Pilpres 2019

Polisi Tangkap Empat Perusak Mobil Brimob Saat Kerusuhan Aksi 22 Mei, Ada Beberapa Senjata Dicuri

POLISI menangkap empat orang yang diduga merusak mobil Brimob di kawasan Jakarta Barat, saat aksi 21-22 Mei lalu.

TRIBUNNEWS/DANY PERMANA
Massa melempari kendaraan milik Brimob saat terlibat bentrokan di kawasan Slipi, Jakarta Barat, Rabu (22/5/2019). Massa aksi pendukung salah satu pasangan capres yang sebelumnya berunjuk rasa di depan Bawaslu, menyerang Asrama Brimob Petamburan dan membakar beberapa kendaraan. 

POLISI menangkap empat orang yang diduga merusak mobil Brimob di kawasan Jakarta Barat, saat aksi 21-22 Mei lalu.

Kapolres Metro Jakarta Barat Kombes Hengki Hariyadi mengatakan, keempatnya ditangkap pada Kamis (30/5/2019) lalu.

"(Keempatnya diduga) Melakukan perusakan terhadap kendaraan Brimob dan juga pencurian terhadap properti yang ada di mobil," ujar Hengki di Mapolres Metro Jakarta Barat, Jumat (31/5/2019).

Kuasa Hukum Pertanyakan Kehadiran Anggota BIN dan BAIS Saat Pemeriksaan Soenarko

Ia menyebut, jajarannya terus menelusuri kemungkinan adanya pelaku lain yang turut melakukan perusakan serta pencurian.

Sebab, ada properti Brimob yang turut dicuri.

Sementara, keempat orang yang telah diamankan, kata dia, masih menjalani pemeriksaan intensif oleh kepolisian.

Kuasa Hukum Bekas Danjen Kopassus Soenarko: Selundupkan Senjata Masa Cuma Satu? Itupun Sudah Busuk

"Kita akan kejar terus sampai dapat. Ini karena ada properti Brimob yang dicuri sampai sekarang harus kita amankan, ada beberapa seperti senjata laras licin dan sebagainya," jelasnya.

Hengki juga menyebut pihaknya masih mendalami peran-peran 189 tersangka lain yang telah polisi ciduk dalam aksi kerusuhan tersebut.

"Kita lakukan rekonstruksi untuk mengetahui peran masing-masing, di mana posisi, apa yang dilakukan dan sebagainya," jelas Hengki. 

Polisi Malaysia Tangkap Warga Indonesia Terkait ISIS, Diduga Hendak Rencanakan Misi Bunuh Diri

Sebelumnya, Karopenmas Mabes Polri Brigjen Dedi Prasetyo mengatakan, pembakaran asrama Brimob di Petamburan, Jakarta Barat oleh perusuh aksi 22 Mei, diduga karena ingin merampas senjata api milik aparat.

Hal ini disampaikan Dedi Prasetyo saat membesuk personel Brimob dan peserta aksi 22 Mei yang terluka, dan kini masih dirawat di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.

"Untuk merebut senjata," kata Dedi Prasetyo di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Senin (27/5/2019).

Moeldoko Bilang Wacana Referendum Muncul karena Emosi Partai Aceh Kalah Pemilu

Untungnya, tak ada satu pun senjata api kepolisian yang berhasil dirampas oleh massa aksi.

Menurutnya, kala itu massa menyerang asrama Brimob menggunakan batu dan bom molotov, sehingga asrama Brimob Petamburan sempat dilalap si jago merah.

"Belum, belum, ditahan dengan kekuatan 50 orang. Tidak ada (senjata yang dirampas). Dari Slipi maupun Tanah Abang secara masif yang menggunakan batu, dan bom molotov," jelasnya.

Ani Yudhoyono Sudah Tiga Hari Dirawat di Ruang ICU, Semua Keluarga SBY Berkumpul di Singapura

Dalam kesempatan itu, Dedi Prasetyo juga membantah apabila ada aparat kepolisian yang dibekali peluru tajam saat melakukan pengamanan pada aksi 22 Mei lalu.

Menurutnya, sejak awal pengamanan aksi di sekitar Gedung Bawaslu, tak ada satu pun personel Polri dan TNI yang dilengkapi senjata api beramunisi peluru tajam.

"Sesuai yang sudah saya sampaikan berulang kali, seluruh anggota Polri dan TNI yang laksanakan pengamanan langsung terhadap para pendemo tidak dilengkapi senjata api dan peluru tajam," tuturnya.

Mengadu ke Komnas HAM, Penghuni Asrama Brimob Petamburan Korban Kerusuhan 22 Mei Diminta Lakukan Ini

Sebelumnya, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono mengatakan, pihaknya masih memburu pihak yang mendanai penyerangan Asrama Brimob Petamburan, Jakarta Barat.

Polisi telah mengamankan pelaku kerusuhan serta provokator penyerangan. Namun, saat ini pihak kepolisian masih mendalami sosok yang menjadi penyandang dana kerusuhan aksi 22 Mei.

"(Aktor yang membiayai) sedang dicari. Identitasnya belum ada," ujar Argo Yuwono di Polda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (22/5/2019).

Isu Referendum Aceh, Wiranto Bilang Cuma Sebatas Wacana dan Tidak Bakal Terjadi

Polisi telah mengamankan uang di dalam amplop dan uang sebesar Rp 5 juta dari salah satu massa provokator yang menyerang asrama Brimob.

Argo Yuwono menyebut uang sebesar Rp 5 juta itu akan digunakan untuk biaya operasional aksi 22 Mei. Sedangkan uang di dalam amplop yang berisi Rp 200 ribu-Rp 500 ribu itu akan dibagi-bagikan.

"Jadi sudah saya jelaskan daripada pelaku perusuh yang kita lihat saat ini sudah direncanakan, sudah disetting ada yang biayai, sudah disiapkan," jelas Argo Yuwono.

Pengamat Nilai Pemilu 2019 Bukan yang Terburuk, tapi yang Terberat

Polda Metro Jaya menangkap dan menetapkan 257 orang sebagai tersangka kerusuhan yang terjadi pada 22 Mei.

Para tersangka melakukan kerusuhan di Petamburan, depan Bawaslu, dan Gambir.

Para pelaku dijerat pasal 170, 212, 214, dan 218 KUHP. Sedangkan pelaku pembakaran asrama polisi di Petamburan ditambahi dengan pasal 187 KUHP.

Hasil Autopsi Korban Kerusuhan Aksi 22 Mei: Harun Rasyid Tewas Akibat Luka Tembak Menembus Dada

Aksi kerusuhan yang terjadi dalam dua hari terakhir (21-22 Mei) ternyata sudah direncanakan oleh para perusuh.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono mengatakan, penyerangan Asrama Brimob Petamburan juga telah direncanakan secara sistematis oleh pelaku.

Pihak kepolisian telah mengantongi bukti rekaman rencana penyerangan Asrama Brimob.

Ani Yudhoyono Sempat Tidak Sadarkan Diri, Petinggi Partai Demokrat Bergelombang Datang ke Singapura

"Merencanakan dan menyerang asrama polisi di Petamburan. Ini ada barang buktinya, ada rekamannya," ucap Argo Yuwono.

"Jadi sudah disetting untuk melakukan penyerangan ke asrama polisi di Petamburan," sambungnya.

Argo Yuwono mengungkapkan, para tersangka berasal dari luar Jakarta. Mereka dikumpulkan di Sunda Kelapa, sebelum melakukan penyerangan.

Mayoritas Pegawai BUMN dan ASN Pilih 02, Fadli Zon: Kok Jokowi-Maruf Amin Bisa Menang Ya?

"Para tersangka ini yang disuruh itu berasal dari luar Jakarta. Dan kemudian, dari Jawa Barat, dia kemudian datang ke Sunda Kelapa," tutur Argo Yuwono.

Para pelaku memiliki penyandang dana untuk membiayai aksi mereka. Saat ini polisi masih mendalami pihak yang mendanai aksi pelaku.

Bahkan, senjata yang digunakan untuk menyerang Asrama Brimob telah disiapkan di Petamburan.

Mulai Besok Ada Diskon 10 Persen Jika Menyeberang dari Merak ke Bakauheni Pada Siang Hari

"Karena di Petamburan itu ada batu, busur sudah tertata di pinggir jalan. Jadi massa ini datang itu semua sudah siap," beber Argo Yuwono.

Sebelumnya, Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo menuturkan, pihaknya masih mengecek informasi enam korban tewas akibat kerusuhan di Jakarta pada Rabu (22/5/2019) dini hari.

"Masih dicek seputar itu, termasuk penyebab tewas dan identitasnya," kata Dedi Prasetyo saat dikonfirmasi Wartakotalive.com, Rabu (22/5/2019).

Kubu Jokowi Minta Prabowo Jelaskan Maksud Pergi ke Dubai dan Austria kepada Publik, Perlukah?

Yang pasti, kata Dedi Prasetyo, polisi tidak dibekali peluru tajam dan senjata api saat mengamankan unjuk rasa yang berujung rusuh tersebut.

"Yang perlu disampaikan bahwa aparat keamanan dalam pengamanan unjuk rasa tidak dibekali oleh peluru tajam dan senjata api," tuturnya.

"Kita sudah sampaikan jauh-jauh hari bahwa akan ada pihak ketiga yang akan memanfaatkan situasi unras tersebut. Oleh karenanya masyarakat tidak perlu terprovokasi," sambung Dedi Prasetyo. (Vincentius Jyestha)

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved