Berita Nasional

Jokowi Disebut Kecewa Budi Arie Bermanuver Ingin Gabung Gerindra Hingga Dukung Prabowo

Ketua Umum Projo Budi Arie Setiadi yang ingin gabung Partai Gerindra dan mendukung Presiden RI Prabowo Subianto bikin kecewa Presiden ke-7 RI Jokowi.

Warta Kota/Yulianto
MANUVER PROJO - Ketua Umum Projo Budi Arie Setiadi yang ingin gabung Partai Gerindra dan mendukung Presiden RI Prabowo Subianto bikin kecewa Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi). 

Selain itu, ia menekankan bahwa sejak dibentuk pada 2013, nama organisasi relawan Projobukan singkatan dari Pro Jokowi.

Menurutnya, kepanjangan Pro Jokowi muncul dari awak media kala itu.

"Projo, memang nggak ada (kepanjangannya). Cuma teman-teman media kan ya, Projo(nyebutnya) Pro Jokowi karena gampang dilafalkan aja," jelas dia.

Ia mengatakan Projo sebenarnya bermakna 'negeri' dan 'rakyat' yang berasal dari bahasa Sansekerta dan Jawa Kuno.

Budi Arie pun menjelaskan, makna Projo sebenarnya adalah kaum yang mencintai negara dan rakyatnya.

"Projo itu kan artinya negeri dan rakyat. Projo itu sendiri artinya adalah negeri dalam Bahasa Sansekerta, dan dalam bahasa Jawa Kawi itu artinya rakyat," urai Budi Arie.

Butuh Back-up Politik

Dari beberapa poin dalam Kongres III Projo di atas, Agung Baskoro menilai, memang sudah keniscayaan politik jika Projo mendukung Prabowo dan Budi Arie ingin gabung Gerindra.

Menurutnya, Projo memang butuh back-up atau sokongan politik.

"Saya lihat ini memang sebuah keniscayaan politik ya. Pas Pak Jokowi tak lagi menjabat, Pak Budi Arie Projo membutuhkan backup politik baru supaya tetap eksis dalam panggung politik nasional," kata Agung.

"Mulai dari tidak ada [gambar] Pak Jokowi di logo Projo, kemudian partainya bukan PSI tapi Gerindra. Terus, bahwa Projo itu bukan [singkatan] Pro Jokowi, tapi berasal dari bahasa Sansekerta atau bahasa Kawi, yang artinya rakyat atau negeri."

Agung menilai, pengaruh Jokowi tidak hilang, tetapi tetap muncul kesan bahwa Jokowi kini ditinggalkan oleh relawannya setelah tak lagi menjadi presiden.

Di sisi lain, Projo saat ini tak ingin bergantung pada Jokowi, sekaligus berusaha menempelkan diri ke pihak penguasa, yakni Presiden RI Prabowo Subianto dan partainya.

"Hal-hal semacam itu, walaupun bukan bentuk dari pudarnya kuasa atau pengaruh Pak Jokowi, tapi paling tidak publik punya pandangan bahwa Pak Jokowi dalam tanda petik 'ditinggalkan', Projo dan Pak Budi Arie beralih ke Pak Prabowo," tutur Agung.

"Walaupun masih dalam kerangka keberlanjutan, satu paketnya Pak Jokowi dengan Pak Prabowo, tetapi yang tidak biasa adalah ketika partainya bukan PSI, melainkan Gerindra."

"Padahal, Pak Jokowi jelas-jelas mau habis-habisan di sana [mendukung PSI]."

Sumber: Tribunnews
Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved