Hartiningsih (58), salah satu korban mengungkapkan, ia diajak salah satu ketua RT untuk ikut serta dalam syuting produk susu Anlene.
• Penghina Wali Kota Surabaya Mengaku Sedang Mengisi Energi Saat Pintu Rumahnya Diketok Polisi
Ia diiming-imingi akan mendapatkan hadiah dan bingkisan seusai acara syuting tersebut.
Dirinya tak ada rasa curiga, sebab yang mengajaknya itu merupakan ketua RT dan tetangga dekatnya.
"Saya enggak ada rasa curiga apa pun."
• Hadiahkan Lukisan Banteng untuk Megawati, Ridwan Kamil Ingatkan Parpol Jangan Sibuk Rebut Kekuasaan
"Saya bersepuluh diajak Bu RT Tati."
"Dan disuruh siap-siap dandan dan pakai pakaian rapi buat ikut syuting," katanya saat ditemui awak media di kantor RW 03, Kelurahan Kayuringin, Bekasi Selatan, Senin (3/2/2020).
Ia mengungkapkan, sebelum berangkat, semua ibu-ibu didata dan disuruh kumpul di rumah ibu RT tersebut.
• Sidang Perdana Class Action Banjir Jakarta Digelar Hari Ini, Begini Prosedurnya
Ibu-ibu adalah dirinya, Edey, Marni, Tati, Tardi, Mina, Surti, Rosso, Asmawi, dan Wulan.
"Di rumahnya kami disuruh buat yel-yel, diberi pengarahan nanti pas syuting."
"Kita senang-senang becanda-canda gemes mau ketemu Ivan Gunawan," bebernya.
• Remaja Nakal yang Ancam Bunuh Nenek Akhirnya Digelandang ke Panti Sosial, Tetangga yang Minta
Dari situ, dirinya bersama ketiga temannya dipanggil dan berangkat terlebih dahulu ke lokasi syuting di Grand Metropolitan Bekasi.
Sedangkan ibu-ibu lainnya masih menunggu di rumah Bu RT Tati.
"Dipanggil berempat berikut Bu Tati dengan pelakunya itu, akhirnya kami naik Grab berenam."
• Terowongan Gandhi Kemayoran Masih Terendam Banjir 1,5 Meter, Jika Tak Hujan Bisa Surut Hari Ini
"Setelah itu kita diturunin di samping mal, bukan di depan mal."
"Kami disuruh nunggu sebentar di tukang bakso.
"Dia (pelaku) bersama Bu Tati ke mal mau fotokopi KTP," sambungnya.
• POLDA Metro Jaya Bekuk 4 Sindikat Heroin di Mampang, Bandarnya Tewas Ditembak dan Idap HIV/AIDS
Kemudian, kata Hartiningsih, setelah itu pelaku dan Bu RT Tati kembali lagi ke tempat ia dan teman-temannya duduk.
Pelaku lalu mengabarkan perhiasan yang dipakai harus dilepas terlebih dahulu, karena akan didandani dan diganti pakaian.
"Dia (pelaku) bilang emas yang ada di badan, yang kita pakai itu harus dibuka."
• Sekda DKI Minta Drainase Terowongan Gandhi Diperbaiki, PPK Kemayoran: Itu Rencana Jangka Panjang
"Setelah itu dengan nurutnya, kita buka dan bukan saya sendiri, ada ibu satu lagi (Bu Edi)."
"Akhirnya kita buka emas-emas itu dan dimasukkan ke tas masing-masing," terangnya.
Tas keduanya dititipkan kepada kedua temannya yang masih menunggu di tempat kedatangan atau di tukang bakso.
• Pakai Pistol Mainan, Pemuda Pengangguran Rampas Handphone dan Minta Password Lalu Tinggalkan Korban
Selang beberapa lama, pelaku kembali lagi ke lokasi kedua orang itu yang dititipi tas.
"Di situ pelaku ternyata balik lagi, ambil tas berisi perhiasan yang disuruh dibuka itu."
"Ada ponsel sama uang tunai," ucapnya.
• Marc Klok Segera Jadi WNI, Persija Bakal Kembali Berburu Pemain Asing
Hartiningsih kehilangan emas 60 gram, dua unit ponsel, dan uang tunai Rp 1,5 juta.
"Jika ditotal bisa Rp 30 juta lebih. Sama Bu Edi juga segini kerugiannya, emas sama uang yang diambilnya," imbuhnya.
Hartiningsih meyakini dirinya bersama teman-temannya menjadi korban hipnotis.
• Polda Metro Jaya Ungkap Modus Baru Peredaran Narkoba, Sabu Cair Dikemas dalam Bola Karet Mainan Anak
Terutama, Tati. Sebab, Tati tidak ada rasa curiga sehingga tak memastikan identitasnya.
"Bu Tati itu kan tahu pelaku dari teman kader posyandu Kelurahan Mariana."
"Tapi ya itu, karena kena hipnotis kali ya, dia enggak tanya nama, enggak nanya nomor HP."
• INI Dia Wajah Penghina Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, Tak Mengelak Postingan di Facebook
"Seharusnya kan tanya, dari produk apa, dari tanda pengenal, atau pakai seragam, dan itu tidak sama sekali."
"Termasuk kami juga kok enggak ada rasa curiga ya?" Paparnya.
Tati mengungkapkan, dirinya juga ikut menjadi korban hipnotis, sehingga mengajak sejumlah ibu-ibu di lingkungannya untuk ikut acara tersebut.
• TAUFIK Bilang Calon dari Gerindra Bakal Jadi Wagub DKI Dua Pekan Lagi, Padahal Pemilihan Saja Belum
"Saya benar-benar enggak tahu apa-apa, saya kok bisa nurut aja ya? Saya kenapa bodoh begini ya?" Tanyanya.
Tati menerangkan, dirinya kenal pelaku dari salah satu teman sesama kader posyandu.
"Kalau enggak sesama kader saya enggak mungkin percaya."
• MAU Curi Motor Marinir Setelah Gondol Tasnya, Dua Maling Ini Langsung Berhadapan dengan Korban
"Saya tanya lagi, malah dia enggak kenal sama orang itu."
"Saya sampai bilang, kenapa kamu suruh saya kalau kamu aja enggak kenal, jadi begini kan?" cetus Tati. (*)