Berita Jakarta

Curhat Sri, Pedagang Pasar Slipi Soal Mahalnya Harga Cabai dan Bawang saat Ini

Curhat Sri, Pedagang Pasar Slipi Soal Mahalnya Harga Cabai dan Bawang. Cabai merah keriting tembus Rp 70.000 per kilogram hari ini

Penulis: Nuri Yatul Hikmah | Editor: Dwi Rizki
Warta Kota
KENAIKAN HARGA CABAI - Sri (62) pedagang sayur mayur ditemui di kiosnya Pasar Slipi, Palmerah, Jakarta Barat pada Kamis (9/10/2025). Diungkapkannya, harga cabai merah keriting dan bawang merah mengalami kenaikan lebih dari Rp 10.000 per kilogramnya pada Kamis (9/10/2025). 

WARTAKOTALIVE.COM, PALMERAH - Harga cabai merah keriting dan bawang merah di Pasar Slipi, Palmerah, Jakarta Barat, naik hingga lebih dari Rp 10.000 per kilogramnya, Kamis (9/10/2025).

Hal itu diungkap oleh salah satu pedagang sayur mayur bernama Sri (62) saat ditemui di lokasi, Kamis.

"Yang naik bawang merah sama cabai keriting. Cabai merah keriting Rp 70.000, bawang merah Rp 50.000 yang udah dibersihin. Kalau abal-abal (masih pakai kulit) Rp 45.000 (per kilogram) bisa," ungkapnya.

Sebelum kenaikan harga ini, cabai merah sempat berada di harga Rp 45.000 - 50.000 per kilogramnya.

Sementara harga bawang merah cukup fluktuatif.

Menurut Sri, kenaikan harga pangan tersebut disebabkan karena berbagai hal, salah satunya buruknya cuaca yang berpengaruh berkurangnya pasokan bawang dan cabai ke pasar.

"Pasokan kurang sih kalau sekarang," kata Sri.

Baca juga: Adylan Mahesa Torehkan Akurasi Sempurna, SMA Al-Izhar Unggul di Laga Perdana DBL South Jakarta 2025

Perempuan yang sudah berjualan sayur mayur di Pasar Slipi sejak 1980-an itu berujar, kenaikan itu tak serta merta membuat pendapatannya menurun.

Pasalnya, penurunan omset dirasakannya sudah terjadi sejak lama, saat pandemi Covid-19 berakhir.

Menurutnya, pandemi itu meruntuhkan berbagai sektor, termasik perekonomian.

Walhasil, Sri harus memutar otak agar sayur mayur uang dijualnya bisa laku di pasaran dan dia tetap mendapat penghasilan setiap harinya.

"Merosotnya jauh bisa 60-70 persen (pendapatan). Kalau saya, saya biasa online-in, saya antar-antar gitu," kata Sri.

Dia tak membedakan harga sayur mayur maupun bumbu dapur yang dijualnya secara online ataupun harga ketika dijual di kiosnya. 

Alasannya sederhana, agar barang dagangannya bisa cepat laku terjual.

"Saya orang beli Rp 50.000 juga saya kejar, saya antar. Karena dia butuh sayur, saya butuh uang," kata Sri.

Sumber: Warta Kota
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved