Berita Regional

Dedi Mulyadi Pamer Siswa Bermasalah Dijemput TNI untuk Dimasukkan Barak Militer di Purwakarta

Dedi Mulyadi Pamer TNI Jemput Siswa Nakal untuk Dimasukkan ke Barak Militer di Purwakarta

Instagram @dedimulyadi71
DEDI KIRIM SISWA -- Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi memamerkan proses anggota TNI menjemput sejumlah siswa bermasalah di salah satu sekolah di Purwakarta, untuk dimasukkan ke barak militer. Dedi Mulyadi memantau langsung proses pemberangkatan siswa yang menggunakan salah satu kendaraan dari Menarmed 1/1 Kostrad, untuk menempuh pendidikan militer 6 bulan di barak. 

"Program ini dirancang untuk membentuk karakter siswa sekaligus menggali potensi mereka dalam berbagai bidang," tandasnya.

Pengamat Nilai Dedi Keliru

Meski banyak pihak yang mendukung program ini, sejumlah pihak lain juga mengkritik program Dedi Mulyadi ini dan dianggap keliru.

Pengamat militer dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Khairul Fahmi berpandangan program Gubernur Jawa Barat (Jabar) Dedi Mulyadi mengirim siswa bermasalah ke barak militer sangat berisiko secara psikologis.

Sebab, menurut Fahmi, yang dibutuhkan siswa bermasalah bukan pendekatan secara militer, melainkan pendekatan yang disesuaikan dengan masalah masing-masing anak dan pendampingan.

Baca juga: Dedi Mulyadi Kirim Anak Bermasalah ke Barak Militer, Begini Penjelasan Lengkap TNI Angkatan Darat

"Yang dibutuhkan siswa bukan barak, tapi ruang belajar yang memulihkan. Kalau yang bermasalah adalah sikap, maka pendekatannya harus bersifat pedagogis dan reflektif, bukan koersif,” kata Fahmi, Rabu (30/4/2025).

Fahmi menilai bahwa masalah kenakalan remaja dalam bentuk tawuran, kecanduan gim, pembangkangan hingga mabuk adalah masalah sosial yang bisa ditangani dengan pendekatan sipil, bukan militer.

Kenakalan remaja, dalam bentuk tawuran, mabuk, kecanduan gim atau pembangkangan, bukan ancaman keamanan. Melainkan cerminan dari masalah psikososial yang kompleks dan memerlukan respons berbasis pendampingan, bukan penertiban,” ujar Fahmi.

Namun, dia sepakat bahwa pendisiplinan tentu penting dalam membentuk karakter generasi muda.

Hanya saja, kata dia, tidak perlu ditempuh melalui pendekatan militeristik.

"Tapi pendisiplinan yang baik tidak harus ditempuh lewat pendekatan militeristik. Disiplin sejati lahir dari kesadaran, bukan ketakutan,” kata Fahmi.

Baca berita WartaKotalive.com lainnya di Google News dan WhatsApp

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved