Berita Jakarta
Pesepeda Ngeyel di Jalan Sudirman, Komunitas Blackdogs Cycling Community Imbau Ikuti Aturan yang Ada
Baru-baru ini viral pesepeda debat dengan polisi karena dilarang bersepeda di Jalan Sudirman. Untuk itu disesali oleh komunitas sepeda.
Penulis: Miftahul Munir | Editor: Valentino Verry
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Pesepeda di Jalan Sudirman sempat debat dengan aparat kepolisian karena tidak terima ditegur dan diarahkan masuk ke jalur khusus yang telah disediakan Pemprov DKI di kawasan Sudirman, Jakarta Selatan, Kamis (24/7/2024) kemarin.
Pesepeda itu menyatakan, bahwa dirinya yang berolahraga sepeda dihalang-halangi oleh aparat kepolisian.
Baca juga: PKS Advokasi Keinginan Pesepeda Melintas di Jalan Sudirman, MTZ: Sebenarnya Sulit, Macet Sekali
Namun, pihak kepolisian itu membalas ucapan dari peseda yang ngeyel dengan menyatakan untuk meminta ke Pemprov DKI Jakarta jika ingin mengubah kebijakan bersepeda.
Pesepeda itu pun mendapat sorotan dari pereakilan komunitas bike Blackdogs Cycling Community, Adhityaswara Nuswandana.
Adhit mengatakan, dirinya sudah melihat video viral pesepeda tersebut dan di kolom komentar banyak yang menyayangkan.
Sebab, kata Adhit, seharusnya pesepeda itu bisa mengikuti aturan jika jam selesai menggunakan jalur protokol selesai jam 06.00 WIB, maka ditaati.
"Cuma sosialiasi dari Pemprov DKI dan Polda Metro Jaya kemarin itu soal selesai menggunakan jalur (di luar jalur sepeda) itu kurang, masih banyak pesepeda beranggapan selesainya itu pukul 06.30 WIB," jelas Adhit kepada Warta Kota, Jumat (26/7/2024).
Baca juga: Viral Pesepeda Dilarang Lewat Jalur Cepat Sudirman-Thamrin Setelah Pukul 06.00, Ini Kata Polisi
Namun, kata Adhit, komunitas yang menggelar sepeda bersama itu seharusnya sudah mengetahui informasi bersepeda speed selesai pukul 06.00 WIB.
Ia juga menyarankan supaya komunitas itu bisa melakukan olahraga lebih pagi lagi agar tidak menganggu kendaraan lain atau terhalang batas waktu.
"Kalau mengikuti kebiasaan di luar, itu justru orang pelotonan (kelompok) tidak di tengah kota. Pelotonan itu kan bisa diikuti minimal 20 sepeda dan memang lumayan padat kalau sebanyak itu," tegasnya.
Menurut Adhit, sepeda pelotonan tidak bisa bermain di Jakarta karena setelah pukul 06.00 WIB arus lalu lintasnya sudah padat.
Ia menegaskan, rata-rata komunitas bike sudah memahami aturan batas waktu yang telah diberikan oleh Pemprov DKI maupun Polda Metro Jaya.
Jalur Khusus
Adhit menanggapi soal jalur sepeda di kawasan Protokol yang disediakan oleh Pemprov DKI sejak beberapa tahun lalu.
Menurut Adhit, jalur yang disediakan oleh Pemprov DKI bukan untuk pesepeda yang berolahraga tapi untuk pekerja.
Sebab, katanya, jalur tersebut disediakan untuk warga Jakarta yang beralih dari modatransportasi kendaraan bermotor ke sepeda gowes.
Sehingga, Adhit menilai peseda speed tidak cocok menggunakan jalur sepeda yang ada saat ini.
"Jalur khusus buat orang yang bukan berolahraga, karena yang dipersoalkan oleh mas-mas yang viral kemarin jalur yang buat berolahraga. Kalau sudah begitu jadi repot, kalau secara kota Jakarta enggak mendukung sepeda beramai-ramai," terangnya.
Adhit pun beranggapan, banyak faktor yang membuat Jakarta tidak ramah untuk pesepeda berolahraga.
Tapi ia setuju jika Pemprov DKI Jakarta menambah jalur sepeda untuk masyarakat agar banyak yang beralih dari kendaraan bermotor ke non bermotor.
"Jadi kalau saya melihatnya pesepeda yang melakukan aktifitasnya sehari-hari dengan sepeda. Ke sekolah, kerja dan lain-lain, itu cocok pakai jalur sepeda," terangnya.
Oleh karena itu, para komunitas sepeda speed banyak yang menggunakan jalur protokol karena jalurnya sempit dan tak bisa digunakan kecepatan tinggi.
Hal itu pun, kata Adhit, banyak protes warga terkait pesepeda speed yang dikeluhkan masyarakat karena tak mau pakai jalur yang disediakan.
"Itukan jadi perdebatan lagi. Kalau buat sepeda speed atau pelotonan yak sudah enggak bisa. Tapi banyak orang yang enggak paham untuk itu. Edukasi perlu dilakukan juga," tegasnya.
Tips Bersepeda Aman
Risiko bersepeda speed cukup tinggi di Jakarta karena sering terjadi kecelakaan akibat keluar dari jalur khusus sepeda.
Adhit menyarankan kepada para komunitas untuk peduli dengan keselamatan diri selama bersepeda di jalan raya.
Misalnya, harus mematuhi aturan yang sudah ada dan mengikuti arahan dari petugas kepolisian maupun Dinas Perhubungan DKI.
"Harus sudah dipahami ketika bersepeda ramai-ramai di Jalan raya. Pasti kalau ramai-ramai harus di jalur kiri," ujarnya.
Kemudian, para pesepeda harus menggunakan keamanan diri salah satunya adalah helm atau pelindung kepala.
Kemudian yang terpenting lainnya adalah menyalakan lampu ketika bermain malam hari atau saat langit masih gelap untuk memberikan tanda kepada kendaraan lain.
Kemudian, harus bisa fokus melihat sekitar jalan agar tidak ada kendaraan yang ditabrak atah menabrak pesepeda.
"Jadi lampu itu sebagai penanda, kalau diri saya sendiri sesuai pengalaman, kita enggak boleh egois dan harus berfikir kalau sedang bersepeda dipakai kendaraan lain, jadi enggak berfikir sepeda punya hak di jalanan karena ada kendaraan lain. Ini harus sadar jalan itu bukan dipakai kita saja," imbuhnya.
Sebelumnya, seorang pesepeda tidak terima ditegur oleh aparat kepolisian Polda Metro Jaya karena menggunakan jalur kendaraan bermotor, Rabu (24/7/2024) kemarin.
Pesepeda itu pun terlibat adu mulut dengan anggota polisi lalu lintas di Jalan Sudirman-Thamrin mengarah ke Blok M.
Pihak kepolisian awalnya meminta pesepeda itu masuk jalur khusus sepeda agar tidak tertabrak kendaraan bermotor.
Menanggapi hal itu, Kepala Dinas Perhubungan DKI, Syafrin Liputo mengatakan, kawassn Sudirman sering kali terjadi kecelakaan lalu lintas khususnya melibatkan pesepeda.
"Sebagaimana diketahui pada hari Senin sampai Jum’at mulai pukul 06.00 WIB jalan Jend Sudirman sudah mulai padat oleh lalu lintas kendaraan bermotor, dan seringkali terjadi kecelakaan lalu lintas yang melibatkan pesepeda yang berolah raga diluar jalur sepeda dengan kendaraan bermotor," kata Syafrin, Kamis (25/7/2024).
Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News
Ikuti saluran WartaKotaLive.Com di WhatsApp: https://whatsapp.com/channel/0029VaYZ6CQFsn0dfcPLvk09
| Puluhan Tahun BAB di Kali, Warga Kemanggisan Akhirnya Punya Septic Tank |
|
|---|
| Kelompok Remaja di Pesanggrahan Jaksel Gunakan Celurit dan Bubuk Cabai saat Tawuran |
|
|---|
| Pemprov DKI Siapkan 256 Lokasi Pengungsian Hadapi Ancaman Banjir Rob |
|
|---|
| Punya Citra Buruk di Mata Rakyat Bawah, Klub Moge GSrek Coba Perbaiki Lewat Konser Musik |
|
|---|
| Sudin SDA Jaktim Perbaiki Turap Kalimalang, Warga Sempat Kesal karena Longsor |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/wartakota/foto/bank/originals/Beredar-video-di-media-sosial-menunjukkan-pesepeda-dilarang-melintas.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.