Hadapi Musim Hujan, Kolaborasi Multi-sektor Dibutuhkan untuk Perkuat Kewaspadaan Dengue

Kolaborasi multi-sektor yang bekelanjutan penting sebagai landasan tatalaksana dengue saat musim hujan seperti sekarang dalam memperkuat kewaspadaan. 

istimewa
DENGUE - Kolaborasi multi-sektor yang bekelanjutan penting sebagai landasan tatalaksana dengue. Hal itu dibahas dalam acara media briefing bertajuk “Urgensi dan Kepemimpinan Indonesia dalam Perjuangan Melawan Dengue”. 

Ringkasan Berita:
  • Kolaborasi multi-sektor yang bekelanjutan penting sebagai landasan tatalaksana dengue saat musim hujan seperti sekarang dalam memperkuat kewaspadaan.
  • Dengue menjadi ancaman serius bagi kesehatan masyarakat dan butuh kewaspadaan yang berkelanjutan. 
  • Anak-anak masih menjadi kelompok paling rentan terhadap infeksi dengue dan berisiko tinggi mengalami dengue berat yang berdampak kematian,

 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA – Kolaborasi multi-sektor yang bekelanjutan penting sebagai landasan tatalaksana dengue saat musim hujan seperti sekarang dalam memperkuat kewaspadaan. 

Hal tersebut dibahas dalam acara media briefing bertajuk “Urgensi dan Kepemimpinan Indonesia dalam Perjuangan Melawan Dengue”. 

Pelaksana Harian Direktur Penyakit Menular, Kementerian Kesehatan dr. Prima Yosephine, MKM mengatakan dalam dua dekade terakhir, kasus Dengue di Indonesia menunjukkan peningkatan yang signifikan.

Pada 2005 tercatat 95.279 kasus, meningkat menjadi 114.720 kasus pada 2023, dan melonjak menjadi 257.271 kasus pada 2024. Situasi sampai 28 Oktober 2025, telah dilaporkan 131.393 kasus dan 544 kematian.

Data ini menunjukkan bahwa Dengue masih menjadi ancaman serius bagi kesehatan masyarakat dan membutuhkan kewaspadaan yang berkelanjutan. 

Sesuai dengan Strategi Nasional (STRANAS) Penanggulangan Dengue 2021–2025, Kementerian Kesehatan, bersama pihak terkait memperkuat surveilans, pengendalian vektor, peningkatan kesadaran masyarakat, terhadap langkah-langkah pencegahan dan perlindungan. 

“Selama beberapa tahun terakhir, Indonesia terus mengintensifkan upaya penanggulangan Dengue melalui pendekatan komprehensif multi-sektoral," katanya lewat keterangan, Senin (3/11/2025). 

Sementara itu, Prof. Dr. dr. Hartono Gunardi, Sp.A(K), Ketua Satgas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), menjelaskan bahwa sampai saat ini, masih belum ada obat khusus untuk menyembuhkan dengue. 

Pencegahan, diagnosis dini dan intervensi segera tepat waktu sangat penting dalam menurunkan morbiditas dan mortalitas DBD.

Baca juga: Onadio Leonardo Berstatus Korban Penyalahgunaan Narkoba, Satu Lainnya jadi Tersangka, Kok Bisa?

Pencegahan yang terintegrasi, termasuk menjaga kebersihan lingkungan, menjalankan program 3M plus terutama di musim hujan penting untuk mengurangi populasi nyamuk. 

"Anak-anak masih menjadi kelompok paling rentan terhadap infeksi dengue dan berisiko tinggi mengalami dengue berat yang berdampak kematian," ucapnya. 

Penasihat Satuan Tugas (Satgas) Imunisasi Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), Prof. Dr. dr. Samsuridjal Djauzi, Sp.PD, KAI, menegaskan infeksi dengue pada orang dewasa, khususnya yang memiliki penyakit penyerta (komorbiditas), dapat menimbulkan komplikasi serius apabila tidak terdeteksi sejak dini. 

Menurut Samsuridjal, pencegahan dan deteksi dini adalah langkah krusial untuk mencegah kondisi darurat medis. 

Ia menekankan pentingnya memperluas cakupan imunisasi sebagai bagian dari strategi pencegahan komprehensif.

Sumber: Warta Kota
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved