Berita Internasional

Pasukan PBB Diserang Israel di Lebanon, IDF Klaim Salah Identifikasi

Insiden berlangsung di Al-Hamames, wilayah yang kerap menjadi medan patroli UNIFIL di selatan Lebanon.

Editor: Joanita Ary
Kompas.com
IDF SERANG -- Ketegangan di perbatasan Lebanon dan Israel kembali mencuat setelah Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menembakkan peluru ke arah dua anggota Pasukan Perdamaian PBB atau United Nations Interim Force in Lebanon (UNIFIL) pada Minggu, 16 November 2025. Israel kemudian mengakui bahwa serangan itu terjadi akibat salah identifikasi, sebuah pengakuan yang memicu kecaman dan kekhawatiran akan stabilitas kawasan. 

WARTAKOTALIVECOM -- Ketegangan di perbatasan Lebanon dan Israel kembali mencuat setelah Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menembakkan peluru ke arah dua anggota Pasukan Perdamaian PBB atau United Nations Interim Force in Lebanon (UNIFIL) pada Minggu, 16 November 2025.

Israel kemudian mengakui bahwa serangan itu terjadi akibat salah identifikasi, sebuah pengakuan yang memicu kecaman dan kekhawatiran akan stabilitas kawasan.

Insiden berlangsung di Al-Hamames, wilayah yang kerap menjadi medan patroli UNIFIL di selatan Lebanon.

Menurut laporan resmi, prajurit Israel mendeteksi dua sosok yang dianggap mencurigakan di dekat garis perbatasan.

Dalam kondisi cuaca yang digambarkan buruk, dengan jarak pandang terbatas, IDF melepaskan tembakan peringatan dari senapan mesin berat.

Serangan itu memaksa kedua sosok tersebut untuk mundur, dan baru kemudian diketahui bahwa mereka adalah anggota pasukan PBB.

Dalam pernyataannya, IDF menyebut cuaca menjadi faktor pengabur dalam pengenalan target.

“Kami menyesali insiden ini. Tembakan dilepas setelah salah identifikasi visual di lapangan,” demikian rilis yang disampaikan.

Israel menyampaikan penyesalan resmi dan menegaskan tidak ada niat untuk mencederai pasukan penjaga perdamaian.

Meski tidak ada korban jiwa, insiden ini menimbulkan kritik keras dari UNIFIL dan pihak-pihak internasional.

Komando PBB menyayangkan tembakan tersebut sebagai tindakan yang berisiko tinggi dan sebagai pelanggaran terhadap Resolusi Dewan Keamanan PBB Nomor 1701, yang menjadi dasar kehadiran UNIFIL di wilayah tersebut sejak 2006.

UNIFIL menyampaikan keprihatinan mendalam bahwa serangan sejenis telah terjadi berulang kali dalam beberapa bulan terakhir.

“Semua pihak harus sepenuhnya menghormati mandat misi perdamaian. Kesalahan, sekecil apapun, bisa berujung fatal dan merusak upaya menjaga stabilitas,” tegas juru bicara UNIFIL.

Lebanon, di sisi lain, mengecam serangan tersebut sebagai pelanggaran kedaulatan dan meminta investigasi menyeluruh.

Pemerintah Beirut juga menuntut jaminan keamanan bagi pasukan PBB dan pelaksanaan penuh mandat internasional untuk menekan konflik di perbatasan.

Serangan yang disebut sebagai “salah tembak” ini menambah daftar panjang insiden yang menempatkan pasukan internasional dalam situasi rawan di zona konflik.

 Di tengah ketegangan yang terus mengintai, kehadiran UNIFIL, yang dimaksudkan untuk menjaga perdamaian, kembali menghadapi cobaan berat di garis biru yang rapuh.

 

 

Sumber: KOMPAS
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved