Pemilu 2024
Ikut Demo Tolak Pemilu Curang di Kantor KPU, Refly Harun Ajak Warga Penuhi Jalan-jalan di Jakarta
Menurut Refly Harun, proses Pemilu 2024 ini hanyak melanggar konstitusi dan penuh intimidasi, mobilisasi dan tidak jujur.
Penulis: Miftahul Munir | Editor: Feryanto Hadi
Laporan Wartawan Wartakotalive.com, Miftahul Munir
WARTAKOTALIVE.COM, MENTENG - Pengamat Hukum Tata Negara, Refly Harun datang ke lokasi unjuk rasa di depan Komisi Pemilihan Umun (KPU) RI, Rabu (20/3/2024).
Ia mengaku datang ke KPU RI untuk mengutarakan keperihatinan terhadap proses Pemilu 2024 atas dugaan kecurangan.
Menurut Refly, proses Pemilu 2024 ini hanyak melanggar konstitusi dan penuh intimidasi, mobilisasi dan tidak jujur.
Misalnya kata Refly, fenomena sirekap yang tidak adil dalam proses penghitungan sementara suara Pemilu 2024.
"Karena penguasa, Presiden terlibat tim pemenangan Paslon nomor 2," tuturnya.
Baca juga: Jokowi Disorot PBB karena Dianggap Tak Netral di Pilpres, Bivitri Minta Pendukungnya Jangan Baper
Ia menduga, Presiden Joko Widodo bisa memobilisasi dana sebesar Rp 597 triliun untuk memenangkan calon tertentu dengan berbagai program perlindungan sosial.
Reflyn menilai, tidak ada calon yang memiliki kemampuan finansial yang begitu dahsyat besar.
Tapi ia menduga ada salah satu Paslon yang dibantu menggunakan APBN.
"Ada dua, perjuangan politik, ada di ranah hukum. Di politik kita terus dorong hak angket. Kecurangan yang ada dalam ranah hukum yang tersisa masih Mahkaman Konsititusi, tapi ranah sosial politik Parlemen jalanan ini," terangnya.
"Jadi 3 jalan itu tetap harus dilakukan. Tetapi yang paling penting adalah massa terus memenuhi jalan-jalan Jakarta ini, yang kemudian menunjukkan tekanan kepada dunia bahwa kita tidak bisa menerima sedikitpun Pemilu yang curang," tambahnya.
Baca juga: Bakal Diumumkan, Prabowo Subianto Akan Nobar Hasil Pilpres 2024 Bareng Ketum Partai Pengusung
Ada dua kubu massa
Dua kubu massa berbeda dukungan mulai memadati Jalan HOS Cokroaminoto, persisnya di depan gedung Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia (KPU RI), Rabu (20/3/2024).
Tampak massa mulai tiba sekira pukul 14.00 WIB.
Di sebelah kiri gedung KPU RI, diisi oleh massa yang mendukung demokrasi yang tengah berlangsung, sementara di sebelah kanan KPU RI diisi oleh massa yang menolak pemilu curang.
Keduanya dipisahkan oleh pagar beton (barier) yang dijaga oleh kepolisian.
Setiba di lokasi, adu orasi langsung berlangsung.
Ketegangan pun sempat terjadi di antara kedua kubu.
Adu orasi
Saat kubu pro demokrasi atau pemilu yang berlangsung berorasi, tampak kubu lawan tak sepakat dengan narasi yang disebutkan sehingga sempat menyoraki orasi tersebut.
Tak hanya itu, beberapa massa juga mengeluarkan uang pecahan lima ribu dan Rp 100.000 dan mengibarkannya dengan tangan di hadapan kubu berlawanan.
Baca juga: Adian Ingatkan Pak Harto Pernah Dilengserkan setelah 71 Hari Dilantik Jadi Presiden
Kemudian, adu orasi kembali terjadi.
Meskipun dibakar oleh terik matahari, kedua kubu tetap bersemangat dalam menyuarakan suaranya masing-masing.
Sementara itu, di dalam gedung KPU RI tengah dilangsungkan rekapitulasi tingkat nasional untuk dua provinsi yaitu Provinsi Papua dan Papua Pegunungan.
August Mellaz, anggota KPU RI mengatakan penghitungan rekapitulasi kedua provinsi tersebut berlangsung satu panel dan dipimpin langsung oleh ketua KPU RI, Hasyim Asy'ari.
Selesai rekapitulasi kedua provinsi tersebut, KPU RI akan langsung mengumumkan hasil Pemilu 2024 yang direncanakan rampung saat magrib nanti.
"Nah mungkin kalau waktu definitifinya kemungkinan pasca waktu berbuka," ujarnya terkait penetapan hasil Pemilu 2024, Rabu (20/3/2024).
Adapun saat pengumuman nanti, akan diketahui pula jumlah perolehan suara partai.
PSI butuh keajaiban
Partai Solidaritas Indonesia (PSI) butuh keajaiban untuk lolos ke Senayan. Hingga beberapa jam pengumuman hasil Pemilu oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada Rabu (20/3/2024) ini, PSI baru memperoleh 2,79 persen.
Artinya partai besutan Kaesang Pangarep ini masih butuh 1,21 persen suara lagi untuk menembus ambang batas parlemen/parliamentary threshold (PT) 4 persen pada Pileg DPR RI 2024.
Hingga siang ini, sudah 36 provinsi yang sudah menyelesaikan rekapitulasi suara.
KPU masih melakukan rekapitulasi untuk dua provinsi yang masih tersisa yakni Provinsi Papua dan Papua Pegunungan.
Sepertinya PSI butuh keajaiban untuk menambah 1,21 persen suara dari dua provinsi tersebut.
Dari hasil penghitungan suara hingga kemarin, PSI mendapatkan 4.190.779 suara dari total 82 daerah pemilihan (dapil).
Baca juga: Jelang Pengumuman Hasil Pemilu 2024, PSI Butuh Keajaiban, PPP Diambang Degradasi
Dibandingkan dengan jumlah suara sah Pileg DPR RI 2024 di 36 provinsi yang mencapai 150.034.514 suara, PSI hanya meraup 2,79 persen suara.
Mengacu pada Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu, partai politik yang gagal meraup sedikitnya 4 persen suara sah nasional tidak dapat mengonversi suaranya menjadi kursi di Senayan.
Namun begitu, di atas kertas, boleh jadi masih ada peluang untuk partai politik yang baru saja memberikan kursi ketua umumnya kepada putra bungsu Presiden Joko Widodo itu untuk membalikkan keadaan.
Sebagai catatan Papua dan Papua Pegunungan masing-masing wilayah itu hanya memiliki 1 daerah pemilihan (dapil).
Di Papua, ada 727.835 pemilih yang terdaftar di dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT), sementara itu DPT Papua Pegunungan sebanyak 1.306.414 pemilih.
Perolehan suara ini memang belum final. KPU RI dijadwalkan menetapkan perolehan suara sah setiap partai politik malam nanti.
Sekretaris KPU Jakarta Dirja Abdul Kadir Ungkap Pekerjaan KPUD Jakarta Belum Selesai |
![]() |
---|
Sempat Khawatir pada Kerawanan, KPU Jakarta Apresiasi Kinerja Polri Amankan Pelaksanaan Pilkada 2024 |
![]() |
---|
DKPP Prihatin Masih Banyak Penyelenggara Pemilu Tidak Netral di Pemilu 2024 |
![]() |
---|
Bawaslu Kabupaten Bekasi Rilis Laporan Akhir Pengawasan Pemilu 2024, Ini Hasilnya |
![]() |
---|
Gugatan Kader PKB Calon Anggota DPR Terpilih yang Dipecat Cak Imin Dikabulkan Bawaslu |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.