Rusuh Papua
4 WNA Australia Dideportasi Ikut Demo Pengibaran Bendera Bintang Kejora, Begini Penjelasan Polisi
Mereka dipulangkan lewat Bandar Udara DEO Kota Sorong dengan penerbangan Bali-Makassar-Australia.
Mabes Polri mengkonfirmasi 4 orang WNA asal Australia telah dideportasi dari Sorong, Papua Barat.
Keempat WNA Australia terlibat demo pengibaran bendera Bintang Kejora
Mereka adalah Baxter Tom (37), Davidson Cheryl Melinda (36), Hellyer Danielle Joy (31), dan Cobbold Ruth Irene (25).
Mereka dipulangkan lewat Bandar Udara DEO Kota Sorong dengan penerbangan Bali-Makassar-Australia.
Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan keempatnya dideportasi lantaran turut mengikuti aksi demonstrasi menuntut kemerdekaan Papua.
• Kapolri dan Panglima TNI Berkantor di Papua 10 Hari, Enam Ribu Aparat Siaga di Bumi Cenderawasih
"Ketika dia mengikuti demo, ada pengibaran bendera (Bintang Kejora) maka itu ada pelanggaran pidana," ujar Dedi, di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (2/9/2019).
Menurutnya, keempat WNA itu melanggar hukum imigrasi lantaran telah mengikuti aksi demonstrasi.
Padahal, kata dia, UU Nomor 9 Tahun 1998 terkait unjuk rasa hanya merujuk kepada warga negara Indonesia dan bukannya WNA.
"WNA kan bukan warga Indonesia. Di Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1998 tertera WNI (yang diperbolehkan melakukan unjuk rasa)," kata dia.
• Merinding! Ternyata Korban Sempat Merekam Detik-detik Kecelakaan Tol Cipularang
Lebih lanjut, mantan Wakapolda Kalimantan Tengah itu menuturkan keempat WNA itu dapat ditindak atau diproses hukum lebih lanjut apabila ditemukan adanya pelanggaran berat.
Dedi menyebut para WNA yang telah dideportasi, bisa saja kembali dipanggil untuk menjalani proses hukum di Indonesia.
"Maka nanti ada kerjasama dengan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu)," katanya.
4 warga Australia dideportasi
Kantor Imigrasi Kelas II TPI Sorong, Papua, mendeportasi empat warga negara asing (WNA) asal Australia, Senin (2/9/2019).
Keempat warga negara Australia tersebut diketahui sempat ikut aksi demonstrasi di Kantor Walikota Sorong, Selasa (27/8/2019).
Keempat warga negara Australia teridiri dari seorang pria dan tiga perempuan.
Mereka asing-masing atas nama Baxter Tom (37), Davidson Cheryl Melinda (36), Hellyer Danielle Joy (31), Cobbold Ruth Irene (25).
Diketahui, keempat WNA tersebut masuk Wilayah Indonesia tanggal 10 Agustus 2019 melalui TPI Pelabuhan Sorong dengan kapal yacht Valkyrie.
Warga negara asing (WNA) asal Australia ikut dalam demonstrasi di Kantor Walikota Sorong, Selasa (27/8/2019).
Kemudian, Selasa (27/8/2019) pihak BAIS TNI dan Intelijen Polri menyampaikan informasi kepada Kantor Imigrasi Sorong terdapat Orang Asing yang ikut demonstrasi dan mengibarkan bendera Bintang Kejora.
Mendapt informasi tersebut, petugas Kantor Imigrasi Sorong beserta aparat Intelijen TNI dan Polri kemudian membuntuti tiga WNA tersebut dan setelah situasi aman dilakukan investigasi dan pemeriksaan dokumen.
• Moeldoko Sebut Benny Wenda Aktor Kerusuhan di Papua, Ini yang Bakal Dilakukan Pemerintah
Untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, pihak Kepolisian kemudian membawa tiga WNA Australia tersebut ke Polresta Sorong untuk dilakukan pengamanan;.
Kemudian Rabu (28/8/2019), Kantor Imigrasi Sorong dan pihak intelijen setempat mendatangi kapal yacht Valkyrie di Pelabuhan Tanpagaram, Kota Sorong dan mengamankan satu WNA Australia lainnya yang ternyata juga ikut serta dalam demonstrasi di hari yang sama di Sorong.
Warga negara asing (WNA) asal Australi ikut aksi demonstrasi di Kantor Walikota Sorong, Selasa (27/8/2019).
Kemudian keempat Orang Asing tersebut dibawa ke Kanim Sorong untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Setelah melakukan serangkaian proses pemeriksaan, Kanim Sorong Senin (2/9/2019) kemudian melaksanakan tindakan berupa deportasi kepada WNA tersebut keluar Wilayah Indonesia kembali ke negaranya, Australia.
Kanim Sorong melakukan pengawalan pendeportasian 4 WNA tersebut dengan rute penerbangan melalui Bandara Hasanudin, Makasar, Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali, dengan pesawat Batik Air.
Kemudian pukul 22.25 WITA tiga orang diterbang menuju Sydney menggunakan pesawat Qantas QF.44, Senin (2/9/2019).
Sementara Davidson Cheryl Melinda akan berangkat ke Australia, Rabu (4/9/2019) menggunakan pesawat Virgin Australian Airline pukul 15.45 WITA.
• VIDEO : Bule Australia Dipulangkan Karena Kedapatan Ikut Unjuk Rasa di Papua Barat
Kasubbag Humas Direktorat Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM, Sam Fernando membenarkan soal kabar tersebut.
"Benar," kata Sam ketika dikonfirmasi Tribunnews.com pada Senin (2/9/2019).
Sam mengatakan, proses deportasi keempat WN Australia tersebut dilakukan Senin (2/9/2019) melalui Bandar Udara DEO Kota Sorong dan diterbangkan menggunakan pesawat Batik Air dengan nomor penerbangan ID 6197 menuju Bali melalui Makassar.
"Seluruh WNA selanjutnya akan dipulangkan menuju Australia menggunakan pesawat Qantas QF.44, kecuali Davidson Cheryl Melinda yang akan berangkat ke Australia tanggal 4 September 2019 menggunakan pesawat Virgin Australian Airline pukul 15.45 WITA dan Virgin Australian Airline," kata Sam. (*)
Panglima TNI Mulai Sore Ini Berkantor di Papua, Kapolri-BIN-Kemenlu Lacak Keterlibatan Asing
Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto mengatakan dirinya akan berangkat ke Papua pada Senin sore dan berkantor di sana untuk jangka waktu yang belum ditentukan.
“Tergantung perkembangan situasi di sana,” kata Panglima TNI kepada Antara di Jakarta, Senin (2/9).
Panglima TNI mengatakan memantau situasi di Papua terkini dari jarak lebih dekat secara fisik akan sangat memudahkan dalam proses pengambilan keputusan.
• Rusuh di Papua, Diduga Ada Organisasi Luar Negeri yang Ikut Campur
• Tokoh Perempuan dan Adat Papua Sesalkan Aksi Anarkistis dan Pembakaran Dalam Unjuk Rasa
• DERETAN Artis Menikah dengan Selingkuhan Sendiri, Sempat Tak Mau Mengaku Terlibat Perselingkuhan
“Karena itu, kami akan berkantor di sana dan berapa lamanya tergantung perkembangan situasi,” ujarnya, menegaskan.
Tentang dugaan keterlibatan asing dibalik aksi unjuk rasa pada Kamis (29/8) yang berujung anarkis, Panglima TNI mengatakan,”intelijen lebih paham,”.

Terkait dengan pengamanan Papua terkini, saat ini tercatat sekitar 6.000 pasukan gabungan TNI-Polri diperbantukan untuk menjaga wilayah di timur Indonesia tersebut.
Mereka disebar di beberapa titik di antaranya Jayapura, Nabire, Paniai, Deiyai, Manokwari, Sorong dan Fakfak.
Keterlibatan Asing
Sementara itu, Kepolisian RI berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri dalam nenangani masalah kericuhan di Papua.
• Ibu Tikam Bayi Hingga Tewas Setelah Dimandikan, Mengaku Dapat Bisikan Gaib Kirim Anak ke Surga
Kapolri Jenderal (Pol) Tito Karnavian menduga, ada keterlibatan pihak asing dalam kejadian itu.
"Ada. Kita sama-sama tahu dari kelompok-kelompok ini ada hubungannya dengan network di internasional," kata Jenderal Tito di acara Hari Jadi Ke-71 Polwan, di Jakarta, Minggu (1/9/2019).
Selain dengan Kemenlu, Polri berkoordinasi dengan Badan Intelijen Internasional (BIN).
• Harga Tiket Pesawat Melambung, Ini Strategi Bandara Soetta Rangsang Pertumbuhan Penumpang
Menurut Tito, pihak-pihak yang diduga menggerakan kericuhan di Papua sudah diketahui.
Polisi telah memetakannya dan mendalami informasi terkait.
Jika ditemukan bukti yang cukup, Polri akan menindak pihak tersebut. Tito juga menyampaikan bahwa kondisi di Papua dan Papua Barat sudah terkendali.
"Sudah relatif aman ya," ujar dia.

Hampir 6.000 pasukan gabungan TNI-Polri diperbantukan untuk menjaga wilayah timur Indonesia itu.
Mereka disebar di beberapa titik, di antaranya Jayapura, Nabire, Paniai, Deiyai, Manokwari, Sorong dan Fakfak.
Senada dengan Kapolri, Kadiv Humas Polri Irjen Pol Mohammad Iqbal juga menduga bahwa ada kaitan antara kelompok-kelompok lokal dengan pihak luar.
• Rumah Pemilik Anjing yang Terkam PRT Hingga Tewas Didemo Warga, 10 Orang Pernah Jadi Korban
Namun demikian, Iqbal enggan mengungkap pihak-pihak tersebut.
"lntinya enggak bisa juga kami sampaikan di sini," kata Iqbal.
Ia memastikan bahwa Polri akan menjamin situasi keamanan di Papua. Ia juga meminta agar masyarakat tidak terpancing berbagai provokasi yang dapat menimbulkan kerusuhan.
"Kerusuhan yang sudah terjadi, jangan terulang lagi," ucap Iqbal.
• Polisi Selidiki 3 Musim Produce 101 Sebelumnya Terkait Manipulasi Suara
Empat Warga Meninggal Dunia
Kapolres Jayapura Kota AKBP Gustav Urbinas mengatakan empat warga meninggal pascademo anarkis di Jayapura.
"Kami berharap tidak ada lagi aksi balas dendam antar warga hingga menimbulkan kasus baru," kata AKBP Urbinas menjawab pertanyaan ANTARA di Jayapura, Senin.
Selain menewaskan warga sipil aksi balas dendam antarwarga juga menyebabkan beberapa orang terluka.
• Uskup Agung Jakarta Mgr Ignatius Suharyo Dipilih Sebagai Kardinal, Yang Ketiga dari Indonesia
Namun, Urbinas belum dapat memastikan jumlah warga yang mengalami luka-luka.
Ia menegaskan bahwa pihaknya tidak menoleransi bila ada lagi aksi serupa maupun aksi sweeping .
“Apa pun alasannya tidak dibenarkan sehingga kami akan mengambil tindakan tegas,” ujar AKBP Urbinas.

Mantan Kapolres Jayapura menambahkan bahwa saat ini polisi sudah menahan lima warga dan menetapkan mereka sebagai tersangka karena kedapatan membawa senjata tajam.
Kelima tersangka itu dikenai Undang-Undang Darurat Nomor 12 Tahun 1951.
Ketika ditanya tentang situasi kamtibmas, Kapolres Jayapura Kota menyatakan bahwa saat ini sudah berangsur kondusif dan aktifitas masyarakat mulai normal kembali.
Pusat perbelanjaan dan perkantoran yang tidak mengalami dampak, kata dia, sudah beroperasi.
• Di Jepang, Menteri Hanif Bawakan Lagu Didi Kempot Hingga Disawer Sama Pejabat Ini
Sementara itu, bangunan yang rusak akibat dibakar atau dilempar pedemo terlihat masih dibersihkan.
"Belum semua beroperasi karena ada beberapa bangunan yang terbakar," kata AKBP Urbinas.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Duga Keterlibatan Asing dalam Ricuh di Papua, Polri Koordinasi dengan Kemenlu",