Berita Nasional

Program Makan Siang Gratis Unggulan Prabowo Rp 15.000 Per Anak, Menkes: Kenyang Gak?

Progran unggulan Prabowo makan siang gratis ternyata hanya dianggarkan Rp 15.000 per anak. Menkes sebut belum perhitungkan gizi

Editor: Rusna Djanur Buana
Tangkapan video youtube kompastv
Sri Mulyani Menteri Keuangan merespon terkait program makan siang gratis yang sering digembar-gemborkan oleh paslon nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. 

Jika dilihat, target defisit pada tahun 2025 itu tidak berbeda jauh dibanding tahun 2024.

Pada tahun ini, pemerintah mulanya menargetkan defisit sebesar 2,29 persen dari PDB atau sebesar Rp 522,8 triliun.

Terbaru, defisit diprediksi terkerek di kisaran 2,3 persen hingga 2,8 persen karena lonjakan subsidi pupuk dan Bantuan Langsung Tunai (BLT).

Namun, jika dibandingkan pada tahun 2023, target defisit tahun depan jauh lebih tinggi.

Pada tahun 2023, pemerintah menargetkan defisit APBN mencapai 2,84 persen dan sesuai Perpres 75/2023 sebesar 2,27 persen.

Realisasi defisit justru jauh lebih rendah, yaitu mencapai 1,65 persen dari PDB atau senilai Rp 347,6 triliun. Capaian defisit ini menjadi yang terendah sejak tahun 2011.

Secara terpisah Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, pemerintah belum membahas porsi asupan dan pemenuhan gizi seimbang dalam program makan siang gratis yang dianggarkan senilai Rp 15.000 per anak.

Budi menuturkan, rapat kabinet paripurna baru membahas rencana anggaran program unggulan presiden terpilih tersebut.

"Itu (masalah gizi seimbang) belum dibicarakan, ya. Itu belum dibicarakan," kata Budi saat ditemui di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Selasa (27/2/2024).

Budaya makan siang sudah lama

Budi menuturkan, nantinya pemenuhan gizi dalam program makan siang gratis akan disesuaikan dengan penerimanya, baik balita maupun ibu hamil.

Ia pun mengatakan, makan siang gratis adalah tradisi yang sudah ada di masyarakat, termasuk di berbagai sekolah maupun pesantren.

"Perilaku atau budaya makan bersama atau makan gratis ini sebenarnya dalam kehidupan sehari-hari dari masyarakat Indonesia sudah terjadi, sehingga kita formalkan saja," ucapnya dikutip dari Kompas.com.

Terkait anggarannya, Budi meyakini akan lebih besar ketimbang program 'Isi Piringku' yang dikategorikan untuk balita, sesuai dengan porsi kebutuhan gizi.

Ia lantas berkelakar mengenai anggaran Rp 15.000 per anak tersebut.

"Sekarang saya tanya, wartawan kalau makan Rp 15.000, kenyang apa enggak?" tanya Budi.

"Enggak," jawab awak media.

"Nah, kalau di Yogya cukup," ucap Budi sembari memasuki mobil.

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved