Aksi Terorisme

660 WNI Jadi Teroris Lintas Batas, Pemerintah Masih Bingung Mau Dipulangkan Atau Tidak

Sebanyak 660 warga negara Indonesia (WNI) terindikasi bergabung sebagai teroris di negara lain, alias foreign terrorist fighter (FTF).

ANTARA FOTO/PUSPA PERWITASARI/kompas.com
Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan Mahfud MD menyampaikan sambutan di sela penyerahan kompensasi secara simbolis kepada keluarga korban tindak pidana terorisme di Kemenkopolhukam, Jakarta, Jumat (13/12/2019). Pemerintah menyalurkan bantuan kompensasi kepada empat korban tindak pidana terorisme yang terjadi di Tol Kanci-Pejagan, korban di Cirebon dan satu orang korban penyerangan terorisme di Pasar Blimbing, Lamongan yang terjadi tahun 2018. 

"Pokoknya lebih dari enam ribu warga kita di luar negeri yang sekarang diidentifikasi sebagai teroris oleh negara yang mereka datangi," bebernya.

Terkait pemulangan mereka ke Indonesia, Mahfud MD mengaku masih perlu membicarakannya dengan instansi dan negara lainnya.

 VIDEO Detik-detik Rudal Iran Hajar Pesawat Ukraina, PM Kanada Bilang Mungkin Tidak Disengaja

Satu di antara alasannya adalah karena menyangkut keamanan di negara masing-masing.

"Sehingga di berbagai negara dan itu kan harus dibicarakan bagaimana pemulangannya."

"Kalau dipulangkan berbahaya atau tidak," jelasnya.

 Setelah Sri Mulyani, Bekas Menteri SBY Mari Elka Pangestu Ditunjuk Jadi Direktur Bank Dunia

Sebelumnya, pemerintah menampung semua Warga Negara Indonesia (WNI) yang kembali dari Suriah.

Wiranto saat menjabat Menkopolhukam pernah menyebut, selain para alumni Suriah tersebut harus mengikuti proses deradikalisasi, mereka juga bisa dimanfaatkan.

Kepada wartawan di kantor Kemenkopolhukam, Jakarta Pusat, Selasa (18/7/2017), Wiranto menyebut para alumni Suriah umumnya tahu seluk-beluk kegiatan kelompok teror.

Baca: Tahun 2019 Semua Anak di Jakarta Wajib Punya KIA

Termasuk, kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

Informasi tersebut bisa dimanfaatkan pemerintah.

"Ya kayak whistleblower, suatu kekuatan pemerintah menghadapi sesuatu, karena mereka tahu anatomi terorisme, sehingga membantu pemerintah," ujarnya.

Diberitakan sebelumnya, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Suhardi Alius mengatakan, ada ratusan alumni Suriah yang sudah kembali ke Tanah Air.

Ia menyebut tidak semua dari mereka adalah pendukung ISIS, namun mereka umumnya adalah pendukung salah satu kelompok bersenjata, yang ikut bertikai di Suriah.

Baca: Warga Pamulang Ini Menamai Bayinya Pajero Sport, Alasannya Unik

Ia menuturkan, pemerintah sudah mengikutsertakan mereka yang kembali ke program deradikalisasi.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved