Berita Jakarta

Angka Pengangguran Tinggi, Disdik DKI Jakarta Diminta Perbaiki Kurikulum dan Tenaga Pengajar

Kondisi pendidikan di Jakarta kembali menjadi sorotan setelah isu mengenai angka pengangguran mencuat lantaran diakibatkan kompetensi yang rendah.

Dokumentasi Fraksi PSI Jakarta
PENGANGGURAN - Anggota DPRD DKI Jakarta dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Justin Adrian Untayana mengatakan tingkat pengangguran yang tinggi, terutama lulusan SMA salah satunya diakibatkan oleh kompetensi akademik yang masih rendah. 

Ringkasan Berita:
  • Kondisi pendidikan di Jakarta menjadi sorotan setelah isu angka pengangguran mencuat lagi belum lama ini. 
  • Tingkat pengangguran yang tinggi, terutama lulusan SMA diakibatkan kompetensi akademik yang masih rendah.
  • Salah satu kompetensi yang dibutuhkan adalah kemampuan menggunakan teknologi digital dalam dunia usaha.

 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Kondisi pendidikan di Jakarta kembali menjadi sorotan setelah isu mengenai angka pengangguran mencuat lagi belum lama ini. 

Sekretaris Komisi E DPRD DKI Jakarta dari Fraksi Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Justin Adrian Untayana mengatakan, tingkat pengangguran yang tinggi, terutama lulusan SMA salah satunya diakibatkan oleh kompetensi akademik yang masih rendah.

“Masih tingginya angka pengangguran ini tidak bisa dilepaskan dari kemampuan akademik lulusan kita. Pada gilirannya, hal itu juga berkaitan dengan kualitas pengajar serta kurikulum di sekolah-sekolah kita dalam mengajar para peserta didik,” ungkapnya, Kamis (6/11/2025).

Justin menekankan, bahwa perekonomian Jakarta pada masa depan diharapkan bergerak ke sektor keuangan. 

Kemudian, sektor hiburan juga diprediksi akan memainkan peranan penting.

Sementara, sumber daya manusia (SDM) unggul diperlukan untuk menopang kegiatan perekonomian seperti dominan berada dalam sektor keuangan dan jasa.

Di mana, salah satu kompetensi yang dibutuhkan adalah kemampuan menggunakan teknologi digital sebagai infrastruktur dunia usaha baru nantinya.

Baca juga: Dukung Pendidikan, Anak-anak Keluarga Prasejahtera Dapat Bantuan Perlengkapan Sekolah

“Dinas Pendidikan (Disdik) DKI harus peka dan adaptif terhadap perkembangan-perkembangan di sekitarnya. Kurikulum sebagai dasar pendidikan perlu diadaptasi menyesuaikan dengan kebutuhan industri-industri baru. Jangan sampai pendidikan hanya jadi formalitas. Semua ini harus direncanakan, jadi kita bisa melakukan action by planning dan bukan action by incident,” kata dia. 

Selanjutnya, Ia juga menyoroti kualitas guru di Jakarta. Pasalnya, lebih dari 50 persen guru di ibukota belum memiliki sertifikat yang dibutuhkan agar dapat mengajar secara optimal.

“Bukan hanya kurikulumnya saja, tetapi guru-guru kita juga perlu diperhatikan. Hingga bulan Juni lalu, baru sekitar 48 persen dari guru-guru kita yang sudah mendapatkan sertifikat,” tuturnya. 

“Maka dari itu, tidak heran apabila ada murid-murid kita yang mengeluhkan soal-soal dalam Tes Kemampuan Akademik (TKA) dari Kemendikdasmen (Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah) sulit untuk dikerjakan. Mungkin, para murid belum diajarkan dengan baik waktu di sekolah,” sambungnya. 

Diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta mencatat bahwa sebanyak 330 ribu orang dari angkatan kerja ibukota yang sejumlah 5,46 juta belum memiliki pekerjaan berdasarkan Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Agustus 2025.

“Besaran pengangguran 330 ribu orang, sebelumnya di Agustus (2024) 338 ribu orang. Perubahan ini kita bandingkan dengan Agustus 2024," ujar Kepala BPS DKI Jakarta, Nurul Hasanudin, hari Rabu, (5/11/2025). (m32)

Baca berita Wartakotalive.com lainnya di WhatsApp.

Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News.

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved