Liputan Khusus

Cegah Gagal Ginjal Anak, Disdik DKI Awasi Penjualan Makanan Minuman di Lingkungan Sekolah

Plt Kepala Dinas Pendidikan DKI Budi Awaluddin mengambil beberapa langkah untuk mencegah kasus gagal ginjal anak meluas di Jakarta.

Penulis: Miftahul Munir | Editor: Fred Mahatma TIS
Alodokter
ILUSTRASI Cuci darah akibat gagal ginjal. Fenomena sekarang banyak anak-anak mengidap sakit gagal ginjal. Dinas Pendidikan DKI pun membuat sejumlah program guna mencegah bertambahnya kasus gagal ginjal anak. 

WARTAKOTALIVE.COM, SETIABUDI - Dinas Pendidikan DKI menanggapi kasus gagal ginjal anak cukup serius karena penyakit tersebut sangat berbahaya dan perlu penanganan secacra komperhensif.

Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta memiliki peran penting dalam upaya pencegahan dan penanganan kasus tersebut terutama dalam hal pengawasan lingkungan sekolah.

Plt Kepala Dinas Pendidikan DKI Budi Awaluddin mengatakan, pihaknya sudah mengambil beberapa langkah untuk mencegah kasus tersebut semakin luas di Jakarta.

Baca juga: Hasil Riset Dinkes DKI, Gagal Ginjal Anak Dipicu Makanan Berlebihan Lemak, Garam dan Gula

Baca juga: Kisah Tragis Desi, Berjibaku Selamatkan Sang Putri dari Gagal Ginjal akibat Keracunan Paracetamol

"Pertama kami melakukan peningkatan edukasi kesehatan misalnya dengan sosialisasi ke sekolah, melakukan sosialisasi secara berkala ke seluruh sekolah di DKI Jakarta mengenai pentingnya menjaga kebersihan dan keamanan pangan, serta bahaya mengonsumsi makanan dan minuman yang tidak sehat," katanya saat wawancara terkait Liputan Khusus Gagal Ginjal Anak, Kamis (5/9/2024).

Selain sosialisasi, pihaknya juga akan memberikan materi pembelajaran denga mengintegrasikan materi tentang kesehatan dan gizi dalam kurikulum sekolah, terutama untuk tingkat SD dan SMP.

Sehingga, kata Budi, siswa bisa memahami pentingnya makan dan minum yang bergizi sejak dini demi terhindari dari berbagai macam penyakit.

Budi menerangkan, kerja sama dengan guru juga sangat penting dan pihaknya akan memberikan pelatihan edukasi.

Dengan begitu, para guru bisa memberikan imbauan kepada siswa tentang cara memilih makanan yang aman dan bergizi.

"Membuat edaran pola hidup sehat, mulai dari berdoa, cuci tangan sebelum makan, setelah makan," ungkapnya.

Baca juga: Ini 2 Jenis Gagal Ginjal pada Anak

Baca juga: Pemprov DKI Dinilai Harus Beri Perhatian Khusus pada Kasus Gagal Ginjal Anak, Ini Alasannya

Langkah kedua, lanjut Budi, pihaknya melakukan pengawasan terhadap penjual makanan atau minuman di lingkungan Sekolah.

Misalnya, masih kata Budi, menetapkan persyaratan ketat bagi penjual makanan atau minuman yang beroperasi di lingkungan sekolah, dengan membuat ketentuan hindari makanan yang terlalu mengandung gula, garam dan lemak (GGL).

"Terus juga hindari makanan berbau tidak sedap atau berjamur, perhatikan makanan kadaluarsa, pisahkan makanan yang mentah dan matang, menjaga kebersihan bahan makanan serta Clcara menyimpan makanan termasuk sertifikasi keamanan pangan dan izin operasional," terangnya.

Selain pengawasan ketat, Budi juga akan meminta Dinas Pendidikan DKI melakukan inspeksi rutin terhadap penjual makanan atau minuman di sekolah untuk memastikan mereka memenuhi standar kebersihan dan keamanan pangan.

Budi menegaskan, pihaknya akan berikan sanksi tegas terhadap penjual yang melanggar peraturan, seperti pencabutan izin berjualan di sekolah atau denda.

Baca juga: Pernah Ada Satu Kasus Gagal Ginjal Anak di RSUD KiSA, Kadinkes Depok: Belum Ada yang Dilaporkan

"Yang ketiga kami kerjasama dengan Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta. Kami melakukan survei bersama untuk mengidentifikasi jenis makanan dan minuman yang berpotensi berbahaya yang beredar di lingkungan sekolah. Melakukan pengujian laboratorium terhadap sampel makanan dan minuman yang dicurigai mengandung zat berbahaya," tegas Budi.

Halaman
12
Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved