Indonesia-Malaysia Percepat Pembangunan Sosial Ekonomi di Wilayah Perbatasan

Ringkasan Berita:

• Indonesia dan Malaysia meneguhkan kembali komitmen dalam pengembangan sosial ekonomi perbatasan.
• Sejumlah progres dicapai, termasuk penyelarasan SOP, pembukaan jalur RoRo, hingga percepatan PLBN.
• Indonesia ditetapkan sebagai tuan rumah Persidangan SOSEK MALINDO ke-41 tahun 2026.

 
WARTAKOTALIVE.COM, PALMERAH - Hubungan Indonesia dan Malaysia kembali menguat lewat komitmen bersama mempercepat pembangunan kawasan perbatasan. Suasana hangat terasa sejak Selasa hingga Rabu, 18–19 November 2025, ketika Persidangan Ke-40 JKK KK Pembangunan Sosio-Ekonomi SOSEK MALINDO digelar di Langkawi, Kedah, Malaysia.

Dari ruang pertemuan yang menghadap laut, kedua delegasi duduk dalam satu meja untuk membahas satu tujuan besar, yaitu memperkuat konektivitas, keamanan, serta perkembangan sosial ekonomi wilayah perbatasan yang selama ini menjadi nadi interaksi masyarakat kedua negara.

Delegasi Indonesia dipimpin Dirjen Bina Administrasi Kewilayahan Kemendagri Dr. Safrizal ZA.
Malaysia menurunkan pimpinan setingkat tinggi, Encik YBrs Tuan Badrul Shah bin Mohd Idris dari Majlis Keselamatan Negara.

Dalam sambutannya, Safrizal menyampaikan apresiasi atas persahabatan yang sudah terjalin lebih dari 40 tahun. Ia mengingatkan bahwa meski banyak capaian telah dihasilkan, masih ada sejumlah agenda yang memerlukan penyelarasan mendalam, terutama perbedaan landasan hukum dan pelaksanaan kesepakatan di tingkat daerah.

Baca juga: Dosen Untag Tewas Tanpa Busana di Hotel, Keluarga Mengaku Janggal, Pertanyakan Peran AKBP B

Baca juga: Bestari Barus Tegaskan PSI Ogah Terima Budi Arie Jika Niat Bergabung, Ini Alasannya

Baca juga: Kemenkeu Buka Rekrutmen CPNS 2026, Ada Formasi SMA untuk 300 Orang

“Meskipun banyak capaian yang sudah diraih, masih terdapat agenda yang membutuhkan penyamaan persepsi dan koordinasi yang lebih intensif,” ujar Safrizal, Rabu (19/11/2025).

Salah satu progres penting yang disepakati adalah penyelarasan SOP pemulangan dan pengendalian jenazah di Riau/Kepri–Johor/Melaka serta Entikong–Tebedu.

Kedua negara juga sepakat membentuk Tim Fasilitasi dan pusat komunikasi (call center) sebagai ruang koordinasi cepat, dengan masa uji coba selama satu tahun.

Di bidang konektivitas, pembukaan jalur laut RoRo Dumai–Melaka dan Batam–Johor kembali ditegaskan.

Jalur ini diyakini akan memperkuat arus barang sekaligus mempermudah mobilitas masyarakat di wilayah perbatasan.

Selain itu, pengoperasian Terminal Barang Internasional Entikong dan percepatan kawasan Special Economic Zone (SEZ) Tebedu–Entikong menjadi fokus bersama, sejalan dengan arahan pimpinan nasional kedua negara.

Di sektor pengelolaan perbatasan, Indonesia dan Malaysia sepakat memperkuat koordinasi teknis di Sungai Sembakung–Pansiangan.

Kesepakatan ini mencakup pembentukan Joint Technical Committee serta penerapan sistem peringatan dini banjir.

Pembahasan juga menyoroti harmonisasi Pintu Masuk Antarabangsa Serudong–Sei Manggaris dan percepatan operasional Pos Lintas Batas Negara Temajuk–Telok Melano.

Isu lain yang tak kalah penting adalah rencana pembukaan kembali Exit Entry Point PLBN Sei Nyamuk (Sebatik)–Tawau.

Langkah ini diharapkan dapat mengakomodasi mobilitas tinggi masyarakat Pulau Sebatik yang selama ini sangat bergantung pada interaksi ekonomi dan sosial lintas negara.

Dalam penutupan sidang, Safrizal mengajak seluruh delegasi menjaga semangat kolaborasi yang sudah terbentuk puluhan tahun.

“Marilah kita terus memelihara semangat kolaborasi dan komunikasi yang baik, memperkuat hubungan persahabatan, dan bersama-sama mewujudkan kemajuan serta kesejahteraan bagi masyarakat di kawasan perbatasan,” ucapnya.

Pertemuan berakhir dengan kesepakatan Takwim Kegiatan SOSEK MALINDO 2026.

Indonesia ditetapkan sebagai tuan rumah persidangan ke-41, sekaligus menandai langkah lanjutan menuju penguatan pembangunan wilayah perbatasan secara berkelanjutan.

Baca berita WartaKotalive.com lainnya di Google News dan WhatsApp