Berita Regional
Dapat Perlawanan saat Bubarkan Pengajian, Ketum GP Ansor Perintahkan Pasukan Banser Tunggu Komando
Begitu tahu kegiatan pengajian tetap dilakukan, pasukan Banser merangsek menuju masjid tempat digelarnya acara untuk mempertanyakan komitmen panitia.
Seraya mengunggah rekaman video saat Ustaz Hanan dikawal sejumlah orang, akun tersebut memastikan upaya pembubaran pengajian oleh Banser tak berhasil.
Baca juga: Bubarkan Pengajian Ustaz Hanan Attaki, Banser Banjir Kecaman, Kebiasaan Jaga Gereja Diungkit
Hal yang sama diungkap oleh akun @GibsonVibgyor.
Ia menyebut, klaim Banser Pamekasan yang berhasil membubarkan pengajian Ustaz Hanan tidak benar.
"Siapa yg bilang Pengajian Ustadz Hanan Attaki berhasil mereka bubarkan. Alhamdulillah pengawalan dari laskar dan tokoh masyarakat membuat acara sukses dan selesai dengan sempurna," tulisnya di Twitter.
Penyebab Banser ingin bubarkan pengajian Ustaz Hanan
Video penolakan Ustaz Hanan Attaki di Masjid Al-Muttaqien, Desa Laden, Kecamatan Pamekasan, Madura pada Minggu (12/2/2023) viral di media sosial.
Ketua PC GP Ansor Pamekasan, Maltuful Anam mengaku telah berhasil membubarkan pengajian yang dihadiri oleh Ustaz Hanan Attaki.
Penolakan yang dilakukan ribuan anggota Banser NU Pamekasan itu pun ditanggapi masyarakat.
Sebagian besar menolak adanya insiden tersebut, namun banyak yang sependapat dan mendukung langkah Banser NU Pamekasan.
Dalam narasi yang beredar, penolakan terhadap Ustaz Hanan Attaki dipicu beberapa permasalahan.
Satu di antaranya adalah ketika Ustaz Hanan Attaki salah memilih diksi hingga menyebut 'Musa adalah preman para nabi' dalam ceramahnya pada tahun 2019.
Permintaan maaf itu pun diposting kembali oleh akun @GojekMilitan.
Dalam video yang beredar, Ustaz Hanan Attaki menyampaikan permintaan maafnya atas kesalahan yang diperbuat.
Dirinya mengaku keliru dan tidak bermaksud menghina nabi Musa.
"Saya ingin ngucapin terima kasih buat semua temen-temen atas nasehat dan sarannya yang berkaitan dengan diksi dalam ceramah saya, salah satunya adalah kata-kata 'Musa sebagai premannya nabi'. Saya renungkan sebagai kekeliruan dalam memilih diksi, tapi tidak ada sedikitpun unsur kesengajaan untuk menghina ataupun mencela Nabi Musa Alaihissalam dan para anbiya," ujarnya.
Baca juga: Banser NU Bubarkan Pengajian Ustaz Hanan Attaki, Ketua Banser Pamekasan: Seseorang Ini Benalu
Diksi 'preman' yang ditujukannya kepada Nabi Musa dijelaskannya untuk menggambarkan kekuatan fisik dan tenaga yang dimiliki Nabi Musa.
Bukan imej negatif dari istilah Preman yang digunakannya.
"Karena kalau kita mendengar kalimat itu secara lebih panjang atau lebih lengkap, jelas saya di situ saya sedang berbicara tentang kehebatan Nabi Musa dari sisi tenaga atau fisiknya, hanya saya keliru memilih istilah preman yang tadi saya pikir-yang tadi saya anggap istilah itu adalah istilah untuk kekuatan fisik, bukan lebih kepada imej moralnya," ungkap Ustaz Hanan Attaki.
Atas hal tersebut, dirinya menyampaikan Jazakumullah Khairan Katsiran Wa Jazakumullah Ahsanal Jaza yang berarti semoga Allah SWT akan membalas kalian dengan kebaikan yang banyak dan semoga Allah SWT akan membalas kalian dengan balasan yang terbaik.
Selain itu, dirinya beristigfar atas kekeliruan dan kesalahan yang terjadi.
"Untuk itu saya mengucapkan Jazakumullah Khairan Katsiran Wa Jazakumullah Ahsanal Jaza kepada temen-temen semuanya dan Astaghfirullahaladzim atas kesalahan ini, mohon maaf atas kesalahpahaman ini," jelasnya.
Klarifikasi Hanan Attaki
Ustaz Hanan Attaki angkat bicara soal Banser NU Pamekasan yang melakukan pengusiran pengajian serta tuduhan wahabi,.
Hanan Attaki membantah semua tuduhan yang ditujukan kepadanya.
Dirinya beralasan, walaupun bukan merupakan pengurus Nahdlatul Ulama (NU), dirinya tumbuh besar di lingkungan yang kental dengan Nahdlatul Ulama.
Hal tersebut disampaikan Ustaz Hanan Attaki lewat Channel YouTube miliknya @hananattaki pada Kamis (16/2/2023).
