan tidak boleh disemprotkan ke tubuh manusia. Sebab, cairan tersebut bisa membahayakan kulit, mulut dan mata
Demikian Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito dalam konfrensi pers di Graha BNPB Jakarta, Senin (30/3/2020).
Menurut Wiku, ada cara lain yang dapat dilakukan jika ingin melakukan sterilisasi diri setelah beraktivitas di luar, tanpa harus menyemprotkan disinfektan ke tubuh.
• UPDATE Tak Hanya Kerja dari Rumah Diperpanjang hingga 21 April, ASN juga Dilarang Mudi Lebaran
• Empat Hotel yang Disediakan Gubernur Anies Baswedan untuk Tenaga Kesehatan Telah Penuh
• Jokowi Bakal Terapkan Darurat Sipil Agar Physical Distancing Berjalan Lebih Tegas

"Metode pencegahan tersebut dapat diganti dengan selalu mencuci tangan, hindari menyentuh area wajah dan langsung segera mandi ketika sampai di rumah," kata Wiku dalam konferensi persnya di Graha BNPB, Jakarta, Senin (30/3/2020).
Setelah itu, baju yang digunakan saat keluar rumah bisa dicuci dengan sabun dan disetrika sambil disemprotkan cairan disinfektan hipokrolit.
Wiku mengatakan, cairan disinfektan tidak boleh digunakan pada tubuh manusia.
Sebab, cairan tersebut bisa membahayakan kulit, mulut dan mata.
"Penggunaan dengan UV light dalam konsentrasi yang berlebihan mempunyai potensi jangka panjang menimbulkan kanker kulit," tutur dia..
Artikel ini telah tayang di tribunnewsbogor.com dengan judul Curhatan Tukang Antar Galon & Gas, Disemprot Disinfektan 32 Kali: Kalau Begini Bukan Virus yang Mati,