Virus Corona
Berserah Diri, Ayah Ini Bilang Jika Anaknya Meninggal karena Menuntut Ilmu di Wuhan Mati Syahid
Cik Anang memilih berserah diri dan memotivasi anaknya yang masih berkuliah semester satu jurusan Sastra Mandarin di Wuhan University.
Penulis: Rangga Baskoro |
CIK Anang, ayah Yusuf Azhar (21) yang jadi salah satu peserta observasi di Natuna, Kepulauan Riau, mengaku selalu berkomunikasi sebelum anaknya dipulangkan ke Indonesia.
Kala itu, satu per satu korban berjatuhan di Wuhan akibat virus corona atau Covid-19 semakin meluas di kota tersebut.
Wuhan pun sempat diisolasi oleh Pemerintah Tiongkok, dan tak memperbolehkan warganya keluar atau datang.
• Formula E Bakal Digelar di Monas, Ketua DPRD DKI: Kalau Palu Enggak Saya Ketok, Enggak akan Jadi
"Pas tahu merebak virus corona saya bilang anak saya, ibadah."
"Tenang aja. Kenapa? Kalau meninggal kan di mana saja tidak masalah."
"Di Indonesia juga pas banjir banyak yang meninggal. Bukan karena virus, karena tenggelam, kesetrum."
• Bukan Cuma 689, Ternyata Masih Ada 185 Anggota ISIS Eks WNI Lagi Menurut Palang Merah Internasional
"Jadi tenang saja. Jadi anak saya bilang, tenang ini nanti pulih kembali," ungkap Cik Anang di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Sabtu (15/2/2020).
Bahkan, apabila kemungkinan terburuk terjadi pada anaknya, Cik Anang memilih berserah diri dan memotivasi anaknya yang masih berkuliah semester satu jurusan Sastra Mandarin di Wuhan University.
"Saya bilang kemarin, 'banyak Suf yang meninggal karena kebanjiran, bukan karena virus."
• Ini Dasar Hukum yang Bikin Kombatan ISIS Asal Indonesia Otomatis Hilang Kewarganegaraan
"Meninggal di mana saja. Kalau meninggalkan karena menuntut ilmu, (mati) syahid', begitu saya bilang," ucapnya.
Kini, Cik Anang bersama keluarga asal Bogor ini, bisa kembali berkumpul seusai Yusuf dinyatakan sehat setelah menjalani proses observasi di Natuna selama 14 hari.
"Kalau enggak karena virus, enggak akan sedekat ini," selorohnya.
Tetangga Mendukung
Apriliya semringah kala mobil yang ditumpangi bersama suami dan anaknya tiba di Bandara Halim Perdanakusuma, Makasar, Jakarta Timur, Sabtu (15/2/2020).
Bagaimana tidak? Kecemasan yang dirasakannya sejak awal Desember 2019 lalu akhirnya terlepaskan, seusai kepastian mengenai kabar anak keduanya, Yusuf Azhar (21), telah dikantunginya.
Yusuf merupakan salah satu WNI asal Wuhan yang menjadi peserta observasi di Natuna, Kepulauan Riau, sejak 2 Februari 2020 lalu.
• MENTERI Kesehatan: Kalau Ingin Menyayangi Pasangan, Minumlah Jamu
"Anak saya memang kuliah di Universitas Wuhan. Alhamdullah akhirnya bisa pulang dan dinyatakan sehat," ungkap Apriliya di lokasi.
Rombongan keluarga asal Bogor tersebut berangkat dari kediamannya sekira pukul 10.00 WIB.
Saat tiba, mereka langsung dikerumuni awak media yang hendak mewawancarainya.
• Sakit Hati Tak Berperan Saat Pengukuhan Kontingen Atlet, Imam Nahrawi Pernah Minta Sesmenpora Mundur
Apriliyia mengaku mengetahui kabar penjemputan anaknya yang masih duduk di semester 1 jurusan Sastra Mandarin itu, melalui pemberitaan di media massa.
Selain itu, ia juga mendapatkan informasi langsung dari anaknya yang kerap berkomunikasi ketika menjalani masa karantian selama 14 hari di Natuna.
"Saya mengikuti saja peraturan yang kata di TV ya. Kata berita-berita di TV itu semua Hari Sabtu akan dipulangkan ke orang tuanya masing-masing."
• Imam Nahrawi Minta Honor dari Satlak Prima, yang Dimintai Duit Cuma Bisa Bengong
"Kami selalu siap, jam berapanya, tadi di TV, katanya jam 12 dari Natuna sampai Halim jam 5 sore," ungkapnya.
Pihak keluarga tak menutup-nutupi kondisi Yusuf yang dipulangkan ketika virus corona mewabah di Wuhan, Tiongkok.
Bahkan, tetangga mereka memberikan dukungan kepada Apriliya.
"Tetangga saya enggak ada kekhawatiran yang gimana-gimana. Malah mereka nanyain kabarnya Yusuf. 'Bagaimana keadaannya, makannya, kesehatannya'. Seperti itu," tutur Apriliya.
Tetap Pantau
Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mengimbau pihak Dinas Kesehatan yang wilayahnya memiliki peserta observasi Natuna, tetap memantau perkembangan kesehatan para peserta.
"Tracking saja, membantu kalau ada apa yang dikeluhkan."
"Supaya apa? Masyarakat yakin bahwa mereka semua itu sehat."
• Masuk Pusaran Korupsi Dana Hibah KONI, Ini Tugas Taufik Hidayat dari Imam Nahrawi
"Tidak ada hal yang perlu dikhawatirkan," ucap Terawan di Bandara Halim Perdanakusuma, Makasar, Jakarta Timur, Sabtu (15/2/2020).
Sebanyak 285 peserta observasi dijemput oleh perwakilan pemerintah daerah (pemda) wilayahnya masing-masing di Terminal Selatan, Bandara Halim Perdanakusuma.
Mereka pun diperbolehkan pulang sesuai jadwal penerbangannya, apabila tinggal diluar Jabodetabek.
• Osvaldo Haay Tak Puas dengan Debutnya di Persija
Sedangkan yang tinggal di Jabodetabek, bisa langsung dijemput oleh keluarganya, pulang menuju rumahnya
"Mereka sudah langsung, ada tadi pemda yang jemput ketemu saya."
"Tadi Komisi IX (DPR) juga ikut jemput. Tadi ada yang jam 8 malam, yang dari Jatim atau mana itu," ungkapnya.
• NARKOBA yang Dipakai Lucinta Luna Dipasok Mantan Teman Duet di Duo Manjah, Transgender Juga
285 peserta observasi yang terdiri dari 238 WNI yang tinggal di Provinsi Hubei, 1 WNA (suami dari WNI), 5 anggota tim pendahulu KBRI Beijing, dan 42 orang dari tim penjemput termasuk kru pesawat dan petugas kesehatan, tiba di Bandara Halim Perdanakusuma pada pukul 15.00 WIB.
Keberangkatan mereka dari Natuna dibagi menjadi 3 kloter menggunakan 2 pesawat jenis Boeing dan 1 Hercules.
Bakal Tumpengan
Siti Rahayu (57) datang menjemput anaknya, Dista Wahyu Prasetyo (21) yang jadi salah satu peserta observasi di Natuna, Kepulauan Riau, di Bandara Halim Perdanakusuma.
Setelah berbulan-bulan menunggu kepulangan anaknya, Siti akhirnya bisa bernapas lega lantaran anak semata wayangnya itu dinyatakan bebas dari virus corona atau Covid-19.
"Alhamdulillah, tadi terakhir komunikasi pas jam 12 tadi, sebelum naik pesawat."
• BESOK 238 WNI yang Dikarantina di Natuna Pulang, Jokowi: Jangan Dikit-dikit Takut, Terima Apa Adanya
"Katanya sebentar lagi berangkat ke Halim," ungkap Siti di lokasi, Sabtu (15/2/2020).
Dista yang saat ini masih berkuliah semester 7 jurusan IT di Wuhan University tersebut, bakal disambut dengan acara syukuran saat tiba di kediamannya, Tangerang.
"Ya syukuran sedikit-sedikit saja, mau ada tumpengan. Yang masak malah tetangga saya. Dia yang nyiapin semuanya," bebernya.
• 238 WNI yang Dikarantina di Natuna Tetap Sehat, Menkes: Karena Doa dari Seluruh Rakyat Indonesia
Lebih jauh lagi, Siti menyatakan anaknya tidak akan melanjutkan studi di Wuhan setelah kembali ke Tanah Air.
Sisa masa studinya akan dihabiskan di kampus tempat Dista meraih beasiswa.
"Anak saya kan kuliah di sana (Wuhan) beasiswa dari kampus swasta."
• Imam Nahrawi Pakai Dana Akomodasi Atlet untuk Desain Rumah, Didakwa Korupsi Rp 11,5 Miliar
"Nanti katanya mau kelarin di sini saja."
"Tapi kan masih ada barang-barangnya belum dibawa semua. Nanti dia balik lagi cuma ambil barang-barang," ungkap Siti. (*)