Opini

Satu Tahun Heru Budi Hartono: Manusia Nilai Tertinggi

Peneliti Kebijakan Publik GMT Institute Jakarta, Agustinus Tamtama Putra sebut Heru Budi Hartono adalah pemimpin dengan karakter tenang.

|
istimewa
Peneliti Kebijakan Publik GMT Institute Jakarta, Agustinus Tamtama Putra. 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Genap satu tahun sudah Heru Budi Hartono menjabat sebagai Pj. Gubernur DKI Jakarta.

Secara objektif PDIP, sebagai partai peraih kursi terbanyak hingga 25 orang tersebut mengatakan bahwa Heru Budi Hartono berhasil mengakselerasi pembangunan di Jakarta demi kepentingan masyarakat.

Mengurus kepentingan publik kiranya tidak semudah berretorika atau menanti mukjizat bak membalikkan telapak tangan.

Adalah gegabah dan pesimis manakala melihat keruwetan simpul-simpul metropolit dengan lari kepada argumen-argumen etis-rohani.

Peneliti Kebijakan Publik GMT Institute Jakarta, Agustinus Tamtama Putra mengatakan, kebijakan publik perlu ditangani dengan strategi-strategi dan langkah taktis jenius yang memang riil.

"Kiranya tidak banyak pemimpin yang memiliki kemampuan begini. Pemimpin yang memiliki visi ke depan dan sanggup tetap dengan tangan dingin namun kuat mampu mengurai benang kusut dari kompleksnya kehidupan Jakarta," sebutnya. 

Lebih lanjut dikatakan, Heru Budi Hartono adalah satu dari pemimpin dengan karakter tenang yang sanggup menangani persoalan Jakarta.

Bahwasanya, masyarakat secara kasat mata merasakan manfaat terobosan Heru Budi Hartono misalnya sodetan kali Ciliwung yang selama lima tahun tidak tersentuh, terbengkalai, mangkrak dan tercemar.

"Penghijauan berjalan dengan masif dan efektif, sebuah gebrakan ekologis yang memang niscaya untuk Jakarta, bukan kontraproduktif seperti ketika pohon-pohon di Monas ditebangi," tambah Tamtama.

Ia menyebutkan, kejujuran publik ialah ketika hal-hal baik memang dikatakan baik dan yang tidak baik dikatakan senyatanya tanpa gincu dan bumbu yang menor lagi culas.

Pembenaran-pembenaran yang irasional dan sentimental seharusnya sudah mulai ditinggalkan di era yang penuh dengan keterbukaan dan perkembangan saat ini.

"Batu ujian dan tes dari seorang pemimpin ialah apakah ia sanggup menjalankan amanahnya secara nyata dalam bentuk kebijakan dan aksi konkret untuk kebaikan masyarakatnya," ujar Tamtama.

"Jika banyak kritikan dan sindiran karikatural yang beredar dalam masyarakat, yang bersangkutan hendaknya punya rasa malu dan segera berbenah serta introspeksi dengan bertanya, “layakkah saya mengemban tanggung jawab moral yang besar sebagai pemimpin ini?”," tambahnya.

Maka tidak mengherankan misalnya Perdana Menteri Inggris Lizz Truss mengumumkan pengunduran dirinya pada Oktober 2022 lalu hanya selang enam minggu setelah diangkat.

"Pemimpin juga seyogyanya adalah dia yang berani mundur jika ada hal-hal yang memang tidak bisa ia tangani. Namun agaknya, pemimpin yang demikian tidak banyak di negeri ini," ungkap Tamtama.

Sumber: Warta Kota
Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved