Manuver Surya Paloh Dinilai Melawan Hegemoni Politik Megawati, Bisa Mengkristal Hingga 2024
PENGAMAT politik dari Universitas Paramadina Ahmad Khoirul Umam menduga, manuver yang dilakukan Surya Paloh, merupakan bentuk perlawanan.
"NasDem ingin menunjukkan kekuatannya meskipun itu berpotensi kontra produktif terhadap arah politik dia ke depan," paparnya.
Meski demikian, ia memprediksi NasDem sebagai partai menengah cenderung pragmatis dan tidak kuat berpuasa politik dari kekuasaan.
Karena, partai besutan Surya Paloh ini memiliki korelasi kuat dengan logistik yang ada di daerah.
• Novel Baswedan Dituduh Rekayasa Penyiraman Air Keras, Pegawai KPK: Ini Sangat Menyakitkan!
"Kalau dia puasa dari kekuasaan dia harus siap-siap (keluar dari pemerintahan)," ucap Umam.
Sementara, Umam menilai Presiden Jokowi hanya melancarkan gimmick politik saat menyindir Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh.
"Itu gimmick politik," katanya.
• Begini Penampilan Baru AHY Setelah Gagal Jadi Menteri Jokowi
Meski demikian, Umam juga menyebut sindirian Jokowi ke Surya Paloh merupakan simbol dalam konteks komunikasi politik yang cukup tajam.
Ia mengistilahkan dalam budaya Jawa, Jokowi sedang 'nabok nyilih tangan' atau 'memukul meminjam tangan orang lain.
Namun, Umam tak bisa menyimpukan instrumen apa yang menjadi perhatian Jokowi dengan menyindir Surya Paloh.
• Jokowi Hidupkan Kembali Jabatan Wakil Panglima TNI, Bakal Diduduki Jenderal Bintang Empat
"Kita tidak tahu, bisa instrumen negara, bisa rival politik, bisa partner politik, siapa pun."
"Dan gebuk tidak hanya aspek politik, bisa konteks dilucuti logistiknya, bisa dibongkar apa nama simbol-simbol persoalan berkaitan dengan penegakan hukum," tuturnya.
Umam juga memperkirakan, jika sindiran Jokowi ke Surya Paloh itu tidak bergayung sambut dan tidak ada proses komunikasi di antara keduanya, maka istilah 'gebuk nyilih tangan' itu bisa saja terjadi.
• Tito Karnavian Bilang Omong Kosong Ada Kepala Daerah Ingin Mengabdi kepada Nusa dan Bangsa tapi Rugi
"Maka apa yang dipertontonkan oleh Pak Jokowi yang sebenarnya upaya untuk menjembatani proses komunikasi yang terjadi gap itu," beber Umam.
"Makanya lihat, tapi masalahnya kan bukan soal komunikasi sekarang, komunikasi Itu kan cuma cara. Apa problem utamanya? Ego."
"Masa saya harus meminta, memohon. Masa saya harus menghadap dulu, itu kan soal ego," imbuhnya.
• Ini Sosok Pengusul Jabatan Wakil Panglima TNI Dihidupkan Lagi, Mengaku Tak Ada Unsur Politik