Virus Corona
Pengakuan Distributor Masker yang Kewalahan Hadapi Pembeli Dadakan karena Isu Virus Corona
Pemilik toko Hadi (45) mengaku sempat kewalahan melayani pembeli masker dadakan di tokonya.
Penulis: Desy Selviany | Editor: Dian Anditya Mutiara
WARTAKOTA -- Sebuah tulisan "Masker Kosong" di kertas A4 terpampang di depan Rumah Toko (Ruko) nomor 21 di Jalan Pancoran, Glodok, Tamansari, Jakarta Barat.
Di kertas itu dituliskan mulai 18 Februari 2020 tidak ada lagi antrian pembelian masker di depan toko barang pecah belah itu.
Pemilik toko Hadi (45) mengaku sempat kewalahan melayani pembeli masker dadakan di tokonya.
Jauh sebelum isu virus corona merebak, toko itu memang menjadi gudang dan distributor masker kesehatan.
Namun umumnya mereka hanya melayani pembeli dari toko alat kesehatan yang menyetok masker dari tempat tersebut.
• Stok Masker Murah Ramayana Masih Kosong Hingga Jumat (6/3/2020), Masyarakat Bisa Beli di Sini
• Tukang Bakso pun Jual Masker Rp 285.000 Per Box, ini Aksinya Nekatnya
Tiba-tiba saja, ketika isu virus corona mencuak, Hadi kedatangan banyak pembeli musiman.
"Saya tidak tahu mereka dari toko mana. Sepertinya mereka bukan pemilik toko alat kesehatan," ujar Hadi ditemui di depan tokonya Kamis (5/3/2020).

Namun begitu, Hadi mengaku sempat tetap melayani para pembeli baru itu.
Hal itu lantaran agar masyarakat bisa langsung mendapatkan masker dengan harga yang lebih murah.
Sayangnya justru hal itu dimanfaatkan oleh para pedagang dadakan yang sengaja menimbun masker yang dijual Hadi.
Akhirnya sejak 18 Februari 2020 pembelian masker ia batasi 2 box per pembeli setiap transaksi.
Di depan tembok tokonya juga dipasang sebuah tulisan berisi "Stok masker kosong. Mulai 18 februari 2020 tidak ada antrian untuk penjualan masker lagi," tulis pengumuman di depan Toko Hadi.
Toko itu mempersilakan pembeli untuk membeli masker di distributor resmi Sensi yakni di Jalan Pramuka Raya No 16 blok D Jakarta Timur dan Toko Abidah Jalan Asemka no 2 belakang Museum Mandiri Jakarta Barat.
Hadi mengaku menaikan harga masker sejak isu virus corona mencuat.
Namun kenaikan itu masih wajar di pasaran lantaran masih mengikuti kenaikan harga dari produsen masker.