Kasus DBD
Kasus DBD di RSUD Tamansari hingga Mei 2024 Capai Ratusan, 60 Persen Usia SD-SMP
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tamansari, Jakarta Barat mencatat adanya kenaikan signifikan pada kasus demam berdarah dengue (DBD) hingga Mei 2024.
Penulis: Nuri Yatul Hikmah | Editor: Junianto Hamonangan
WARTAKOTALIVE.COM, TAMANSARI — Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tamansari, Jakarta Barat mencatat adanya kenaikan signifikan pada kasus demam berdarah dengue (DBD) hingga Mei 2024.
Saat ini saja, terdapat 15 orang pasien masih mendapatkan perawatan di RSUD Tamansari.
"Data 3 Mei 2024 pukul 07.00 masih ada 15 kasus DBD dirawat di RSUD Tamansari," kata Kepala Seksi Pelayanan Medik RSUD Tamansari, dr. Ngabila Salama kepada wartawan, Sabtu (4/5/2024).
Menurutnya, dari 15 pasien DBD yang tengah mendapatkan perawatan tersebut, 12 di antaranya merupakan anak-anak.
Kendati demikian, Ngabila memastikan jika perawatan pasien DBD di RSUD Tamansari masih terkendali.
"Semua masih aman terkendali, karena belum ada perubahan keparahan pada kasus DBD yang ditemukan," ungkap dia.
Lebih lanjut, Ngabila menyampaikan jika kasus DBD di RSUD Tamansari tercatat fluktuatif. Akan tetapi pada 2024 ini, pasien DBD mencapai ratusan orang.
Baca juga: Kasus DBD di RSUD Tamansari Awal Mei 2024 Kembai Naik, Ada 15 Orang Dirawat
Baca juga: Wabah DBD Mencekam, Ratusan Warga Karawang Jatuh Sakit, Dua Anak Meninggal Dunia
Dimulai pada Januari 2024, ditemukan 42 kasus DBD, Februari 2024 terdapat 249 kasus, Maret 2024 terdapat 626 kasus, dan April 2024 terdapat 572 kasus.
Meski demikian, Ngabila menegaskan tidak ada kasus kematian pada pasien DBD yang dirawat di RSUD Tamansari.
"Tidak ada kasus kematian. 60 persen kasus yang masih dirawat adalah anak mayoritas usia SD dan SMP," pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan, kasus demam berdaran dangue (DBD) meningkat hingga 628 pasien di wilayah Jakarta Barat hingga 21 Maret 2024.
Rata-rata, pasien DBD itu didominasi oleh orang yang berusia 20-45 tahun.
Tingginya kasus tersebut membuat Wali Kota Jakarta Barat, Uus Kuswanto mengimbau agar masayarakat menjaga kebersihan.
Terlebih, di tengah musim pancaroba seperti sekarang ini.
"Mungkin beberapa waktu lalu di Jakarta Selatan tinggi, sekarang di Jakarta Barat," kata Uus kepada wartawan di Kantor Wali Kota Jakarta Barat, Selasa (2/4/2024).
"Tapi yang jelas sesuai SOP, kami imbau pertama untuk menjaga kebersihan terutama di tempat penampungan air, jangan sampai air yang tergenang jadi tempat berkembang biaknya jentik," lanjutnya.
Selain itu, Uus juga mengimbau agar masyarakat mulai menggalakkan kerja bakti di lingkungan sekitar agar kebersihan tempat tinggal dapat masif tertangani.
"Kemudian PSN (pemberantasan sarang nyamuk), PSN kan sudah jelas kader jumantiknya sudah ada, honornya sudah ada, obat alatnya sudah ada, tinggal menggerakkan dan mengefektifkan apa yang sudah menjadi tanggungjawab," jelas dia.
Selain itu, Uus menginginkan agar seluruh masyarakat, kader jumantik, dan Suku Dinas Kesehatan (Sudinkes) agar bergerak untuk menjaga kebersihan demi menekan kasus DBD.
"Kalau penyemprotan (fogging) itu dilakukan ketika ada kasus. Jadi yang paling efektif adalah menjaga kebersihan," pungkasnya. (m40)
Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News.
Kasus DBD di Jakarta Barat Bikin Serem, Sudinkes Kerahkan Jumantik |
![]() |
---|
Suhu Udara Lembab Picu Kasus DBD di Jakbar yang Cenderung Naik pada 2025 |
![]() |
---|
Waspada, Musim Hujan Beres, Kasus DBD di Jakarta Barat Diprediksi Naik pada Mei 2025 |
![]() |
---|
Jumlah Kasus DBD di Depok Melonjak Drastis, Tembus 723 Pasien dan 2 Orang Meninggal |
![]() |
---|
Heru Budi Hartono Sedikit Khawatir Lihat Kasus DBD Cenderung Naik: di Jakarta Selatan Ada 500 Kasus |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.