Berita Nasional

Mengatasi Beban Pikiran Berlebih, Menag Nasaruddin Umar Soroti Keteladanan Siddharta Gautama

Menag Nasaruddin Umar meneladani hidup dari Siddharta Gautama yang bisa lepas dari masalah masyarakat modern saat ini yaitu overthinking.

Penulis: Mochammad Dipa | Editor: Mochamad Dipa Anggara
Wartakotalive.com/Mochammad Dipa
Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar menghadiri acara Dialog Kerukunan Umat Buddha yang berlangsung di Auditorium H.M. Rasjidi, Kementerian Agama Jakarta, Jumat (7/3/2025). 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar menyampaikan pentingnya meneladani kehidupan Siddharta Gautama sebagai inspirasi dalam membangun kemanusiaan universal.

Hal itu ia sampaikan dalam acara Dialog Kerukunan Umat Buddha yang berlangsung di Auditorium H.M. Rasjidi, Kementerian Agama Jakarta, Jumat (7/3/2025).

Menurut dia, keteladanan hidup dari Siddharta Gautama atau Buddha bisa menjadi solusi sejumlah persoalan masyarakat modern sekarang. Di antaranya adalah masalah overthinking atau perasaan beban hidup terasa berat. 

Menag Nasaruddin menyebut fenomena ini sebagai 'samyojana', sebuah kondisi di mana manusia mengalami tekanan mental akibat terlalu banyak memikirkan hal-hal yang membebani.

“Overthinking atau beban pikiran yang berlebihan menjadi salah satu tantangan utama yang dihadapi masyarakat modern. Inilah yang disebut sebagai samayajana, dan kita semua harus berusaha untuk membebaskan diri darinya,” jelasnya.

Menag Nasaruddin juga menyampaikan bahwa ajaran-ajaran Buddha sangatlah universal hingga menjadi sendi-sendi kearifan lokal bangsa Indonesia dan juga dunia. 

"Tanpa membeda-bedakan agama apa pun, siapapun objek yang perlu dibantu, maka dibantu, tanpa mengistimewakan agamanya," katanya.

Menag Nasaruddin berharap hadirnya Dialog Kerukunan Umat Buddha yang mengusung tema "Berkumpul Bersama Adalah Berkah Mulia" bisa membawa kerukunan untuk umat beragama di Indonesia. 

"Jadi kerukunan antar umat beragama di Indonesia ini perlu kita rawat betul sebab tidak ada kebahagiaan tanpa kerukunan, dan saya kira ini pembelajaran bukan hanya untuk kaum Buddhis tapi untuk pelajaran kemanusiaan” sebutnya.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat (Dirjen Bimas) Buddha Supriyadi menyampaikan terima kasih atas kehadiran Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar yang memberikan pencerahan diajang Dialog Kerukunan Umat Buddha

“Saya berterima kasih hari ini Pak Menteri Agama bisa mencerahkan kita sekalian khususnya umat Buddha di Indonesia,” ucap Dirjen Bimas Buddha Supriyadi kepada awak media usai arahan Menag Nasaruddin Umar

Menurut Dirjen Bimas Buddha Supriyadi, kerukunan umat seperti yang disampaikan Menteri Agama, harus terus digelorakan. 

“Sekali lagi bahwa pentingnya kerukunan harus kita gelorakan, kita suarakan dari dalam maupun ke dunia luar,” ujarnya.

Adapun setelah Dialog Kerukunan Umat Buddha ini selesai, lanjut Supriyadi, Ditjen Bimas Buddha akan merencanakan langkah berikutnya untuk terciptanya tujuan kerukunan yang baik.

"Kami merencanakan untuk bertemu, mengumpulkan para pimpinan Sangha, kemudian para pimpinan lembaga agama, pimpinan pendidikan dan kita akan rumuskan berbagai kegiatan yang akan kita kerjakan secara bersama-sama untuk tujuan yang baik," tuturnya.

54 lembaga keagamaan

Supriyadi menyebutkan, bahwa ada 54 lembaga keagamaan baik dari naungan Persatuan Umat Buddha Indonesia (Permabudhi) maupun Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi) yang hadir dalam dialog tersebut.

"Jadi hari ini (Jumat 7 Maret 2025), kami mengundang para stakeholder, dari berbagai komunitas umat Buddha yang potensinya banyak sekali, kami laporkan ada 54 lembaga keagamaan baik dari naungan Permabudhi maupun Walubi," tandasnya.

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved