WARTAKOTALIVE, JAKARTA - Kurniasih Mufidayati, anggota Komisi IX DPR Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), menyindir pemerintah soal kebijakan baru harga dan masa berlaku tes PCR untuk pengguna transportasi publik , saat DPR reses.
Hal itu ia ungkapkan saat disinggung apakah Komisi IX DPR sudah diajak berkomunikasi oleh pemerintah sebelum memutuskan kebijakan tersebut.
"Ya memang kalau kita reses ada aja kebijakan baru, nih."
Baca juga: 23 Jenis Varian Delta Ditemukan di Indonesia, Tipe AY.23 Ada 3.050 Kasus
"Pokoknya kalau reses ada aja kebijakan barunya ini," kata Mufida dalam diskusi Polemik MNC Trijaya Network bertajuk 'Ribut-Ribut PCR' yang digelar secara daring, Sabtu (30/10/2021).
Kendati demikian, Mufida menegaskan Komisi IX DPR akan tetap menindaklanjuti kebijakan ini saat masa persidangan dimulai lagi pada Senin (1/11/2021) pekan depan.
Masa reses akan berakhir pada Minggu (31/10/2021) besok.
Baca juga: Tinggalkan Hanura, Gede Pasek Suardika Kini Nakhodai Partai Kebangkitan Nusantara
"Makanya ini sudah kita agendakan insyaallah tanggal 1 November kan sudah masuk masa sidang."
"Kita sudah agendakan bersama-sama teman di komisi untuk mengagendakan untuk merapatkan hal ini," tuturnya.
Mufida memastikan Komisi IX DPR sebagai mitra pemerintah di bidang kesehatan belum memberikan sikap resmi soal penerapan syarat dan harga tes PCR, serta masa berlakunya bagi perjalanan pesawat.
Baca juga: Kasus Covid-19 Terus Melandai, CDC Amerika Serikat Masukkan Indonesia ke Zona Hijau
Sejauh ini, kata dia, hanya baru pandangan-pandangan pribadi dari masing-masing anggota saja.
"Ya karena kita masih dalam masa reses, ya kita masih pandangan-pandangan kita dulu."
"Secara umum sih ya kalau kita ngobrol-ngobrol sama teman-teman di komisi IX lainnya, semua merasa keberatan," bebernya.
Baca juga: Masih Punya Pengaruh Cukup Besar, Jokowi Bisa Jadi King Maker Atau Bandul Politik di Pilpres 2024
Sebelumnya, Kementerian Kesehatan dan Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) mengevaluasi harga tes PCR.
Hal itu sebagai tindak lanjut instruksi Presiden Jokowi terkait harga tes Polymerase Chain Reaction (PCR).
Terhitung Rabu (27/10/2021) hari ini, harga tes PCR turun menjadi Rp 275 ribu untuk wilayah Jawa dan Bali, dan Rp 300 ribu untuk wilayah luar Jawa dan Bali.
Baca juga: Mahfud MD: Mendagri Buat Aturan Wajib Tes PCR Atas Perintah Sidang Kabinet, Bukan Semaunya Sendiri
Dirjen Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan Prof Abdul Kadir mengatakan, penurunan harga ini mengacu pada perhitungan kembali komponen-komponen pemeriksaan tes RT PCR.
Komponen itu terdiri dari jasa pelayanan atau SDM, komponen reagen atau habis pakai (BHP), komponen biaya administrasi over HET, dan komponen biaya lainnya yang disesuaikan dengan kondisi saat ini.
"Dari hasil evaluasi kami sepakati bahwa batas tertinggi pemeriksaan real time PCR diturunkan menjadi Rp 275 ribu untuk daerah Pulau Jawa dan Bali."
Baca juga: Gugat Inmendagri yang Wajibkan Penumpang Pesawat Tes PCR, Ketua JoMan: Rakyat Sudah Kepayahan
"Serta sebesar Rp 300 ribu untuk luar Pulau Jawa dan Bali," ujar Kadir dalam konferensi pers virtual, Rabu (27/10/2021).
Kementerian Kesehatan mengingatkan semua fasilitas pelayanan kesehatan seperti rumah sakit, laboratorium dan fasilitas pemeriksaan lain yang telah ditetapkan oleh menteri, dapat mematuhi batasan tarif tertinggi pemerintahan PCR tersebut.
Hasil pemeriksaan real-time PCR menggunakan besaran tarif tertinggi tersebut, dikeluarkan dengan durasi maksimal 1 x 24 jam dari pengambilan swab pada pemeriksaan real-time PCR.
Baca juga: Selain Harga Diturunkan, Legislator PAN Minta Masa Berlaku Hasil Tes PCR Diperpanjang Jadi 7 Hari
"Kami meminta kepada Dinas Kesehatan daerah provinsi dan Dinas Kesehatan daerah kabupaten dan kota."
"Untuk melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pemberlakuan pelaksanaan batas tertinggi untuk pemeriksaan real-time PCR sesuai kewenangan masing-masing," tutur Prof Kadir.
Nantinya, evaluasi batas tarif tertinggi pemeriksaan real time PCR akan ditinjau secara berkala sesuai kebutuhan.
Baca juga: Puan Maharani: Tarif Tes PCR Jangan Lebih Mahal dari Harga Tiket Transportasi Publik
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) memerintahkan harga tes PCR diturunkan menjadi Rp 300 ribu.
Hal itu disampaikan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, usai rapat terbatas bersama Presiden, Senin (25/10/2021).
"Arahan Presiden agar harga PCR dapat diturunkan menjadi Rp 300 ribu, dan berlaku selama 3 x 24 jam untuk perjalanan pesawat," ungkap Luhut.
Baca juga: Jokowi Lantik 17 Duta Besar, Jubir Presiden Tugas di Kazakhstan, Mantan Ketua Kadin di Amerika
Luhut tidak menampik syarat kewajiban PCR untuk pengguna transportasi udara mendapat banyak kritikan masyarakat.
Terutama, karena kebijakan tersebut diterapkan saat kasus melandai.
Namun, menurut Luhut, yang harus dipahami adalah kebijakan tersebut diterapkan untuk mengantisipasi lonjakan kasus Covid-19, karena mobilitas yang tumbuh pesat dalam beberapa pekan terakhir.
Baca juga: Yaqut Cholil Qoumas Bilang Kementeriannya Hadiah Negara untuk NU, Anwar Abbas: Bubarkan Saja Kemenag
"Perlu dipahami bahwa kebijakan PCR ini diberlakukan, karena kami melihat risiko penyebaran yang semakin meningkat, karena mobilitas penduduk yang meningkat pesat dalam beberapa minggu terakhir," paparnya.
Luhut mengatakan, pemerintah belajar banyak dari negara negara lain, salah satunya Inggris, yang melakukan relaksasi aktivitas masyarakat dan protokol kesehatan, yang berdampak melonjaknya kembali kasus Covid-19.
Negara yang mengalami lonjakan tersebut, tingkat vaksinasinya juga tinggi.
Baca juga: Menag Bilang Kementerian Agama Hadiah Negara untuk NU, Sekjen PBNU: Tidak Pas dan Kurang Bijaksana
"Saya mohon, jangan kita hanya melihat enaknya, karena enak ini kita rileks yang berlebihan, nanti kalau sudah rame jangan juga nanti ribut."
"Jadi saya mohon kita sudah cukup pengalaman menghadapi ini, jadi jangan kita emosional menanggapi apa yang kami lakukan ini," pinta Luhut. (Ilham Rian Pratama)