Opini

Program Makan Siang Gratis: Kisah Sukses atau …?

Jika benar anggaran bakal bersumber dari dua pos tersebut, Selamat tinggal Program Keluarga Harapan (PKH), Bantuan Pangan Non Tunai

Editor: Ahmad Sabran
nextpolicy.org via tribun trend
Ilustrasi makan siang gratis bagi pelajar 

BRAZIL


Program makan siang gratis di sekolah (PNAE) Brazil sudah dimulai sejak 1955. Mulanya untuk mengatasi kelaparan dan meningkatkan kedatangan anak-anak ke sekolah. Setelah bertahun-tahun program ini mengalami perombakan, kini program ini merupakan salah satu cerita sukses dari negara di Amerika Selatan ini.

Setiap hari sekolah, negara memberi makan 42 juta anak. Targetnya bukan hanya mengurangi kelaparan dan kekurangan gizi pada anak, tetapi juga mengubah sudut pandang anak-anak terhadap makanan.

Di Brazil, angka malnutrisi dan obesitas sangat tinggi. Itu sebabnya, gizi dan protein benar-benar terukur dalam setiap porsi makan siang yang disediakan. Setidaknya ada 8.000 nutrisionis yang terlibat dalam pelaksanaan program ini.

Gula dan kue-kue dicoret dari menu makan siang. Dapur sekolah dirancang layaknya restoran mewah, terletak di tengah ruangan utama. Aktivitas memasak bisa disaksikan. Ada juru masak kepala, dan asisten-asistennya yang bekerja khusus memotong, membersihkan dan seterusnya.

Baca juga: PSSI Tunggu Kedatangan Ragnar Oratmangoen, Thom Haye, dan Maarten Paes untuk Diambil Sumpah Jadi WNI

Sekolah juga memiliki kebun sendiri, tempat anak-anak menanam, mengurus dan memanen sayur mayur yang akan diolah di dapur sekolah. Di Brazil, masih ada anak-anak yang hanya mengenal sayuran dari supermarket, tetapi tidak memahami bagaimana sayur tumbuh. Proses berkebun ini diharapkan dapat mengubah sudut pandang dan hubungan anak-anak dengan makanan mereka sekaligus pengetahuan tentang gizi.

 
Brazil mengharuskan 30?han makanan sekolah bersumber dari pertanian keluarga Kebijakan ini membantu empat juta petani kecil dan mendorong pembangunan desa. Pada 2020, Brazil menghabiskan US$ 872,6 juta per tahun (Rp 13 triliun berdasarkan kurs Maret 2024) untuk menjalankan program ini.

FINLANDIA


Dalam buku 100 Inovasi Sosial dari Finlandia (Gramedia, 2023), Kirsi Lindroos, Dirjen Pendidikan Finlandia 2003-2007 menulis dalam segmen “Makanan Sekolah Gratis,” bahwa negeri ini merupakan yang pertama menerapkan Undang-Undang tentang makanan sekolah gratis untuk semua siswa pada 1943.

Lima tahun kemudian, semua sekolah di negeri ini menyediakan makanan gratis kepada siswanya dan bertahan hingga kini. Tujuannya untuk kesehatan siswa dan kesejahteraan komunitas sekolah. Selain makanan, negeri ini memberikan perhatian pada lingkungan makan yang bersih, menyenangkan dan tidak tergesar-gesa.

Makanan yang disediakan termauk hidangan hangat, salad, sayuran parut atau buah, sayuran segar, roti, margarin dan minuman. Variasi nasional, lokal dan musiman diperhitungkan dalam menu bersama siswa, staf dan orang tua. Kesuksesan program ini di Finlandia boleh jadi karena jumlah siswanya tak sebanyak negara-negara berkembang. Saat ini sekitar 900 ribu anak dan remaja menikmati makanan sekolah gratis setiap hari.

Bagaimana dengan progam makan siang gratis di Indonesia, sejauh ini?

Hingga 5 Maret 2024, pembicaraan belum menyentuh ranah-ranah yang esensial seperti sejauh mana program melibatkan petani lokal, siswa dan sekolah. Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto misalnya menyebut bahwa jatah Rp 20 ribu per anak, yang terdiri dari Rp 15 ribu untuk makan siang dan Rp 5 ribu untuk susu.

Budiman Soejatmiko menyebut bakal dibentuk kementerian koordinator yang membawahi lima kementerian untuk menangani urusan perut ini. Sejak masa kampanye, anggaran program ini diperkirakan membutuhkan Rp 450 triliun per tahun untuk menjangkau 82,9 juta penerima. Tapi dari mana asal usul pendanaan masih buram.

Sebelumnya, Eddy Soeparno sempat menyebut bahwa anggaran untuk makan siang gratis ini akan diambil dari subsidi energi (subsidi BBM dan subsidi elpiji). Bank Dunia memang pernah menulis bahwa subsidi energi di Indonesia tak tepat sasaran.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved