Pemilu 2024

Politisi PKS Ibaratkan Quick Count seperti Pisau, Berbahaya Jika Disalahgunakan Pihak Tertentu

MTZ mengungkapkan, setelah Pemilu tgl 14 Februari 2024, penayangan QC ditengarai telah merusak iklim demokrasi di Indonesia

|
Penulis: Fitriyandi Al Fajri | Editor: Feryanto Hadi
Wartakotalive/Fitriyandi Al Fajri
Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta, M Taufik Zoelkifli (MTZ) saat rapat kerja di DPRD DKI Jakarta beberapa waktu lalu 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Muhamad Taufik Zoelkifli (MTZ) mengibaratkan, hasil hitung cepat atau quick count (QC) seperti pisau.

Artinya, bisa berbahaya jika disalahgunakan untuk kepentingan tertentu.

Sekretaris Fraksi PKS DPD DKI Jakarta ini menyebut, pisau adalah alat untuk membantu seseorang menyelesaikan pekerjannya seperti memotong. Namun sebaliknya, pisau bisa mencelakakan ketika digunakan orang lain untuk menyerang.

Dia berujar, hakekat sebuah pisau adalah barang netral.

Baca juga: Sirekap Masih Eror, KPU Kabupaten Bekasi Gelar Pleno Rekapitulasi Tingkat Kecamatan Serentak Besok

Baik buruknya tergantung dari bagaimana pisau tersebut digunakan

Khalayak juga tak bisa melarang pabrik memproduksi pisau.

Akan tetapi khalayak dapat mempringatkan orang yang menggunakan pusai dengan tidak semestinya.

“Demikianlah quick count, sebuah metode penghitungan statistik yang netral. Hitung cepat mencoba memperkirakan dengan cepat hasil pemilihan umum di suatu tempat sebelum hasil sebenarnya diketahui melalui real count. Nah, quick count ini adalah sebuah pisau,” kata MTZ pada Senin (19/2/2024).

Baca juga: Surya Paloh Dipanggil Jokowi, Sudirman Said Pastikan NasDem Masih Setia di Koalisi Perubahan

MTZ mengungkapkan, setelah Pemilu tgl 14 Februari 2024, penayangan QC ditengarai telah merusak iklim demokrasi di Indonesia.

Karena QC dari berbagai lembaga survei ditayangkan terus menerus secara masif di media massa (media mainstream dan media sosial).

“Hasil QC itu jelas-jelas menyatakan kemenangan Paslon nomor 02 di atas 50 persen. Artinya Pemilu diperkirakan berlangsung 1 putaran maka, ‘serangan’ paparan terus menerus hasil QC ini disebut bisa mempengaruhi rakyat, memframing (membingkai) mereka bahwa pemenang Pemilu 2024 adalah Paslon 02 dengan suara di atas 50 persen,” jelas MTZ.

Menurutnya, QC telah digunakan untuk tujuan mencuci otak manusia bahwa hasilnya adalah harus dipakai sebagai hasil Pemilu.

Dalam hal ini QC sedang digunakan untuk tujuan yang negatif.

Pemilu berupa pencoblosan telah selesai dilakukan. Rakyat telah berbondong-bondong memberikan suaranya pada Rabu (14/2/2024).

Tapi hasil penghitungan suara Pemilu belum selesai.

Halaman
12
Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved