Kabur dari Demonstran, Bahlil Temui Warga Pulau Gag yang Dukung Tambang Nikel
Di Pulau Gag, Bahlil menemui warga setempat yang pro terhadap penambangan nikel oleh PT Gag Nikel, anak usaha PT Antam (Persero), Tbk.
Dalam kesempatan tersebut, perwakilan Perempuan Pesisir menyampaikan bahwa aktivitas tambang nikel yang telah berjalan selama ini tidak berdampak negatif terhadap ekosistem laut di sekitar Pulau Gag.
Baca juga: Bahlil Lahadalia: Aktivitas Tambang Nikel Raja Ampat Dihentikan!
Mereka menegaskan bahwa masyarakat pesisir masih dapat menangkap ikan dan hasil laut lainnya secara melimpah, serta kehidupan ekonomi mereka justru terbantu dengan kehadiran perusahaan tambang.
“Kami masih bisa menangkap ikan seperti biasa, laut kami tidak tercemar. Justru banyak warga di sini yang ekonominya meningkat karena ada lapangan kerja dari tambang,” ujar salah satu anggota Perempuan Pesisir.
Mereka juga menyampaikan harapan agar pemerintah tidak tergesa-gesa dalam mengambil keputusan penghentian operasi tambang tanpa mendengarkan aspirasi masyarakat lokal yang merasakan langsung manfaatnya.
Sebagaimana diketahui, pemerintah sebelumnya memutuskan untuk menghentikan sementara aktivitas tambang nikel oleh PT Gag Nikel di Pulau Gag.
Keputusan tersebut diumumkan langsung oleh Menteri Bahlil dalam kunjungannya ke Papua Barat Daya pada akhir Mei 2025, dengan alasan untuk menjaga ekosistem lingkungan, khususnya kelautan di kawasan konservasi Raja Ampat.
Namun, dalam pemberitaan yang berkembang, muncul respons dari sejumlah kalangan yang menilai keputusan tersebut belum sepenuhnya mempertimbangkan keberadaan masyarakat lokal yang telah hidup berdampingan dengan aktivitas pertambangan selama bertahun-tahun.
“PT Gag Nikel telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat kami. Banyak anak muda yang bekerja di sana, dan ekonomi desa juga ikut berkembang,” tambah warga lainnya.
Aksi dukungan masyarakat ini menjadi catatan penting dalam dinamika kebijakan pengelolaan sumber daya alam di daerah. Pemerintah diharapkan dapat menjembatani kepentingan konservasi lingkungan dengan keberlanjutan ekonomi masyarakat lokal.
Baca juga: Terkuak! Tambang Nikel Raja Ampat Milik Anak Usaha Antam, Ini Komentar Menteri Bahlil
Diketahui, momen kedatangan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) RI Bahlil Lahadlia di Bandar Udara Domine Eduard Osok (DEO), Kota Sorong, Papua Barat Daya, Sabtu (7/6/2025) berlangsung ricuh.
Massa meneriaki Bahlil sebagai penipu buntut adanya penambangan nikel di tempat wisata Raja Ampat, Papua Barat Daya.
Massa semakin tidak terkendali, manakala mengetahui Bahlil telah kabur dari Bandara DEO lewat pintu belakang.
"Bahlil penipu, Bahlil penipu," ucap para pemuda Papua yang menyuarakan aksi tersebut.
Seruan tersebut menggema saat perwakilan menteri mengundang massa untuk berdialog.
Namun situasi berubah menjadi kemarahan ketika mengetahui bahwa Bahlil telah meninggalkan Bandara DEO lewat pintu belakang pukul 07.02 tanpa menemui demonstran.
TNI Turun Tangan Ambil-alih Lahan Tambang Nikel Ilegal yang Dikendalikan Perusahan Asal China |
![]() |
---|
Bahlil Tegaskan Mulai 2026, Beli Elpiji 3 Kg Wajib Pakai NIK |
![]() |
---|
Jika Tak Ada Tambang Nikel, Valuasi Ekonomi Hutan Morowali Capai Rp 2,8 T per Tahun |
![]() |
---|
Prabowo “Mendadak” Panggil Menteri Bahlil Bahas Target Lifting Minyak dan Strategi Impor AS |
![]() |
---|
Rencana Bahlil: Satu Harga Untuk Penjualan Elpiji 3 Kg di Seluruh Nusantara |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.