Aksi Terorisme
660 WNI Jadi Teroris Lintas Batas, Pemerintah Masih Bingung Mau Dipulangkan Atau Tidak
Sebanyak 660 warga negara Indonesia (WNI) terindikasi bergabung sebagai teroris di negara lain, alias foreign terrorist fighter (FTF).
"Pokoknya lebih dari enam ribu warga kita di luar negeri yang sekarang diidentifikasi sebagai teroris oleh negara yang mereka datangi," bebernya.
Terkait pemulangan mereka ke Indonesia, Mahfud MD mengaku masih perlu membicarakannya dengan instansi dan negara lainnya.
• VIDEO Detik-detik Rudal Iran Hajar Pesawat Ukraina, PM Kanada Bilang Mungkin Tidak Disengaja
Satu di antara alasannya adalah karena menyangkut keamanan di negara masing-masing.
"Sehingga di berbagai negara dan itu kan harus dibicarakan bagaimana pemulangannya."
"Kalau dipulangkan berbahaya atau tidak," jelasnya.
• Setelah Sri Mulyani, Bekas Menteri SBY Mari Elka Pangestu Ditunjuk Jadi Direktur Bank Dunia
Sebelumnya, pemerintah menampung semua Warga Negara Indonesia (WNI) yang kembali dari Suriah.
Wiranto saat menjabat Menkopolhukam pernah menyebut, selain para alumni Suriah tersebut harus mengikuti proses deradikalisasi, mereka juga bisa dimanfaatkan.
Kepada wartawan di kantor Kemenkopolhukam, Jakarta Pusat, Selasa (18/7/2017), Wiranto menyebut para alumni Suriah umumnya tahu seluk-beluk kegiatan kelompok teror.
Baca: Tahun 2019 Semua Anak di Jakarta Wajib Punya KIA
Termasuk, kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Informasi tersebut bisa dimanfaatkan pemerintah.
"Ya kayak whistleblower, suatu kekuatan pemerintah menghadapi sesuatu, karena mereka tahu anatomi terorisme, sehingga membantu pemerintah," ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Suhardi Alius mengatakan, ada ratusan alumni Suriah yang sudah kembali ke Tanah Air.
Ia menyebut tidak semua dari mereka adalah pendukung ISIS, namun mereka umumnya adalah pendukung salah satu kelompok bersenjata, yang ikut bertikai di Suriah.
Baca: Warga Pamulang Ini Menamai Bayinya Pajero Sport, Alasannya Unik
Ia menuturkan, pemerintah sudah mengikutsertakan mereka yang kembali ke program deradikalisasi.