Pinjol Ilegal

400 Nasabah Jadi Korban Kejahatan Pinjol Ilegal, 7 Tersangka Dibekuk Bareskrim

Bareskrim mengungkap kasus pengancaman, pemerasan, serta penyebaran data pribadi dua aplikasi pinjol ilegal, Dompet Selebriti dan Pinjaman Lancar

Penulis: Ramadhan L Q | Editor: Budi Sam Law Malau
Wartakotalive.com/ Ramadhan LQ
PINJOL ILEGAL DIBEKUK - Direktorat Tindak Pidana Siber (Dittipidsiber) Bareskrim Polri mengungkap kasus pengancaman, pemerasan, serta penyebaran data pribadi yang dilakukan dua aplikasi pinjaman online (pinjol) ilegal, Dompet Selebriti dan Pinjaman Lancar. Sedikitnya 400 nasabah tercatat menjadi korban kejahatan digital tersebut, di mana terungkap setelah laporan seorang korban wanita berinisial HFS pada Juli 2025. 

Ringkasan Berita:
  • Bareskrim mengungkap kasus pengancaman, pemerasan, dan penyebaran data pribadi oleh dua pinjol ilegal, Dompet Selebriti dan Pinjaman Lancar, dengan 400 korban.
  • Korban HFS mengalami teror berkepanjangan hingga foto manipulasi porno disebarkan, menyebabkan kerugian Rp 1,4 miliar.
  • Tujuh tersangka ditangkap, dua WNA masih diburu, sementara OJK menegaskan kedua aplikasi sudah ilegal sejak 2021.

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA — Direktorat Tindak Pidana Siber (Dittipidsiber) Bareskrim Polri mengungkap kasus pengancaman, pemerasan, serta penyebaran data pribadi yang dilakukan dua aplikasi pinjaman online (pinjol) ilegal, Dompet Selebriti dan Pinjaman Lancar.

Sedikitnya 400 nasabah tercatat menjadi korban kejahatan digital tersebut.

Kasus ini terungkap setelah laporan seorang korban berinisial HFS pada Juli 2025.

Baca juga: Bekasi Bahas Darurat Pinjol dan Rentenir, FGD Sepakati Pembentukan Konsorsium Keuangan Syariah

HFS mengajukan pinjaman melalui aplikasi tersebut pada 2021 dengan mengirimkan foto KTP dan swafoto.

Meski telah melunasi pinjaman, sejak 2022 ia terus menerima ancaman melalui SMS, WhatsApp, dan media sosial.

Teror memuncak pada Juni 2025 ketika pelaku mengirimkan foto manipulasi bermuatan pornografi yang menampilkan wajah korban.

Ancaman juga disebarkan kepada keluarga korban hingga menimbulkan tekanan psikologis.

Total kerugian yang dialami HFS mencapai Rp 1,4 miliar.

Tujuh Tersangka Ditangkap

Polisi menetapkan tujuh tersangka dari dua klaster berbeda:

1. Klaster Penagihan (Desk Collection)

Tersangka: NEL alias JO, SB, RP, dan STK.

Barang bukti: 11 ponsel, 46 kartu SIM, 1 kartu SD, 3 laptop, dan 1 akun mobile banking.

2. Klaster Pembayaran (Payment Gateway)

Tersangka: IJ (Finance PT Odeo Teknologi Indonesia), AB (Manajer Operasional), ADS (Customer Service).

Sumber: WartaKota
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved