Berita Nasional
Awwab Hafidz Pertanyakan Pembangunan Jalan Tambang di Kawasan yang Berstatus Virgin Forest
Selain tentang pemasangan pagar atau patok, status wilayah IUP adalah area virgin forest alias hutan perawan
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Pusat kembali menggelar sidang sengketa tambang nikel di Halmahera Timur (Haltim) terkait dugaan pemasangan patok oleh dua karyawan PT Wana Kencana Mineral (WKM), Awwab Hafidz dan Marsel Bialembang.
Beragendakan pemeriksaan terdakwa, Jaksa Penuntut Umum (JPU) meminta penjelasan dari terdakwa Awwab Hafidz yang menjabat sebagai Kepala Teknik Tambang (KTT) PT WKM soal dasar pemasangan pagar atau patok di area IUP.
Awwab mengungkapkan, saat memeriksa wilayah tambang PT WKM, ia menemukan adanya galian yang diduga merupakan aktivitas penambangan.
Padahal, PT WKM belum memulai proses tambang apa pun di lokasi tersebut.
“Karena itu, dan atas perintah Direktur Utama PT WKM Eko Wiratmoko, saya memerintahkan Marsel untuk memasang pagar sepanjang 12 meter agar tidak ada pihak yang memasuki wilayah IUP kami,” kata Awwab di persidangan, Rabu (19/11/2025)
Baca juga: Penanganan Prosedur Hukum Dinilai Janggal, PT WKM Ajukan Praperadilan ke PN Jaksel
Keterangan Awwab adalah menjawab pertanyaan Hakim Ketua Sunoto di ruang sidang.
Pagar tersebut, lanjutnya, dipasang untuk menandai batas wilayah dan mencegah dugaan penyerobotan.
Dalam penjelasan dua terdakwa dan kuasa hukumnya di sidang, beberapa aspek terkait sengketa terungkap saat Majelis Hakim mempertanyakan titik penanaman patok. Keterangan terdakwa menyebut patok berada jelas dalam wilayah IUP PT WKM.
Selain tentang pemasangan pagar atau patok, status wilayah IUP adalah area virgin forest alias hutan perawan yang belum pernah dieksplorasi maupun dibuat jalan.
Sehingga mustahil ada pembuatan jalan sedari awal.
Sementara yang terjadi justru ada pembukaan jalan baru.
Inilah yang dipertanyakan kuasa hukum terdakwa.
Baca juga: OC Kaligis Heran Jacob Supamena Enam Kali Tak Hadir di Persidangan, Kali Ini Beralasan Sakit
Mengapa hutan yang semestinya tanpa aktivitas penebangan apalagi tambang, malah terungkap temuan bahwa telah ada jalan yang dibangun di wilayah tersebut.
Padahal jalan itu bukan bagian dari perjanjian ataupun Rencana Kerja Tahunan (RKT) PT WKM.
“Kalau itu jalan baru, maka itu merupakan perbuatan melawan hukum. Semua saksi dan terdakwa sudah menjelaskan bahwa sebelumnya tidak pernah ada jalan di sana,” ujar kuasa hukum PT WKM, Rolas Sitinjak.
| Dewan Pimpinan Kowani Layangkan Mosi Tidak Percaya kepada Ketua Umum |
|
|---|
| BPJS Ketenagakerjaan Dukung Pemerintah Wujudkan 10 Ribu Hunian untuk Pekerja |
|
|---|
| Keberhasilan Cikarang Dry Port Kembangkan Smart Port Dapat Pengakuan Internasional |
|
|---|
| Fasilitas Kesehatan Terus Ditambah, Prabowo Ingin Siapa Saja Bisa Jadi Dokter dan Perawat |
|
|---|
| PSI Tak Sudi Terima Budi Arie Gabung, Bestari Barus: Dia Sudah Bukan Pendukung Jokowi |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/wartakota/foto/bank/originals/Kuasa-hukum-PT-WKM-Rolas-Sitinjak.jpg)