Sekolah Rakyat

Sekolah Rakyat Jadi Ruang Toleransi Beragama yang Menguatkan Mimpi Enik

Sekolah Rakyat Terpadu (SRT) jadi ruang toleransi beragama bagi Enik Susilowati, siswa SRT 2 Banyuwangi yang beragama Hindu.

dok. Biro Humas Kemensos
Siswa Sekolah Rakyat Terintegrasi 2 Banyuwangi, Enik Susilowati, saat melakukan sembahyang dengan khusyuk di kamar asrama putri, Banyuwangi, Jawa Timur, Jumat (19/9/2025).  

Ia mengaku semua kakaknya hanya bisa melanjutkan sekolah sampai jenjang SMP. 

Kehidupan di asrama membawa kebiasaan baru. Tidur bersama teman-teman membuatnya merasa lebih tenang.

“Kalau di rumah tidur sendirian, kasurnya juga keras. Di sini ada teman, kasurnya empuk,” ujarnya lantas tersenyum. 

Pola makannya pun berubah. Dari sebelumnya tak teratur, kini ia selalu makan tiga kali sehari ditambah camilan.

“Tadi siang ada capcay, tempe, ikan, dapat snack juga. Enak sekali,” tambahnya dengan mata berbinar.

Yang paling berharga baginya adalah suasana toleransi yang hangat. Meski berbeda keyakinan, ia tidak pernah merasa dibeda-bedakan.

Saat Hari Raya Saraswati (hari turunnya ilmu pengetahuan), ia difasilitasi untuk pulang dan dapat beribadah bersama keluarganya di Pura Giri Mulya yang berada di Desa Sugihwaras.

Sehari-hari, ia juga tetap bisa menjalankan sembahyang tiga kali pada pagi, siang dan sore dengan nyaman, kadang di kelas, kadang di asrama. Teman-temannya bahkan sering mengingatkan dengan canda hangat.

“Kamu sudah sembahyang belum?," ungkapnya.

Bagi Enik, hal itu sangat berarti. Ia belajar agama Hindu dengan tenang, mengenal sloka, memahami permana, hingga meresapi kirtanam yang ia ibaratkan seperti zikir dalam Islam.

Ia kerap melakukan kirtanam di kelas ketika teman-temannya salat duha, atau di asrama saat azan Asar berkumandang. Semua berlangsung damai, penuh rasa saling menghormati dan toleransi. 

Enik menjalani hari-harinya dengan tekun. Selain rajin belajar, ia juga gemar membaca.

Buku yang kini sedang ia lahap adalah novel 00.00 karya Ameylia Falensia. Setiap malam, ia kerap duduk di pojok baca asrama, kadang ditemani wali asuh atau teman-temannya, larut dalam suasana akrab yang penuh semangat.

Prestasi yang pernah diraihnya pun tidak kecil. Saat SMP ia berhasil meraih peringkat dua berturut-turut di kelas.

Hidup sederhana tak membuat cita-citanya mengecil. Enik bermimpi bisa kuliah di Universitas Brawijaya Malang untuk menjadi desainer.

Sumber: Warta Kota
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved