Kabinet Jokowi
Sri Mulyani Merasa Tua dan Terusik Saat Dilantik Bareng Nadiem Makarim, Ini Katanya
FAKTOR usia sempat membuat Menteri Keuangan Sri Mulyani minder saat bertemu Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim.
Muhadjir menjelaskan, perubahan strategi yang telah dilakukan Presiden, pasti diikuti perubahan pemainnya atau para menterinya.
"Kalau misalnya, oh ini kita harus melakukan permainan bertahan, dipasanglah pemain-pemain yang memiliki karakter bertahan."
• PKS Sebut Jabatan Wakil Menteri Tak Sesuai Reformasi Birokrasi dan Ganggu Harmoni
"Kalau disiapkan menyerang, yang disiapkan tim yang menyerang," ucap Muhadjir.
Ketika ditanya sosok Nadiem, apakah sosok penyerang atau bertahan. Muhadjir tidak menjawabnya.
"Wartawan yang menilai," jawab Muhadjir.
Digitalisasi
Nadiem Makarim berencana memanfatkan digitalisasi ke dunia pendidikan.
Akan tetapi, bentuknya seperti apa, Nadiem mengaku belum mengetahui penerapannya, sebab fokusnya saat ini masih belajar.
"Yang terpenting kita ini mulai bukan dengan aksi."
• Polisi Hentikan Kasus Dugaan Perusakan Buku Merah, KPK Cuma Jadi Pendengar Saat Gelar Perkara
"Tapi belajar dulu dengan semua stakeholder yang ada," katanya saat acara pisah sambut di Gedung Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta Pusat, Rabu (23/10/2019).
Dirinya mengaku sebagai murid yang belajar cepat. Terutama dalam hal 100 hari jabatannya sebagai Mendikbud.
"Cepat, saya cepat belajarnya," ujarnya.
• Pesan Tegas Ryamizard Ryacudu untuk Prabowo: Khilafah dan ISIS Harus dihancurkan!
Begitu juga dengan urusan kebudayaan, Nadiem masih belum mau mengatakan terobosan apa yang akan dilakukan di ranah tersebut.
"Tapi yang jelas berhubungan karena saya milenial dan backgroundnya teknologi. Sudah pasti perubahan yang terjadi ke sana."
"Tapi saya belum bisa mention apa rencana saya yang saya lakukan apa."
• Sekjen PPP: Rizieq Shihab Enggak Susah Dibawa Pulang
"Yang sudah jelas kita ingin memfokuskan kepada manusia yang keluar dari sistem pendidikan seperti apa," paparnya.
Nadiem membantah dirinya membuang waktu dalam memikirkan penerapan teknologi.
"Step pertama jangan selalu memberikan solusi dulu."
• Banyak Minum Air Putih! Jakarta Masih Bakal Terpapar Cuaca Panas Sampai Akhir Oktober 2019
"Pertama, harus seperti murid yang baik, belajar dulu, kondisi lapangan seperti apa, kondisi guru seperti apa, kondisi murid seperti apa, dan kondisi birokrasi dan administrasi seperti apa."
"Dari situlah, baru kita menemukan solusi-solusi baik teknologi maupun nonteknologi yang bisa meningkatkan kualitas pendidikan kita," urainya. (Fitri Wulandari)