Berita Nasional

Kader PSI Dedy Nur Tak Rela Jokowi Diolok-olok, Tuding Haters Simpan Luka yang Tak Pernah Sembuh

Dedy kembali mengingatkan bahwa Jokowi sudah banyak berperan bagi pembangunan bangsa selama dua periode menjadi presiden

Editor: Feryanto Hadi
Istimewa
OLOK-OLOK JOKOWI- Joko Widodo (Jokowi) saat masih menjabagt presiden didampingi Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman saat mengunjungi Desa Jaling, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan (Sulsel), Kamis (4/7/2024). Kader PSI Dedy Nur tak rela Jokowi diolok-olok karena sudah banyak bermanfaat bagi bangsa 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA- Kader Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Dedy Nur Palakka prihatin dengan serangan bertubi yang dilayangkan kepada Presiden ke-7 Joko Widodo

Dia menyebut bahwa tindakan mengolok-olok Jokowi belakangan seperti sudah menjadi kebiasaan bagi pihak-pihak yang tidak menyukai ayah dari Kaesang Pangarep itu

"Akhir-akhir ini, mengolok-olok Jokowi tampaknya telah menjadi semacam kebiasaan yang tidak sehat—kebiasaan yang bahkan dirayakan, seolah menghina pemimpin adalah bentuk tertinggi dari kebebasan berpikir," ungkap Dedy Nur dikutip dari X, Jumat (23/5/2025)

Dedy kembali mengingatkan bahwa Jokowi sudah banyak berperan bagi pembangunan bangsa selama dua periode menjadi presiden

"Padahal, yang mereka olok-olok adalah seseorang yang telah bekerja membangun bangsa tempat mereka berpijak. Jokowi bukan tokoh sempurna, tetapi rekam jejaknya sebagai pemimpin yang bekerja, membangun dari Sabang sampai Merauke, bukan sesuatu yang bisa dihapus hanya dengan ejekan," ungkapnya

Baca juga: Hensat Maklumi Polisi Umumkan Ijazah Jokowi Asli: Kalau Dinyatakan Palsu Bisa Ditertawakan Dunia

Dedy menganalisa, olok-olok terhadap Jokowi tak melulu karena logika

Dia menduga, ada pihak-pihak yang 'dendam' dengan Jokowi lantaran tersingkir dari lingkaran kekuasaan

"Olok-olok itu seringkali bukan karena logika, tetapi karena luka pribadi yang tidak selesai. Barangkali ada yang pernah merasa kecewa karena tidak didengar, tidak dianggap, atau bahkan tersingkir dari lingkaran kekuasaan. Mungkin ada yang merasa menjadi korban keputusan yang menyakitkan di masa pemerintahannya," katanya

Meski demikian, menurutnya, harusnya kebencian itu tak menjadikan seseorang mempermalukan pemimpin bangsa seperti Jokowi

"Namun, kekecewaan pribadi tidak bisa menjadi dasar pembenaran untuk mempermalukan seorang pemimpin bangsa. Bangsa ini terlalu besar untuk diseret-seret ke dalam drama psikologis segelintir orang yang tidak bisa membedakan antara kepentingan pribadi dan kepentingan publik.

Di sinilah bangsa ini butuh dosis kedewasaan. Bersikap seperti anak-anak yang menangis karena tidak diberi permen, lalu guling-guling di lumpur kebodohan sambil salto emosional—itu bukan bentuk protes yang cerdas, melainkan bentuk keputusasaan yang menyedihkan," imbuhnya

Baca juga: M Taufiq Temukan 3 Kejanggalan Penghentian Laporan Dugaan Ijazah Palsu Jokowi oleh Bareskrim

Tak mempan diserang

Sebelumnya, Dedy Nur Palakka meyakini berbagai upaya untuk menjatuhkan nama baik Presiden ke-7 RI, Joko Widodo, tak akan berhasil.

Sambil mengunggah foto Jokowi, dia menyebut bahwa sosok itu telah mengajar kuat di pikiran rakyat Indonesia

"Tokoh politik dalam gambar ini sulit dijatuhkan karena ia telah mengakar dalam realitas dan pikiran rakyat Indonesia," tulisnya dikutip Warta Kota dari akun X, Senin (19/5/2025).

Halaman
1234
Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved