Berita Nasional

Sebanyak 20 Napi Anggota KKB Kabur dari Lapas Nabire, Raja Faisal Sitorus: Kasih Petugas Senjata

Raja Faisal mengaku pernah mengusulkan di Komisi XIII DPR RI agar narapidana yang kabur tidak hanya dikenakan hukuman displin

|
Editor: Feryanto Hadi
Dok Pribadi
NAPI KABUR- Anggota Komisi XIII DPR RI dari Fraksi Partai Demokrat Raja Faisal Sitorus mengusulkan agar petugas lapas dibekali senjata menyusul insiden 20 narapidana kabur dari Lapas Kelas IIB Nabire, Papua Tengah 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA- Anggota Komisi XIII DPR RI dari Fraksi Partai Demokrat Raja Faisal Sitorus merespons insiden 20 narapidana kabur dari Lapas Kelas IIB Nabire, Papua Tengah

Dia pun mendorong para petugas penjaga lembaga pemasyarakatan (lapas) di daerah rawan konflik dipersenjatai secara lengkap. 

Berdasarkan informasi, narapidana yang kabur dan sempat melukai petugas itu merupakan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB OPM) atau Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).

Raja mengatakan, insiden yang terjadi di Lapas Kelas IIB Nabire sangat memprihatinkan.

Menurutnya, insiden bentrokan antara warga binaan pemasyarakatan (WBP) dengan penjaga lapas sering terjadi di lapas yang berada di daerah rawan konflik.

Baca juga: Kedatangan Surojo di Sidang Gugatan Ijazah SMA Jokowi di PN Surakarta Bikin Tim Penggugat Kaget

"Pertama, saya prihatin dengan apa yang terjadi di Lapas Nabire, di mana narapidana kabur dengan melukai petugas lapas yang sedang menjaga. Menurut saya, pegawai lapas yang ada di lapas rawan konfilk harus dilengkapi dengan senjata," kata Raja di Jakarta, Senin (2/6/2025)

"Di beberapa lapas ini sering terjadi, bentrokan antara WBP dengan penjaga lapas, seperti kejadian di Lapas Nabire antara TPNPB OPM dan pegawai lapas," lanjutnya. 

Mengacu pada Undang-undang (UU) Nomor 22 Tahun 2022 tentang Pemasyarakatan, Raja menerangkan, petugas lapas diperbolehkan menggunakan senjata api untuk menjaga kemanan dan ketertiban di lapas seperti saat menghadapi gangguan atau insiden tertentu.

Ia pun mengaku pernah mengusulkan di Komisi XIII DPR RI agar narapidana yang kabur tidak hanya dikenakan hukuman displin, melainkan harus dijerat dengan pidana tambahan.

"Hal ini bertujuan agar ke depannya meminimalisasi kejadian-kejadian seperti ini. Kalau bisa jangan sampai ada kejadian seperti ini lagi," tuturnya.

Insiden narapidana kabur di Lapas II B Nabire sudah terjadi dua kali dalam sebulan terakhir.

Peristiwa pertama melibatkan tiga narapidana yang juga terkait KKB yakni Irimus Telenggen alias Sayur, Salam Telenggen alias Uras Telenggen, Yomison Murib alias Biasa pada 8 Mei 2025.

Terbaru, 20 narapidana kabur dari Lapas Kelas IIB Nabire pada Senin, 2 Juni 2025.

18 Anggota KKB Dilumpuhkan di Intan Jaya Papua Tengah

Sebelumnya diberitakan, Operasi penumpasan Organisasi papua Merdeka (OPM) atau dikenal Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua berbuah baik.

Satuan Tugas (Satgas) Habema TNI berhasil menembak mati sebanyak 18 anggota OPM dalam kontak senjata wilayah di Kabupaten Intan Jaya, Papua Tengah pada Rabu (14/5/2025).

Dansatgas Media Koops Habema, Letkol Inf Iwan Dwi Prihartono menyampaikan, Operasi Satgas Habema berlangsung sejak pukul 04.00 hingga 05.00 Waktu Indonesia Timur (WIT).

Operasi ini meliputi wilayah Kampung Titigi, Ndugusiga, Jaindapa, Sugapa Lama, dan Zanamba.

Targetnya adalah kelompok bersenjata yang dipimpin oleh Daniel Aibon Kogoya, Undius Kogoya, dan Josua Waker.

Dalam operasi tersebut, anggota terlibat kontak senjata yang berlangsung sengit.

18 anggota KKB dinyatakan tewas, sedangkan seluruh personel TNI dinyatakan dalam kondisi aman.  

Wilayah Sugapa Lama dan Kampung Bambu Kuning, Papua Tengah pun kini dinyatakan steril dari gangguan kelompok separatis.

"Saat ini pasukan masih disiagakan di sejumlah sektor strategis guna mengantisipasi kemungkinan pergerakan kelompok sisa," ungkap Letkol Inf Iwan Dwi Prihartono dikutip dari Tribun Medan pada Kamis (15/5/2025).

"Kelompok ini diketahui kerap melakukan kekerasan terhadap warga sipil, termasuk pembakaran rumah, penyanderaan guru dan tenaga kesehatan, hingga penyerangan terhadap fasilitas umum dan proyek pembangunan," jelasnya.

Amankan Senjata Api hingga Alat Komunikasi 

Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI, Mayjen Kristomei Sianturi menyampaikan, anggotanya mengamankan senjata api, amunisi, busur panah, serta bendera Bintang Kejora dan alat komunikasi pasca kontak senjata.

"Operasi ini dilakukan secara terukur, profesional, dan mengutamakan keselamatan warga sipil," kata Mayjen Kristomei Sianturi pada Kamis (15/5/2025). 

Mayjen Kristomei Sianturi menegaskan operasi ini adalah bentuk komitmen TNI dalam melindungi rakyat Papua dan mendukung kelanjutan pembangunan. 

"TNI hadir bukan untuk menakut-nakuti rakyat, tetapi untuk melindungi mereka dari kekerasan dan intimidasi yang dilakukan kelompok bersenjata," tegas dia.

"TNI tidak akan membiarkan masyarakat Papua hidup dalam ketakutan di tanah kelahirannya," sambungnya.

TOKOH OPM DILUMPUHKAN - Salah seorang tokoh Organisasi Papua Merdeka (OPM) bernama Nekison Enumbi berhasil dilumpuhkan Satgas TNI dalam sebuah operasi yang berlangsung di Distrik Ilamburawi, Kabupaten Puncak Jaya, Papua Tengah, Sabtu (10/5/2025).
TOKOH OPM DILUMPUHKAN - Salah seorang tokoh Organisasi Papua Merdeka (OPM) bernama Nekison Enumbi berhasil dilumpuhkan Satgas TNI dalam sebuah operasi yang berlangsung di Distrik Ilamburawi, Kabupaten Puncak Jaya, Papua Tengah, Sabtu (10/5/2025). (Sumber: Satgas TNI)

Menurut Kristomei, kehadiran TNI untuk memberikan pelayanan kesehatan, edukasi, dan pengamanan pembangunan jalan ke Hitadipa, justru dimanipulasi oleh kelompok OPM yang menjadikan warga sebagai tameng dan menyebarkan narasi ancaman terhadap masyarakat. 

Dalam keterangan tersebut, disampaikan pula pernyataan Kepala Suku Kampung Sugapa, Melianus Wandegau, yang menyebut bahwa masyarakat telah disesatkan oleh propaganda OPM.

“Kami dijanjikan kesejahteraan oleh mereka (OPM), namun kenyataannya kami hanya dijadikan alat dan pelindung dari serangan. Warga dijadikan tameng untuk melawan TNI,” ujar Wandegau.

Tokoh OPM Ditembak Mati

Salah seorang tokoh Organisasi Papua Merdeka (OPM) bernama Nekison Enumbi berhasil dilumpuhkan Satgas TNI dalam sebuah operasi yang berlangsung di Distrik Ilamburawi, Kabupaten Puncak Jaya, Papua Tengah, Sabtu (10/5/2025).

Operasi ini merupakan hasil kerja sama Satgas TNI dengan Badan Intelijen Negara (BIN).

Satgas TNI berhasil melumpuhkan Nekison setelah diperoleh informasi intelijen mengenai keberadaan tokoh OPM tersebut. 

Dansatgas Media Koops TNI Habema Letkol Inf Iwan Dwi Prihartono menerangkan, Nekison dikenal sebagai salah seorang pimpinan OPM wilayah Yambi.

Selama ini, dia jadi buronan karena keterlibatannya dalam berbagai aksi teror bersenjata di wilayah Papua Tengah.

"Keberhasilan ini merupakan bentuk nyata dari komitmen TNI untuk menjaga stabilitas keamanan dan melindungi masyarakat Papua dari ancaman teror bersenjata. Operasi ini dilakukan secara terukur berdasarkan informasi akurat dari Satgas BIN," kata Iwan.

Baca juga: Ini Alasan OPM Serang 7 Guru dan Nakes di Yahukimo, Papua

Dalam operasi tersebut, Nekison atau yang dikenal dengan Bumi Walo itu tewas di tempat, meski sempat melakukan perlawanan terhadap Satgas TNI.

Dari lokasi kejadian, Satgas TNI mengamankan sejumlah barang bukti yang diduga digunakan dalam aksi kekerasan. 

Iwan berujar bahwa barang bukti itu berupa tiga butir munisi kaliber 9 mm, satu selongsong peluru kaliber 5,56 mm, dua buah kapak, enam buah parang, serta dua unit alat komunikasi HT. 

Satgas TNI juga menemukan tiga buah sarung pistol, dua unit handphone GSM, satu unit handphone Android, empat buah busur panah, dan 90 buah anak panah.

Sebagai informasi, Nekison Enumbi telah masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) Polres Puncak Jaya dengan nomor DPO/S-34/IV/RES.1.7/2024/RESKRIM tertanggal 25 April 2024.

Baca juga: Guru dan Nakes di Yahukimo Papua Dibunuh OPM, Pengamat: Ini Bukan Perjuangan, Ini Terorisme

Ia tercatat terlibat dalam sejumlah aksi penembakan yang menyebabkan gugurnya aparat keamanan.

Salah satunya insiden pada 21 Januari 2025 terhadap anggota Polsek Puncak Jaya dan penembakan terhadap seorang purnawirawan Polri pada 7 April 2025.

Tidak hanya menyerang aparat, Nekison juga diketahui melakukan kekerasan terhadap warga sipil, seperti penembakan terhadap tukang ojek pada tahun 2024 yang menyebabkan korban meninggal dunia. 

Nekison pernah menembaki kendaraan truk yang sedang melintas di jalur utama Distrik Tingginambut yang menjadi penghubung vital antara Kabupaten Puncak Jaya dan Kabupaten Jayawijaya.

Menurut Iwan, OPM secara umum dikenal tidak hanya menargetkan aparat keamanan, tetapi juga aktif meneror masyarakat sipil yang ditemuinya.

Baca juga: OPM Ancam Bakar Sekolah Penerima Makan Bergizi Gratis, Istana: Mereka Berhadapan TNI-Polri

Serangkaian aksi brutal yang mereka lakukan meliputi pembakaran sekolah di Distrik Beoga, pembunuhan terhadap guru dan tenaga kesehatan di Distrik Anggruk, serta pembantaian terhadap 11 warga sipil yang mendulang emas di aliran Sungai Silet, Kabupaten Yahukimo.

Aksi Nekison tidak berhenti di situ karena dalam catatannya pernah melakukan kekerasan fisik kepada masyarakat sipil.

OPM memanfaatkan media sosial untuk menyebarkan hoaks dan propaganda dengan beberapa akun seperti ORGANISASI PAPUA MERDEKA “OPM-TPNPB”, Tpnpb News, Paradise Broadcasting, Papua Merdeka Channel, dan Manuskrip Papua. 

Upaya itu dinilai oleh Iwan, berpotensi menciptakan opini publik negatif yang dapat mengganggu stabilitas dan memperlambat pembangunan di Papua Tengah.

"Kami mengajak masyarakat untuk tetap tenang dan tidak mudah terpengaruh oleh informasi yang belum jelas kebenarannya. TNI bersama aparat lainnya akan terus hadir menjaga keamanan dan melindungi seluruh warga," papar Iwan.

Baca berita WartaKotalive.com lainnya di Google News dan WhatsApp

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved