Berita Regional

Kepala Desa Cianaga Ketahuan Bohong, Ibu Anak Tewas Karena Cacingan Bukan ODGJ​

Kepala Desa Cianaga Sukabumi Wardi Sutandi ketahuan bohong soal kondisi keluarga balita yang meninggal karena cacingan

Editor: Desy Selviany
Tribunnews.com
CIANAGA-Kepala Desa Cianaga, Kecamatan Kabandungan, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat Wardi Sutandi 

WARTAKOTALIVE.COM - Kepala Desa Cianaga Sukabumi Wardi Sutandi ketahuan bohong soal kondisi keluarga balita yang meninggal karena cacingan.

Kebohongan itu terungkap saat Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menghampiri sendiri ayah korban di rumah sakit pada Minggu (24/8/2025). 

Ayah R kini tengah mendapatkan perawatan di rumah sakit karena terkena bronkitis. 

Bronkitis adalah peradangan pada saluran udara (bronkus) yang menuju paru-paru, seringkali menyebabkan batuk terus-menerus. 

Penyebab utamanya adalah infeksi virus, tetapi bronkitis juga bisa disebabkan oleh bakteri atau iritasi dari polusi udara dan asap rokok, yang bisa menyebabkan bronkitis akut (jangka pendek) atau kronis (jangka panjang).

Sebelumnya Kepala Desa Cianaga Wardi Sutandi menyebut bahwa orang tua R adalah orang dengan gangguan kejiwaan (ODGJ).

Hal itulah yang membuat Wardi mengaku sulit membuatkan kartu identitas tanda penduduk (KTP) untuk keluarga anak yang tewas karena cacingan. 

Baca juga: Kepala Desa Kenal Dekat Keluarga Anak yang Meninggal Karena Cacingan, Tapi Tak Kunjung Dibuat KTP

Diketahui tidak adanya KTP dan KK pada keluarga R membuat nyawa balita tersebut telat tertolong sehingga meninggal dunia dengan kondisi cacing lebih dari 1 kg di tubuhnya.

Hal ini kemudian membuat Dedi Mulyadi sebagai Gubernur Jawa Barat murka. 

Dedi pun bahkan mengancam akan memberikan sanksi terhadap Kepala Desa Cianaga Wardi Sutandi dan sejumlah perangkat desa yang lalai. 

Namun Kepala Desa Cianaga membuat klarifikasi membantah kelalaian tersebut. 

Wardi Sutandi menyebut bahwa orang tua R mengalami ODGJ sehingga sulit dibuatkan KK dan KTP. 

Bahkan kata Wardi kepada wartawan, orang tua R sempat melarikan diri saat hendak divaksi Covid-19.

Nyatanya kata Dedi Mulyadi, orang tua R tidak mengalami ODGJ. Bahkan ayah R sehari-hari bekerja sebagai petani cabai dan tukang pijat. 

Pun ayah R juga ternyata mengenal dekat Wardi Sutandi

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved