Berita Jakarta
Kasus DBD di Jakarta Meningkat di Bulan April, Sekali Kena bisa Kembali Sampai 4 Kali
Tren kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di wilayah Jakarta Barat terus mengalami peningkatan sejak Januari 2025.
Penulis: Nuri Yatul Hikmah | Editor: Dian Anditya Mutiara
WARTAKOTALIVE.COM, PALMERAH — Tren kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di wilayah Jakarta Barat terus mengalami peningkatan sejak Januari 2025.
Berdasarkan data yang diterima Warta Kota dari Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Sudinkes Jakarta Barat, Arum Ambarsari, total ada 186 kasus DBD di Jakarta Barat yang tercatat pada Januari 2025.
Jumlah itu terus bertambah pada Februari menjadi 211 kasus dan pada Maret menjadi 254 kasus.
Sementara pada April 2025, kasusnya tercatat berjumlah 53.
Banyaknya jumlah orang yang terkena DBD tersebut menjadi pengingat pentingnya mawas diri untuk mewujudkan zero death atau 0 kematian akibat dengue pada 2030.
Untuk mencapai hal tersebut, praktisi kesehatan masyarakat Dokter Ngabila Salama menyampaikan jika penerapan gerakan 1 rumah 1 jumantik (G1R1J) sangat perlu dilakukan.
Baca juga: Suhu Udara Lembab Picu Kasus DBD di Jakbar yang Cenderung Naik pada 2025
Pasalnya, DBD merupakan satu endemi yang memiliki pola sama dari tahun ke tahun.
"Perbedaan kenaikan kasus yaitu 1 bulan dari musim hujan. Misal bulan maret puncak hujan, maka DBD kasusnya akan puncak di April. Siklus perkembangbiakan nyamuk 2 minggu," kata Ngabila saat dikonfirmasi Warta Kota, Jumat (18/4/2025).
Menurutnya, peningkatan kasus akibat efek kemarau ekstrem panjang / El Nino pada Juli - November 2023 lalu, menjadi pemicu peningkatan DBD dengan pola yang sama dari tahun ke tahun.
"Akan meningkat Desember, puncak April, lalu kembali turun. Hal ini karena musim hujan menyebabkan peningkatan kelembaban udara / relative humidity (RH) dan nyamuk mudah berkembang biak," jelas Ngabila.

"Tetesan air hujan juga memudahkan telur menetas menjadi jentik. Selain itu juga kontainer berisi air bisa menjadi tempat berkembang biak jentik menjadi nyamuk," imbuhnya.
Kendati demikian, Ngabila meminta agar masyarakat tidak panik dan kenali pencegahan terhadap DBD agar tidak terjangkit.
Beberapa yang bisa dilakukan, di antaranya, Gerakkan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) 3M plus & vaksinasi.
Baca juga: Fogging Dilakukan Setelah Korban Berjatuhan, Mitigasi DBD di Jakarta Dipertanyakan
3M tersebut merupakan menguras dan menyikat tempat pembuangan air secara rutin, menutup rapat semua tempat penyimpanan air, dan memanfaatkan limbah barang bekas yang bernilai ekonomis (daur ulang).
Lalu gencarkan G1R1J / gerakan 1 rumah 1 kader jumantik dengan menunjuk petugas PSN (pemberantasan sarang nyamuk).
Rencana Pemerintah Tambahkan 10 persen Etanol Dalam BBM Direspon Beragam Oleh Masyarakat |
![]() |
---|
Tolak Kedatangan Atlet Israel ke Jakarta, PAN Yakin Semua Fraksi DPRD DKI Satu Suara |
![]() |
---|
Makin Dipercaya, LRT Jabodebek Catat Kenaikan Indeks Kepuasan Pelanggan 2025 |
![]() |
---|
Curhat Sri, Pedagang Pasar Slipi Soal Mahalnya Harga Cabai dan Bawang saat Ini |
![]() |
---|
Gubernur Pramono Dorong Kemandirian Fiskal Daerah |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.