Tapi, kata Reza, memang berat menjadi whistleblower.
Baca juga: Bripka Madih yang Ngaku Dimintai Uang Pelicin Rp100 Juta Oleh Penyidik, Dilaporkan KDRT 2 Istrinya
"Gambarannya, delapan puluhan persen orang menolak buka-bukaan tentang skandal internal karena takut akan adanya pembalasan. Baik serangan balik dari orang yang bikin skandal maupun pembalasan dari lembaga tempatnya bekerja," ujar Reza.
Untuk menemukan perbandingannya, kata Reza, coba cek data Propam Polri.
"Dari seluruh personel yang dijatuhi sanksi karena melakukan penyimpangan, berapa banyak yang kasusnya bermula dari laporan sesama personel Polri? Perkiraan saya, amat-sangat sedikit. Bahkan mungkin tidak ada," katanya.
Whistleblower, menurut Reza juga acap dinarasikan sebagai pekerja yang buruk.
"Lantas dicari-carilah aibnya. Disimpulkan, whistleblower ungkap penyimpangan sebagai cara untuk menutup-nutupi kesalahannya," kata Reza.
Padahal, menurut Reza studi menemukan, kebanyakan whistleblower justru punya potensi kerja yang baik dan komitmen yang tinggi pada organisasi.
Baca juga: Videonya Diperas Polisi Viral, Bripka Madih Justru Diduga Langgar Kode Etik dan Ujaran Kebencian
"Kelemahan mereka cuma satu: menolak ikut arus, menentang kode senyap, yang kadung marak di dalam organisasi," katanya.
Kasus yang dilaporkan Bripka Madih, kata Reza, karena sudah meledak di medsos, boleh jadi besok akan tuntas tertangani.
"Tapi bagaimana dengan nasib Madih sendiri? Seberapa jauh dia sanggup terus bekerja sebagai personel polisi? Dan selama apa pula satuan wilayah masih betah mempertahankan 'duri dalam daging'?" ujar Reza.
"Richard Eliezer banting setir menjadi justice collaborator. Madih nekad menjadi whistleblower. Bagaimana SDM Polri sepatutnya menyikapi mereka?," kata Reza.
Pertama, menurut Reza, tanpa tes segala macam, Eliezer dan Mahdi sudah menunjukkan secara nyata tentang adanya personel polisi yang, kendati berpangkat rendah, namun lebih mengedepankan ketaatan pada sumpah jabatan ketimbang kesetiakawanan pada subkultur menyimpang.
"Kedua, apa yang sesungguhnya tengah berlangsung pada organisasi kepolisian sampai-sampai ada personel yang buka suara sedemikian 'memalukan'?," katanya.
Reza menjelaskan studi menemukan, perilaku whistleblowing berhubungan dengan tiga pola kepemimpinan organisasi.
Pertama, kepemimpinan transformasional yang mendorong anggota dan sistem untuk berubah.
Baca juga: Capek dengan Calo di Polri, Polisi Bripka Madih Pilih Undurkan Diri