Virus Corona
Sudah Peringatkan Lockdown Tapi Tidak Digubris, Fadli Zon: Negara Sudah Kehilangan Pemimpin
Fadli Zon mengungkapkan, tugasnya sebagai Anggota DPR RI atau wakil rakyat adalah mengingatkan pemerintah.
Anggota DPR RI, Fadli Zon menyayangkan sikap pemerintah terkait pencegahan dan penanganan penyebaran virus corona atau Covid-19.
Akibatnya, jumlah kasus corona termasuk tingkat kematian terus bertambah
Fadli mengungkapkan, ia sudah mengingatkan pemerintah sejak 12 hari yang lalu.
Ia bahkan sudah menuliskan surat terbuka.
• Presiden Jokowi Ikuti KTT Luar Biasa G20 Secara Virtual, Ajak Pemimpin Dunia Menangi Dua Peperangan
• Lapas Bisa Jadi Kuburan Massal Akibat Corona Jika Masalah Kelebihan Kapasitas Tak Diatasi
Tetapi, segala argumen dan sarannya itu tidak digubris.
Menurut Fadli, negara ini seperti sedang kehilangan pemimpin.
"Sy selalu mencoba mengingatkan pemerintah agar terkunci sejak 12 hari yang lalu. Tapi tak digubris. Sy sdh menulis surat terbuka dg segala argumentasi. Negeri ini mmg sdg kehilangan pemimpin," tulis Fadli Zon di akun twitternya, dikutip Warta Kota pada Kamis (26/3/2020).
Fadli Zon mengungkapkan, tugasnya sebagai Anggota DPR RI atau wakil rakyat adalah mengingatkan pemerintah.
• Kisah Remaja yang Positif Corona: Kehilangan Indera Penciuman hingga Tak Bisa Makan dan Bicara
• Pemimpin Chechnya Tak Segan Bunuh Pelanggar Karantina Virus Corona
Namun, selebihnya keputusan ada di tangan pemerintah.
"Tugas sy sbg wakil rakyat, ditangani ningatkan pemerintah. Keputusan ada di tangan Presiden," tulisnya lagi.
Update kasus
Hingga Kamis (26/3/2020) pukul 21:00 WIB, jumlah orang terinfeksi virus corona di Indonesia terus bertambah.
Jika sehari sebelumnya jumlah pasien positif Covid-19 hanya 790 orang, sampai malam ini jumlah pasien Virus Corona naik menjadi 893 orang.
• Satu Pegawai Bank Mandiri Meninggal Dunia Setelah Positif Corona, Bertugas di Jakarta
• Lapas Bisa Jadi Kuburan Massal Akibat Corona Jika Masalah Kelebihan Kapasitas Tak Diatasi
Dengan demikian, jumlah penambahan pasien Corona dalam sehati di Indonesia mencapai 103 orang,
Berdasarkan data yang diolah Wartakotalive.com dari website resmi penanganan kasus Virus Corona, dalam tiga hari ini jumlah tambahan pasien baru selalu di atas 100 orang.
Data lengkap bisa dilihat pada info grafik di bawah ini yang bersumber dari Covid19.go.id diolah Wartakotalive.com.

Jumlah pasien meninggal pun tiap hari selalu ada dan jumlahnya dalam tiga hari ini cenderung naik.
Hari ini, pasien Virus Corona meninggal dunia di Indonesia sebanyak 78 orang.
Jumlah ini naik 19 orang jika dibandingkan sehari sebelumnya yang hanya 59 orang.
• Perubahan Kehidupan Puput Nastiti Devi Usai Jadi Istri Komut Pertamina Berpenghasilan Puluhan Miliar
• Pengajuan Hutang Sebesar Rp 4,8 triliun Disetujui, Bank Dunia Segera Kucurkan Duit untuk Indonesia
Jumlah pasien Virus Corona meninggal dunia di Indonesia juga terus bertambah.
Sampai Kamis ini, Indonesia menjadi negara di ASEAN dengan jumlah kematian tertinggi, yakni 78 orang.
Angka ini tentu saja mengkhawatirkan karena jumlah kasus Virus Corona di Indonesia hanya nomor 3 di ASEAN.
Negara ASEAN dengan jumlah kasus Covid-19 tertenti adalah Malaysia dengan 1.624 kasus, Thailand 934 kasus, Indonesia 893 kasus dan terkecil adalah Myanmar 3 kasus.
• Sentilan Roy Suryo kepada Risma Soal Candaan Corona Hingga Kekesalanya Selalu Dikaitkan dengan Panci
Persentase kematian pasien Corona di Indonesia juga tertinggi di ASEAN dan nomor 4 di dunia dengan angka 8,73 persen.
Persentase kematian sebesar itu jauh di atas persentase kematian di negara-negara lain di ASEAN.
Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada tabel di bawah ini.

Catatan: Data Indonesia sampai dengan Kamis ini, sedangkan data negara lainnya sampai Rabu (25/3)

Dengan jumlah angka kematian dan persentase kematian di Indonesia yang masuk kategori tinggi, maka banyak pihak mengusulkan agar pemerintah Indonesia melakukan penguncian atau lockdown.
• Siti Oetari Tjokroaminoto, Sosok Janda Perawan Soekarno yang Ternyata Nenek Kandung Maia Estianty
Kebijakan Lockdown telah dilakukan di sejumlah negara dengan kasus Virus Corona tinggi seperti China, Inggris, Italia, Amerika Serikat, Singapura, dan Perancis.
Lockdown dinilai sangat efektif menekan penyebaran Virus Corona.
Di Italia, kebijakan lockdown mampu menekan jumlah penambahan pasien baru.
Di Indonesia sendiri, beberapa pemerintah daerah telah mengambil kebijakan penutupan akses, meski belum mau disebut sebagai tindakan lockdown.
• Ria Ricis Digeruduk Warga Hingga Disentil Banyak Orang Karena Nekat Syuting di Tengah Pandemi Corona
Pemprov Papua, mulai Kamis (26/3/2020) ini telah menutup akses keluar dan masuk ke wilayah ini.
Semua bandara dan pelabuhan laut/sungai ditutup sampai 14 hari ke depan.
Akses ke-29 kabupaten/kota di Papua dari luar wilayah Papua ditutup.
Maskapai Lion Group pun telah mengumumkan bahwa mulai hari ini tidak lagi melayani penerbangan ke Papua sampai batas waktu 14 hari ke depan atau 5 April 2020.
Pemerintah Provinsi Maluku mulai hari ini juga memberlakukan pembatasan keluar masuk orang ke wilayah ini.
Setiap pendatang yang menginjakan kaki di di Bandara Internasional Pattimura Ambon, wajib dilakukan isolasi selama 14 hari.
• KKB di Papua Makin Terdesak, Polri Kirim Ratusan Pasukan Tambahan
Gubernur Maluku Murad Ismail mengatakan, langkah tersebut dilakukan untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19 di wilayah Maluku.
“Kalau mereka enggak suka, ya kita suruh kembali (ke daerah asal),” kata Murad kepada wartawan, Selasa (24/3/2020), seperti ditulis Kompas.com.
Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian mengatakan pihaknya tidak menyetujui adanya wacana kebijakan penutupan sebagian hingga seluruh akses masuk ke daerah yang direncanakan oleh pemerintah Provinsi Papua.
"Sama sekali tidak menyetujui," ujar Tito dalam keterangan tertulis kepada wartawan, Selasa (24/3/2020).
• Ki Kusumo Sebut Virus Corona Sebagai Peringatan dari Alam Semesta: Ini Pageblug, Harus ada Ritual
• Densus 88 Tembak Mati Terduga Teroris di Batang, Sita Parang Hingga Kabel, Berikut Kronologinya
Menurut Tito, yang diperintahkan oleh pemerintah pusat ke daerah dalam rangka pencegahan penularan Covid-19 bukan penutupan arus transportasi /perhubungan suatu wilayah dengan wilayah lain.
"Akan tetapi, pembatasan atau pelarangan berkumpul dalam jumlah banyak untuk berbagai kegiatan," lanjut dia seperti dikutip Kompas.com.
Dengan jumlah kematian yang terus bertambah dan persentase kematian yang tinggi, di atas rata-rata dunia sekitar 4,45 %, maka mari kita berharap agar pemerintah mengambil langkah yang benar-benar tepat sehingga jumlah korban tidak terus bertambah.