"Tuduhan yang lain adalah saya dikatakan gembong wahabi, saya tumbuh dan besar dalam lingkungan kultur, kalau di Aceh itu istilahnya Salafiyah, Salafiyah itu kalau di Jawa itu namanya NU-Aswaja, orang Aceh nyebutnya Salafiyah," jelas Ustaz Hanan Attaki.
Baca juga: Ketua Banser NU Pamekasan Klaim Sukses Usir Ustaz Hanan Attaki, Jemaah Posting Meriahnya Pengajian
"Saya menikah dengan perempuan, (lukusan) Al Azhar juga dari Tuban, Jawa Timur, keluarga Kiyai," tambahnya.
Bahkan, lanjutnya, Keluarga Besar Ustaz Hanan Attaki, Haneen Akira merupakan para ulama NU.
Kakek buyut istri Ustaz Hanan Attaki, yakni Kiyai Husein diungkapkannya merupakan pendiri NU Cabang Tuban.
Beliau katanya memiliki Pondok Pesantren Tahfidz Al Quran pertama di Tuban bernama Pondok Pesantren Manbail Fakhriyah Alchusainiyah.
Pondok pesantren itu masih berdiri hingga saat ini di Jalan Raya Jenu Nomor 107 Tuban, Jawa Timur.
Baca juga: Dugaan Cawe-cawe Presiden Akan Dibahas dalam Hak Angket, Hamdan Zoelva Minta Jokowi Tak Khawatir
"Keluarga besar saya di Tuban itu keluarga Kiyai semua, Kiyai NU tulen. Bahkan, kakek buyut istri saya itu pendiri organisasi NU Cabang Tuban pada masanya, pertama kali ada NU di Tuban itu salah satu pendirinya adalah kakek buyut istri saya, beliau adalah Kiyai Husein," ungkap Ustaz Hanan Attaki.
"Kita nyebutnya Mbah Husein ya yang punya Pondok Pesantren pertama juga untuk Tahfidz Al Quran pertama di Tuban, namanya Pondok Pesantren Manbail Fakhriyah Alchusainiyah (Jalan Raya Jenu Nomor 107 Tuban, Jawa Timur), itu adalah kakek buyutnya istri saya," jelasnya.
Tak hanya itu, Hanan Attaki juga menjelaskan Mertuanya merupakan pengurus Masjid NU, yakni Masjid Maulana Asmorokondi Palang Tuban, Jawa Timur.
Oleh karena itu, dalam sejumlah kegiatan, dirinya ikut serta dalam acara yang digelar NU.
Di antaranya, mengisi ceramah dalam Maulid Nabi Muhammad di Kawasan Palang dan Asmorokondi Tuban serta sedekah laut.
"Mertua saya, pengurus mesjid Maulana Asmorokondi Palang Tuban, itu juga mesjid NU, dan saya berapa kali mengisi di kawasan Palang Tuban, kawasan Asmorokondi, termasuk acara Sedekah Laut, saya ceramah di sana dalam rangka Maulidan, Sedekah Laut memberikan motivasi kepada anak-anak muda di sana," ungkap Ustaz Hanan Attaki.
Selanjutnya, Ustaz Hanan Attaki mengaku menjadi penggagas dalam pendirian sekolah NU terbesar di Tuban, yakni Bina Anak Saleh.
Baca juga: Dugaan Cawe-cawe Presiden Akan Dibahas dalam Hak Angket, Hamdan Zoelva Minta Jokowi Tak Khawatir
Ketika itu, dirinya diamanatkan menjadi Kepala Sekolah oleh mantan Bupati Tuban periode 2011-2016, yakni KH Fathul Huda.
"Ikut mendirikan-mengkonsep sekolah dengan warna NU tulen di Tuban, rupanya sekarang menjadi sekolah terbesar di Tuban, namanya Bina Anak Saleh yang punyanya adalah mantan Bupati Tuban, yaitu Pak Fuda, saya kenal dekat dengan beliau, saya dulu awal sekolah itu berdiri saya ikut mengkonsep dari awal, saya jadi Kepala Sekolahnya dan itu sekolah NU," ungkap Ustaz Hanan Attaki.
"Jadi walaupun saya bukan NU struktural, tapi saya tumbuh dengan keluarga besar NU, saya punya sahabat Muhammadiyah, punya keluarga sebagian Muhammadiyah, sahabat persis, saya berteman dengan siapapun, bahkan saya punya beberapa sahabat yang non muslim juga, kita diskusi biasa, saling menghargai," jelasnya.
Usulan Pemakzulan Dedi Mulyadi Akan Disampaikan ke DPRD Jabar, SP3JB Klaim Punya Argumen Kuat |
![]() |
---|
Fortinet Accelerate Asia 2025 Surabaya, Hypernet Technologies Perkuat Ekosisitem Keamanan Digital |
![]() |
---|
Tiga Bakteri Lolos Skrining Tim Gizi BGN, Jadi Penyebab Ratusan Siswa di Sleman Keracunan |
![]() |
---|
Kepala Desa Cianaga Ketahuan Bohong, Ibu Anak Tewas Karena Cacingan Bukan ODGJ |
![]() |
---|
Viral Guru di Lampung Ancam Cekik Siswa di Tengah Upacara |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.