Berita Nasional
Kader PSI Dedy Nur Sebut Gibran Telah Menjelma Menjadi Jokowi Baru, Membuat Lawan Politik Panik
Dedy Nur Palakka menilai, ada semacam ketakutan politik pihak tertentu terhadap sosok Gibran saat ini
Ringkasan Berita:
- Dedy Nur Palakka menilai, ada semacam ketakutan politik pihak tertentu terhadap sosok Gibran saat ini
- Ketakutan itu terjadi lantaran Gibran kini telah memiliki kemampuan seperti Jokowi.
- Menurutnya, tuduhan politik bahwa Gibran sedang “diasingkan” hanyalah bentuk kebingungan dari para lawan
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA- Kader Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Dedy Nur Palakka mengungkapkan alasan banyak pihak ingin menjatuhkan martabat Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka.
Dedy menilai, ada semacam ketakutan politik pihak tertentu terhadap sosok Gibran saat ini
"Sebenarnya, ada ketakutan politik yang cukup beralasan dari lawan politik itulah mengapa Gibran Rakabuming Raka terus diremehkan atau bahkan direndahkan martabatnya sebagai manusia," ungkap Dedy dikutip Warta Kota dari laman X, Rabu (5/11/2025)
Dedy menyebut, ketakutan itu terjadi lantaran Gibran kini telah memiliki kemampuan seperti Jokowi.
"Sosok Gibran telah menjelma menjadi Jokowi 2.0 — dengan energi individual yang kuat dan gaya komunikasi yang tidak banyak bicara. Justru karena sikap diam dan ketenangannya itulah, lawan-lawan politiknya menjadi sangat khawatir," ujarnya
Baca juga: PSI Tegur Kader yang Samakan Jokowi dengan Nabi, Kini Dedy Nur Palakka Minta Maaf
Dalam dunia politik, menurutnya, yang tidak bisa dipahami adalah senjata paling mematikan, dan mereka kini kebingungan harus menyerang dari sisi mana lagi.
"Tuduhan politik bahwa Gibran sedang “diasingkan” hanyalah bentuk kebingungan dari para lawan yang mungkin menyadari bahwa ambisi politik mereka di masa depan bisa terhambat jika sosok ini terus menjadi bahan pembicaraan di hampir semua lapisan masyarakat. "
"Pada akhirnya, mari bersaing secara terbuka dan elegan. Ajarkan kepada rakyat Indonesia bagaimana cara berpolitik dengan terhormat," tandasnya
Curhat Gibran di Papua
Sebelumnya, Wakil Presiden (Wapres) RI, Gibran Rakabuming Raka, menegaskan Papua bukan tempat pengasingan, melainkan bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang harus mendapat perhatian serius dari pemerintah pusat.
Hal ini dikatakan Gibran untuk menepis anggapan bahwa dirinya diasingkan ke Papua.
“Saya tekankan, Papua itu bukan tempat pengasingan atau pembuangan,” ujar Gibran saat bertemu sejumlah tokoh adat dan masyarakat di Manokwari, Papua Barat, Selasa (4/11/2025).
Putra sulung Presiden Joko Widodo itu mengaku mengetahui adanya narasi yang menyebut dirinya "dikirim" ke Papua usai menerima tugas mengawal pembangunan di wilayah timur Indonesia.
Namun, ia menegaskan anggapan itu tidak benar.
“Bapak-ibu mungkin sering baca berita tentang saya, katanya Gibran diasingkan ke Papua. Tidak, itu tidak benar. Papua bagian dari NKRI dan harus kita berikan perhatian khusus,” tegas Gibran.
Menurut Gibran, perhatian pemerintah terhadap Papua diwujudkan melalui pembentukan dua lembaga khusus, yakni Badan Pengarah Percepatan Pembangunan Otonomi Khusus Papua (BP3OKP) dan Komite Eksekutif Percepatan Pembangunan Otonomi Khusus Papua.
“Itulah kenapa ada dua lembaga yang mengawal pembangunan di sini,” katanya.
Ia juga menyampaikan keyakinannya bahwa orang-orang yang terlibat dalam dua lembaga tersebut merupakan sosok-sosok terpilih yang memahami kondisi dan kebutuhan masyarakat Papua.
“Saya yakin Pak Gubernur dan orang-orang yang ada di sana itu adalah orang-orang terpilih, yang mengerti problem Papua. Ke depan pasti akan muncul terobosan dan inovasi baru yang membawa manfaat besar bagi masyarakat,” ujar Gibran.
Diminta perbaiki kualitas
Sementara itu, Analis komunikasi politik Hensa menilai Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka, perlu segera membangun kepercayaan masyarakat terhadap kualitas kepemimpinannya di tahun kedua memimpin Indonesia, bersama Presiden RI Prabowo Subianto.
Menurutnya, citra Gibran yang selama ini bergantung pada bantuan ayahnya, Joko Widodo, yang telah menimbulkan persepsi negatif di kalangan publik.
Sehingga, publik tidak melihat kontribusi nyata dari Gibran selama menjabat sebagai wakil presiden.
Baca juga: Diskusi Kebangsaan, Ini Catatan Kelompok Cipayung Plus untuk Prabowo-Gibran
Baca juga: Menteri Keuangan Purbaya Dapat Dukungan Gibran untuk Ceplas-ceplos
"Menurut saya, Gibran harus membuktikan kualitasnya agar masyarakat percaya, bukan hanya menghindari persepsi bahwa perannya hanyalah tidak mengganggu presiden," ujar Hensa, Rabu (22/10/2025).
Hensa mengatakan, selama masa jabatannya sebagai Wali Kota Solo dan Wakil Presiden, Gibran sering dikaitkan dengan pengaruh Jokowi, yang membuat harapan publik terhadap kontribusinya terbatas.
Hal ini, kata Hensa, membuat Gibran secara kualitas berbeda dengan wakil presiden sebelumnya seperti Ma'ruf Amin, Boediono, atau Jusuf Kalla, yang dianggap mampu memberikan dukungan substansial kepada presiden.
"Jadi yang harus diperbaiki Gibran itu adalah kepercayaan masyarakat akan kualitas dia, trust level terhadap kualitas dia. Karena selama ini kan citranya dia jadi wali kota dibantu oleh bapaknya, jadi wapres pun dibantu oleh bapaknya," kata Hensa.
Terkait dengan cara meningkatkan kualitasnya, Hensa berpendapat bahwa Gibran saat ini perlu fokus ke isu-isu krusial yang masih menggantung di mata masyarakat, contohnya adalah ijazah.
Menurutnya, Gibran tak bisa menghindari permasalahan ini sehingga harus menjelaskan sendiri ke publik.
Berbeda dengan ayahnya, Joko Widodo, yang sudah tidak menjabat sehingga tidak perlu menjelaskan sesegera mungkin.
"Jadi menurut saya tuh kualitasnya yang harus dijelaskan ke masyarakat, semisal kalau dia ada isu tentang ijazah, tunjukkan saja ijazahnya bahwa memang dia punya ijazah, jangan seperti bapaknya yang gantung-gantung sekarang," kata Hensa.
"Pak Jokowi ijazahnya digantung-gantung kan ya karena dia juga sudah gak menjabat sebagai presiden, tapi Gibran masih jadi wapres sehingga harus dieselesaikan," lanjutnya.
Hensa menambahkan, bahwa menyelesaikan isu ini penting agar masyarakat tidak lagi melihat tugas Gibran hanya sekedar tidak mengganggu Prabowo, melainkan kontribusi nyata.
"Jadi harus dihindari persepsi masyarakat cara dia membantu Prabowo adalah dengan tidak mengganggu Prabowo," pungkasnya.
Baca berita WartaKotalive.com lainnya di Google News
Ikuti saluran WartaKotaLive.Com di WhatsApp: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaYZ6CQFsn0dfcPLvk09
| Etawalin Sereal Tawarkan Cara Asik Diet Sehat dan Gaya Hidup Modern |
|
|---|
| Wamendagri Ribka Haluk Buka Rapat Pleno BP3OKP Bersama Wakil Presiden RI di Manokwari |
|
|---|
| Jenderal Listyo Sigit Prabowo Tegaskan Kesiapan Polri Hadapi Bencana |
|
|---|
| UAS Tetap Bela Gubernur Riau Abdul Wahid Meski Jadi Tersangka Korupsi |
|
|---|
| DPR RI Langgar Tuntutan 17+8, Kini Ahmad Sahroni CS Batal Dipecat |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/wartakota/foto/bank/originals/Gibran-kunjungi-Papua.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.