Gas Air Mata
Fisikawan Fajrul Fx Ungkap Cara Kerja Gas Air Mata dan Atasinya Saat Demo, Efek Fatal Picu Depresi
Fisikawan Fajrul Fx Ungkap Cara Kerja Gas Air Mata dan Atasinya Saat Demo, Efek Fatal Picu Depresi
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA -- Fisikawan Fajrul Falah yang juga dikenal sebagai Fajrul Fx mengungkapkan cara kerja gas air mata yang seringkali dipakai kepolisian untuk membubarkan aksi massa termasuk rentetan demo di akhir Agustus ini.
Bahkan dari 10 korban tewas dalam aksi demonstrasi berujung kerusuhan itu, salah satunya adalah Sumari (60) yang diduga meninggal akibat paparan gas air mata saat demo ricuh di Bundaran Gladak, Solo, Jumat malam 29 Agustus 2025.
"Gas air mata seringkali dipakai untuk membubarkan aksi massa. Dan ketika gas ini ditembakkan, orang-orang pun pasti langsung pada berlarian berhamburan menjauhi gas ini," kata Fajrul Falah di Channel YouTube Fajrul Fx yang dilihat WartaKotalive.com, Minggu (7/9/2025).
Baca juga: Bentrok Massa dan Polisi di Depan Mako Brimob Kwitang, Saling Perang Petasan dan Gas Air Mata
Menurut Fajrul efek dari gas air mata membuat mata langsung panas, berair hingga nafas yang terasa sakit.
"Lalu pertanyaannya dari sini, zat apa yang sebenarnya ada di dalam gas air mata ini? Dan bagaimana bisa gas ini mengakibatkan reaksi sakit pada tubuh manusia?" beber Fajrul yang merupakan lulusan S2 Fisika di School of Physics and Astronomy, Cardiff University, UK.
Ia menerangkan gas air mata pertama kali digunakan dalam bentuk etil bromo asetat oleh tentara Prancis pada tahun 1914 di masa awal perang dunia pertama.
"Jadi tentara Prancis menggunakan gas air mata ini, mereka menembakkan granat gas air mata ke parit tentara Jerman dan langsung saja tentara Jerman berhamburan keluar parit dan jadi sasaran serangan," kata Fajrul.
Saat itu, ujar Fajrul, pengembangan senjata kimia memang sedang marak dilakukan. "Di antaranya ada gas klorin, ada juga gas fosgen.
"Termasuk juga senjata yang dikembangkan adalah senyawa yang menjadi cikal bakal dari gas air mata modern," tambah Fajrul.
Berbeda dengan senjata kimia mematikan seperti gas klorin atau gas fosgen, kata Fajrul, senyawa gas air mata ini termasuk adalah senyawa iritan. Yang sesuai namanya tujuannya adalah untuk menghasilkan iritasi.
"Dia dirancang untuk bisa melumpuhkan musuh sementara, tanpa langsung membunuh. Yang efeknya ini bisa berupa perih pada mata, batuk, kesulitan bernafas. Yang ini membuat pasukan lawan langsung kocar-kacir lah intinya," kata dia.
Tapi menurut Fajrul tidak hanya itu, pada konsentrasi tinggi atau penggunaan yang tidak tepat, resiko dari gas air mata ini juga bisa fatal.
"Makanya setelah perang dunia pertama, penggunaan gas air mata di medan perang ini dilarang melalui protokol Genewa tahun 1925. Larangan ini kemudian dipertegas lagi oleh Chemical Weapon Convention tahun 1933 yang melarang penggunaannya dalam peperangan," beber Fajrul.
Baca juga: 12 Mahasiswa Pingsan Kena Tembakan Gas Air Mata Saat Aparat Bubarkan Demo di Unpas dan Unisba
Larangan ini, menurut Fajrul, didasarkan pada kesadaran bahwa sekalipun ini dimaksudkan hanya untuk melumpuhkan sementara, tapi gas air mata tetap memiliki potensi mematikan dan dapat menimbulkan kerugian besar bagi kesehatan manusia.
"Kalau dosisnya sangat besar dan tidak terkontrol," ujar dia.
3 Warga Ciomas Bogor Meninggal Dunia saat Peringatan Maulid Nabi, 30 Orang Terluka Tertimba Bangunan |
![]() |
---|
Besok PN Jakpus Gelar Sidang dengan Tergugat Gibran, Berikut Isi Petitum yang Diajukan Subhan Palal |
![]() |
---|
Tak Lagi Ambil Job 'Umbar Seksi', Siskaeee Kerja di Karaoke Selepas Keluar Bui |
![]() |
---|
Tunjangan Rumah Anggota DPRD Jabar Lebih Fantastis dari DPR RI, Terbesar Rp71 Juta Per Bulan |
![]() |
---|
Fian Alaydrus Heran Polisi Sempat Berniat Sita Celana Dalam Delpedro Marhaen saat Penggeledahan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.