Wajib Militer

Program Wajib Militer ala Dedi Mulyadi Disentil: Keluar dari Wamil Siswa Malah Merasa Jadi Jagoan

Wakil Ketua KPAD Kota Bekasi, Novrian mengatakan sebelum diterapkan, program tersebut terlebih dahulu perlu dikaji.

|
Penulis: Rendy Rutama | Editor: Feryanto Hadi
Tribun Jabar/Deanza Falevi
PENDIDIKAN KARAKTER - Para pelajar saat mengikuti pendidikan berkarakter di Resimen Artileri Medan 1 Sthira Yudha, Batalyon Artileri Medan 9, Kabupaten Purwakarta, Kamis (1/5/2025). Banyak orang tua yang menitikkan air mata, termasuk Elly, salah satu wali murid yang berharap anaknya bisa berubah setelah mengikuti pendidikan karakter ini. 

Karenanya Esti cemas jika pendidikan militer tersebut akan berpengaruh besar untuk psikos sang anak sampai dewasa.

"Saya jujur, mengapa ya saya rasanya mau menangis gitu. Dari awal ini seolah-olah anak sudah mendapat diskriminasi. Dia mempunyai hak-hak yang harus kita berikan kepada mereka. Dia juga dilindungi dengan hak perlindungan anak sehingga ide ini saya sangat berharap sebenarnya, tunda dulu, lakukan pengkajian secara mendalam, baru kemudian dieksekusi kalau secara kajian itu memungkinkan dan tidak akan berpengaruh besar ke depan," kata Esti dilansir TribunnewsBogor.com dari Kompas TV.

Tak kuasa menahan tangis, Esti pun mengurai alasannya.

Ternyata Esti memang biasa berhadapan dengan anak-anak bermasalah sejak lama dan tahu betul alasan mereka melakukan tindakan kriminal.

"Mengapa saya mengatakan saya hampir menangis? Saya sering berhubungan dengan anak-anak yang mempunyai kebutuhan khusus, karena masalah sosial. Mereka ditangkap ke kantor polisi karena punya klitih, tawuran, atau mereka yang dikategorikan anak nakal. Ketika kami berjumpa, kami bisa memahami oh anak ini datang dari ekonomi mampu tapi orang tuanya tidak memberikan waktu yang cukup. Oh anak ini dari single parent, dia melakukan seperti ini karena perhatiannya kurang," pungkas Esti.

Kebijakannya dikritik pedas anggota DPR, Dedi Mulyadi mengurai tanggapan.

Pria yang karib disapa KDM itu mengaku seluruh program kerjanya adalah untuk kepentingan warga, terutama anak-anak.

Dedi berharap nantinya anak-anak Jabar bisa tumbuh menjadi pribadi yang kuat agar masa depannya cerah.

"Seluruh langkah yang saya lakukan, seluruh provinsi Jawa Barat dan dinas lakukan, tiada lain kecuali ingin anak-anak Jawa Barat tumbuh kokoh dan kuat serta memiliki masa depan," kata Dedi Mulyadi dalam video terbarunya di Instagram pada Sabtu (3/5/2025).

Meski begitu, Dedi sadar betul bahwa semua kebijakannya pasti menuai pro dan kontra.

Namun Dedi menghindari perdebatan sengit soal programnya tersebut.

"Tidak ada kebijakan yang mulus kalau itu untuk kebaikan. Pasti ada pertentangan dan nanti akan dirasakan suatu saat ketika kebijakan itu membuahkan hasil. Mari saatnya berbuat bukan berdebat, karena tawuran tidak akan bisa diselesaikan dengan perdebatan. Kriminalitas remaja tidak akan bisa diselesaikan dengan perdebatan, anak-anak yang kecanduan game online tidak akan bisa diselesaikan dengan perdebatan," ungkap Dedi.

"Silakan kritik, tapi biarkan kami bekerja," sambungnya.

 

 

Baca berita WartaKotalive.com lainnya di Google News 

Ikuti saluran WartaKotaLive.Com di WhatsApp: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaYZ6CQFsn0dfcPLvk09

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved