10 wanita lanjut usia (lansia) di Perumnas 1, RT 01 RW 03 Kelurahan Kayuringin Jaya, Kecamatan Bekasi Selatan, Kota Bekasi, diduga menjadi korban hipnotis.
Korban kehilangan perhiasan dengan total senilai Rp 70 juta.
Luthvi Rachman, ahli hipnoterapi, menyarankan jangan menggeneralisir semua tindakan kejahatan semacam itu sebagai hipnotis.
• Tak Dianggap di Pertemuan Dunia, Luhut Panjaitan Ingin Indonesia Punya Senjata Nuklir
Sebab, banyak ilmu lain yang digunakan tindakan kejahatan seperti itu.
"Jadi yang perlu diketahui enggak semua kejahatan itu hipnotis."
"Jangan digeneralisir, itu kan bisa ilmu gendam, sirep, atau lainnya,"kata Luthvi saat dihubungi Wartakotalive, Rabu (5/2/2020).
• Bukan TikTok, Ini Perusahaan yang Bakal Jadi Sponsor Utama Liga 1 2020
Luthvi menyayangkan banyak masyarakat yang salah kaprah soal hal tersebut.
Sebab, melakukan hipnotis tidak semudah orang yang menggunakan ilmu gendam maupun sirep.
"Sebetulnya itu salah kaprah kebanyakan."
• 2 Kelompok Curanmor Saling Todong Pistol Gegara Rebutan Wilayah, Dibekuk Saat Cari Mangsa Baru
"Kalau hipnotis itu seperti sebuah pisau. Kalau yang pakai ibu-ibu akan jadi makanan enak."
"Kalau yang pakai orang enggak benar bisa berakibat buruk," terangnya.
Ia menyebut, orang bisa terhipnotis kalau dia mau, sedangkan kalau tidak mau tidak akan terkena.
• Berharap Proyek Revitalisasi Monas Kembali Dilanjutkan, Sekda DKI: Mau Dipercantik Kok Rumit Loh
"Karena pertama unsur pikiran bawah sadarnya terbawa menyetujui, kalau dia dibegitukan tapi enggak sadar."
"Sebelumnya juga pasti ada pancingan pertanyaan dan komunikasi," paparnya.
Biasanya, sambung Luthvi, dalam dunia hipnotis itu ada pancingan pertanyaan yang arahnya menjawab iya sebagai tanda menyetujui.
• Polisi Ogah Perpanjang Pernyataan Luthfi Alfiandi yang Mengaku Disetrum, Kondusivitas Jadi Prioritas