Gas Air Mata
Fisikawan Fajrul Fx Ungkap Cara Kerja Gas Air Mata dan Atasinya Saat Demo, Efek Fatal Picu Depresi
Fisikawan Fajrul Fx Ungkap Cara Kerja Gas Air Mata dan Atasinya Saat Demo, Efek Fatal Picu Depresi
"Tapi tentu saja di lapangan ini sangat-sangat tidak praktikal. Langkah alternatif yang sedikit lebih efektif adalah menggunakan kain basah yang mana kain basah ini bisa membantu mengurangi partikel yang terhirup," katanya.
Sementara untuk yang sudah terkena menurut Fajrul langkah yang bisa dilakukan adalah membilas wajah dengan air mengalir.
"Itu juga cukup efektif untuk mengurangi partikel-partikel yang masih menempel di wajah dan mata. Tapi kembali lagi ini sifatnya hanya pertolongan pertama dan untuk mengurangi efeknya saja," katanya.
Cara terbaiknya, menurut Fajrul tetap menghindar dan menjauh dari gas air mata ini.
"Dan sebenarnya yang juga perlu diperhatikan, paparan gas air mata ini efeknya bukan hanya secara fisik saja. Beberapa penelitian menunjukkan kalau paparan berlebih pada gas air mata ini bisa mengakibatkan gejala depresi dan gangguan stres yang berlebih," ujar Fajrul.
Di Indonesia sendiri, kata Fajrul penggunaan gas air mata oleh aparat, sudah diatur dalam Peraturan Kapolri Nomor 1 Tahun 2009.
"Yang isinya tentang aturan enam tahapan penggunaan kekuatan. Di sini penggunaan gas air mata ada di tahapan kelima, sebelum tahapan terakhir penggunaan senjata api. Yang artinya tahapan ini harusnya hanya boleh dipakai pada kondisi yang benar-benar darurat saja," kata Fajrul.
Memang, kata Fajrul, gas air mata ini masuk ke kategori senjata yang tidak mematikan.
"Tapi kalau penggunaannya tidak tepat, gas air mata ini, tetap saja ini adalah gas yang berbahaya. Dan memang tidak jarang pihak otoritas di seluruh dunia ini pun juga sering menyalahgunakan gas air mata ini," beber Fajrul.
"Seperti yang disampaikan oleh hasil investigasi oleh Amnesti Internasional," tambah dia.
Baca juga: Detik-detik Barikade Pasukan Brimob Kena Lemparan Gas Air Mata
Sebenarnya, menurut Fajrul ada beberapa aturan penting dalam penggunaan gas air mata ini.
"Antara lain gas air mata ini tidak boleh ditembakkan langsung ke arah massa. Kemudian tidak boleh juga menembakkan gas air mata terlalu banyak. Dan yang lebih penting lagi, tidak boleh menembakkan gas air mata ini di tempat yang tertutup. Yaitu maksudnya tempat di mana akses keluarnya terbatas," papar Fajrul.
Dan sayangnya, menurut Fajrul, hal ini terjadi pada kasus Tragedi Kanjuruhan.
"Pada Tragedi Kanjuruhan, tembakan gas air matanya dilakukan di dalam stadion yang justru membuat banyak orang panik, semuanya kacau. Dan berhubung akses keluar stadionnya juga kecil pintunya, kejadian ini justru mengakibatkan ratusan orang sampai meninggal dunia dan lebih banyak lagi orang yang mengalami luka-luka," kata Fajrul.
Kemudian, kata Fajrul ada satu hal lagi, yang juga sempat viral yakni terkait gas air mata yang kedaluarsa.
"Apakah efeknya akan jadi makin berbahaya, makin sakit atau bagaimana? Nah, secara umumnya gas air mata yang sudah kadaluarsa, akan memiliki efek yang lebih lemah," katanya.
Karena tanggal kadaluarsa yang ada di tabungnya itu sendiri, menurut Fajrul, menunjukkan kualitas dari gas air matanya.
"Gas air mata umumnya punya masa aktif penggunaan dari 3 sampai 5 tahun. Karena setelah 5 tahun bahan aktif senyawanya yaitu CS S biasanya akan mulai terurai dan efeknya akan berbeda dari kondisi awalnya," katanya.
"Kemudian di dalam tabungnya sendiri juga kan ada bahan bakar dan oksidatornya juga kan. Nah, bisa jadi dalam waktu 5 tahun itu kondisinya juga sudah mulai menurun kualitasnya," tambah Fajrul.
Sehingga kondisi ini, menurut Fajrul membuat efek gas air matanya akan mulai kurang efektif.
"Apakah masih sakit? Ya masih. Tapi di sisi lain sebenarnya ada potensi komposisi asap yang muncul ini akan berbeda dari dosis awalnya. Kemungkinan besarnya efek gas air matanya memang akan menurun, tapi bisa jadi ada juga kemungkinan komposisi asapnya ini justru jadi tidak terkontrol lagi dan ini jadi lebih berbahaya," kata Fajrul.
Sebelumnya diberitakan sebanyak 12 mahasiswa pingsan terkena tembakan gas air mata saat aparat keamanan melakukan upaya pembubaran dan penyisiran di lingkungan kampus Universitas Pasundan (Unpas) dan Universitas Islam Bandung (Unisba), Jalan Tamansari, usai aksi unjuk rasa di Kota Bandung, Senin (1/9/2025) malam.
Pantauan Kompas.com melaporkan sejumlah mahasiswa di dalam kampus menjadi sasaran tembakan gas air mata dari aparat.
Bahkan insiden tersebut menyebabkan kaca masjid di dekat gedung Unpas pecah.
Satu unit sepeda motor yang terparkir di luar kampus juga dilaporkan terbakar.
Sampai Selasa (2/9/2025) pagi, petugas keamanan (satpam) kampus masih berjaga di depan gerbang masuk Unpas dan Unisba.
Sebanyak 48 proyektil peluru gas air mata yang berserakan ditemukan dari lokasi kejadian.
Kanit Keamanan Kampus Unpas, Rosid, mengatakan bahwa kampus Unpas menjadi titik evakuasi aksi unjuk rasa yang berlangsung dalam beberapa hari terakhir.
Sementara peristiwa penyisiran aparat di Unpas terjadi sekitar pukul 23.30 WIB, Senin, yang mengakibatkan sekitar 12 mahasiswa pingsan.
Para mahasiswa tersebut langsung dievakuasi ke dalam gedung kampus.
"Titik evakuasinya cuma di Unpas saja. Kalau kronologi, nah terus kalau malam saya enggak ngeduga ada lagi demo kejadiannya 23.30 WIB," ucap Rosid saat ditemui di lokasi.
Menurut Rosid aparat keamanan datang dari arah Jalan Wastukencana dan Tamansari ke arah kampus.
Ia menjelaskan aparat tidak masuk ke dalam kampus, tetapi membubarkan massa di area luar.
"Anggota aparat keamanannya datangnya dari bawah. Walaupun itu diblokade, blokade sama bakar-bakaran kayu sama ban," kata Rosid.
Ia menambahkan, pembubaran dilakukan setelah terjadi insiden di kawasan sekitar DPRD Jawa Barat, Jalan Diponegoro.
Aparat kemudian melakukan penyisiran ke sejumlah jalan dan menemukan massa dalam jumlah besar berkumpul di Unpas.
"Polisi membubarkan kerumunan sebetulnya kan setelah kejadian di Gasibu itu sweeping, Pak, sweeping ke jalan-jalan. Dia mengetahui juga di sini ada kumpulan lebih banyak, jadi titik kumpulnya di sini," ujar Rosid.
Menurut Rosid, saat aparat datang tidak ada perlawanan dari mahasiswa.
"Enggak ada perlawanan (mahasiswa) karena di sini udah ngumpul. Teriak-teriak saja di sini," ucapnya. (budi sl malau)
Baca berita WartaKotalive.com lainnya di Google News dan WhatsApp
3 Warga Ciomas Bogor Meninggal Dunia saat Peringatan Maulid Nabi, 30 Orang Terluka Tertimba Bangunan |
![]() |
---|
Besok PN Jakpus Gelar Sidang dengan Tergugat Gibran, Berikut Isi Petitum yang Diajukan Subhan Palal |
![]() |
---|
Tak Lagi Ambil Job 'Umbar Seksi', Siskaeee Kerja di Karaoke Selepas Keluar Bui |
![]() |
---|
Tunjangan Rumah Anggota DPRD Jabar Lebih Fantastis dari DPR RI, Terbesar Rp71 Juta Per Bulan |
![]() |
---|
Fian Alaydrus Heran Polisi Sempat Berniat Sita Celana Dalam Delpedro Marhaen saat Penggeledahan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.