Unjuk Rasa Mahasiswa

Menristekdikti Ungkap Ada Mahasiswa Tak Paham Substansi RKUHP, Lalu Bilang Sebagian Aksi Ditunggangi

SEBAGIAN mahasiswa yang ikut aksi demonstrasi menolak RKUHP, ternyata tidak mengerti substansi yang mereka tolak.

TRIBUNNEWS/JEPRIMA
Ribuan mahasiswa menggelar aksi demonstrasi di depan Gedung DPR/MPR, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (23/9/2019). Mereka menolak Revisi UU KPK dan RKUHP. 

"Dan sampai sekarang kita masih sedang dalam proses pemeriksaan atas semuanya. Kita akan pilah-pilah dari mana mereka ini."

"Apakah mereka ini dari adik-adik mahasiswa, dari masyarakat, atau dari pihak lain. Tentunya masih kita dalami juga," papar Gatot.

Hasil pemeriksaan sementara, kata dia, satu orang yang membawa molotov adalah pelajar dan bukan mahasiswa.

 JOKOWI Minta DPR Tunda Sahkan RKUHP, Komisi III Salahkan Menkumham Yasonna Laoly

"Salah seorang yang membawa molotov dan kita amankan adalah seorang pelajar. Ia kita amankan di Polres Jakarta Barat," jelas Gatot.

Saat ini, tambahnya, polisi mendalami kemungkinan adanya kelompok dari luar mahasiswa yang memancing hingga terjadinya kericuhan saat aksi.

"Kita juga masih mendalami adanya kemungkinan kelompok-kelompok di luar mahasiswa. Yang kita ketahui, kita dalami semuanya," ucap Gatot.

 INI 11 Materi Baru dalam RUU Pemasyarakatan yang Batal Disahkan DPR Hari Ini

Ia memastikan dari 94 orang yang diamankan dan masih diperiksa pihaknya itu, jika terbukti melakukan perusakan, maka akan diproses hukum.

"Apabila terbukti yang bersangkutan ikut melakukan tindakan khususnya perusakan."

"Apakah terhadap kendaraan yang dimiliki masyarakat, atau dimiliki TNI Polri, atau pun merusak pagar Gedung DPR, kita akan melakukan tindakan tegas terhadap mereka."

 DINILAI Terapkan Standar Ganda, Jokowi Lewatkan Dua Peluang Emas untuk Selamatkan KPK

"Kita akan proses hukum sesuai ketentuan yang berlaku," papar Gatot.

Menurut Gatot, dalam aksi demonstras mahasiswa kemarin, polisi sudah memberikan toleransi yang dirasa cukup bahkan lebih.

"Kita sudah memberikan toleransi kepada adik-adik mahasiswa untuk memberikan ruang menyampaikan aspirasinya langsung di depan pagar DPR selama ini."

 TAHU dari Twitter, Pria Berjenggot Ikut Main Video Vina Garut Setelah Bayar Rp 600 Ribu

"Juga keinginaan daripada adik-adik untuk bertemu pimpinan DPR sudah kita mediasi."

"Beberapa kali bertemu dan terakhir kemarin tidak mau bertemu. Karena permintaannya supaya Ketua DPR berada di tengah-tengah massa untuk menyampaikan," papar Gatot.

Ia mengatakan, niat baik dalam memberikan toleransi ternyata disalahgunakan para pendemo.

 PRIA Berjenggot Pemain Video Vina Garut Diciduk Polisi, Sempat Kabur ke Luar Jawa

"Niat baik kita memberikan toleransi ini disalahgunakan. Maka nanti kami akan melakukan penyekatan-penyekatan."

"Tentunya untuk pengamanan ini terhadap adik-adik mahasiswa, apabila melakukan unras kembali."

"Karena kita sudah cukup toleransi, dan apabila melakukan tindakan-tindakan anarkis kami akan melakukan tindakan tegas atas hal tersebut," ucapnya.

 Jalan Depan Gedung DPR/MPR Ditutup karena Unjuk Rasa Mahasiswa, Ini Pengalihan Arus Lalu Lintasnya

Menurut Gatot, unjuk rasa boleh disampaikan, namun tidak boleh anarkis.

"Aspirasi boleh disampaikan, tapi saya yakin betul bahwa adik-adik mahasiswa adalah mahasiswa yang cerdas."

"Jadi lakukan dengan cara-cara yang cerdas, dengan cara-cara yang elegan, dengan cara-cara yang tentunya sesuai ketentuan peraturan dan perundang-undangan yang ada," bebernya. (*)

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved