Kecelakaan Maut

Usai Kecelakaan di Ciater Subang, Pemkot Jakpus Minta Sekolah Selektif Milih Bus untuk Study Tour

Wakil Wali Kota Jakarta Pusat Chaidir keluarkan komentar soal kecelakaan maut bus di Ciater, Subang, Jawa Barat, Sabtu (11/5/2024).

|
Penulis: RafzanjaniSimanjorang | Editor: Sigit Nugroho
WartaKota/Rafsanzani Simanjorang
Wakil Wali Kota Jakarta Pusat Chaidir saat ditemui di kantor Wali Kota Jakarta Pusat, Selasa (14/5/2024). 

Menurut Benyamin, langkah yang dia lakukan untuk memangkas insiden kecelakaan di jalan yang diakibatkan karena faktor teknis kendaraan dan human error akibat kelalaian dari pengemudi.

BERITA VIDEO: Banjir Lahar Hujan Gunung Marapi, 50 Korban Meninggal Dunia
 

Terlebih lagi, beberapa kecelakaan yang membawa rombongan dari wilayah kepemimpinannya sempat terjadi.

“Saya nggak mau kejadian ini berulang, seperti kasus kecelakaan maut di tanjakan emen 2018 lalu yang menelan puluhan warga Pisangan Ciputat Timur meninggal dunia, kecelakaan peziarah asal Serpong Utara di Guci Tegal pada tahun 2023 lalu, dan belum lama peziarah asal Pondok Aren di kilometer 179 tol Cipali,” pungkas Benyamin. 

RS UI Berjibaku Operasi 7 Korban Kecelakaan Bus

Di sisi lain, tim dokter Rumah Sakit (RS) Universitas Indonesia (UI) melakukan proses operasi korban kecelakaan maut rombongan bus SMK Lingga Kencana Depok.

Kecelakaan yang terjadi di Subang, Jawa Barat pada Minggu (11/5/2024) lalu itu menyebabkan sejumlah korban selamat mengalami luka berat.

Direktur Utama (Dirut) RS UI, Astuti Giantini menjelaskan, terdapat tujuh pasien dengan luka berat yang sedang menjalani perawatan.

Untuk menyelamatkan nyawa korban, tim dokter RS UI bersiaga melakukan operasi sejak Minggu (12/5/2024) pukul 07.00 WIB.

Tindakan operasi medis tujuan pasien tersebut baru selesai pada Senin (13/5/2024) pukul 03.00 WIB dini hari.

Baca juga: Kecelakaan Maut Bus SMK Lingga Kencana Depok, Korban Selamat Alami Trauma dan Butuh Psikolog

Setidaknya, dibutuhkan 20 jam proses operasi untuk menyelamatkan nyawa korban.

Kini, ketujuh pasien yang telah menjadi operasi masih dirawat di ruangan ICU (Intensive Care Unit).

“Jadi semua pasien masih di ruang ICU, saya minta doanya mudah-mudahan segera diberi kesembuhan dan perbaikan,” kata Astuti, Selasa (14/5/2024).

Hingga kini, kondisi korban masih membutuhkan perawatan intensif karena luka berat yang diderita.

Selain itu, kesadaran ketujuh pasien tersebut juga belum membaik hingga diperlukan terapi.

Halaman
1234
Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved