Minta Pegawainya Tak Berkopiah Saat Tugas, Ketua KPK: Bayangkan Kalau yang Ditangkap dari Agama Lain
KETUA Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Agus Rahardjo mengingatkan para pegawainya agar tidak menggunakan atribut tertentu ketika bekerja.
Menurutnya, radikalisme tidak bisa dilihat dari busana maupun penampilan fisik seseorang.
• KRONOLOGI Empat Oknum Polisi Culik dan Peras Warga Inggris, Minta Tembusan 1 Juta Dolar AS
"Tidak boleh tampilan fisik, celana cingkrang, jidat item. Temen saya juga ada seperti itu, tapi bagus-bagus aja, jadi enggak boleh," ucapnya di Gedung Penunjang KPK, Jakarta Selatan, Senin (4/11/2019).
Ketua KPK Agus Rahardjo Raharjo pun menyambut baik apa yang disampaikan Suhardi Alius.
"Mudah-mudahan dengan begitu kita bisa memahami dan mencegah kedepannya," cetus Agus Rahardjo.
• Divonis Bebas, Sofyan Basir Termenung, Bingung, Tersandung, Lalu Menangis
KPK mengundang BNPT untuk memberikan pemaparan soal paham radikalisme kepada semua staf dan struktural.
"Kami mengundang Kepala BNPT Suhardi Alius untuk lebih memahami apa itu radikalisme, apa itu terorisme, tadi sudah dijelaskan semua oleh beliau."
"Jadi kami mengundang semua staf, semua struktural untuk hadir dalam acara ini," ujar Agus Rahardjo ditemui seusai acara di gedung penunjang KPK, Jakarta Selatan, Senin (4/11/2019).
• Hakim Bebaskan Sofyan Basir, Begini Respons KPK
Ketua KPK berharap, dengan mendapat materi Resonansi Kebangsaan dan Bahaya serta Pencegahan Radikalisme yang dibawakan oleh Kepala BNPT, jajarannya bisa lebih memahami dan melakukan langkah preventif dalam penanggulangan radikalisme.
"Kami berharap, mudah-mudahan dengan begitu kita lebih memahami (radikalisme) dan bisa lebih mencegah ke depannya," harapnya.
Selain itu, yang disoroti Agus Rahardjo dalam acara ini merupakan klasifikasi orang yang terpapar radikalisme, yang dalam prosesnya memiliki lima tahapan.
• BREAKING NEWS: Mantan Direktur Utama PLN Sofyan Basir Divonis Bebas
Salah satu yang penting menurutnya ialah cara berpakaian jajaran KPK sebagai penegak hukum.
Kembali, dia menegaskan cara berpakaian penegak hukum sangat penting, terutama dalam menunjukkan profesionalitas.
Sebab, sempat beredar rumor yang menyebut sejumlah anggota lembaga antikorupsi itu merupakan bagian dari Taliban.
• Saat Dibeli Cuma Rp 500 Ribu, Sekarang Segini Harga Opelet Si Doel
"Ya itu tadi, kan kita tanya tadi apa karena berpakaian itu kita bisa dikategorikan Taliban?"
"Tapi sebagai penegak hukum penting sekali kemudian cara berpakaian supaya menunjukkan tadi, imparsial, independen, profesional itu penting," bebernya. (Ilham Rian Pratama)