Manuver Surya Paloh Dinilai Melawan Hegemoni Politik Megawati, Bisa Mengkristal Hingga 2024

PENGAMAT politik dari Universitas Paramadina Ahmad Khoirul Umam menduga, manuver yang dilakukan Surya Paloh, merupakan bentuk perlawanan.

TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh (kiri) berpelukan dengan Presiden PKS Sohibul Iman (kanan), seusai mengadakan pertemuan di Kantor DPP PKS, Jakarta, Rabu (30/10/2019). 

“Kalau itu dianggap sebagai peringatan saya rasa terlalu naif. Semua praduga yang mengarah ke hal negatif harus kita buang jauh-jauh,” tegasnya.

Surya Paloh mengatakan, dirinya dan pimpinan partai koalisi yang mendukung Jokowi tetap solid dalam membangun komunikasi dengannya.

“Belum ketemu fisik, tapi secara batin tetap ketemu,” ucapnya sambil tertawa.

 Ganjar Pranowo: Pemimpin Harus Punya Nomor WhatsApp dan Media Sosial Aktif

Ia juga menilai, perlunya menjalin hubungan komunikasi dengan partai politik di luar pemerintah. Selama, komunikasi dibangun untuk membicarakan masalah rakyat Indonesia.

"Ya kalian tahu sendiri hubungan komunikasi harus kita jaga dengan semua pihak, tidak membedakan antara yang di dalam koalisi pemerintah maupun di luar," ucap Surya Paloh.

"Tapi semua punya cita-cita besar bagaimana menjalankan posisi dan peran bagimana partai politik ini untuk meringankan beban masyarakat bukan memberatkan, itu saya pikir," paparnya. 

 Jokowi: Tender Proyek di Akhir Tahun Bikin Jembatan dan Gedung SD Ambruk

Surya Paloh pun menegaskan, tetap akan ada komunikasi dengan Jokowi perihal pertemuan dengan petinggi PKS.

"Amat sangat, pasti lah itu," cetus Surya Paloh. (Fransiskus Adhiyuda)

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved